Thirty One - Dress up

613 113 11
                                    

"Nih, daripada lo bengong" Marsel melempar sebuah kaleng minuman kepada Gio yang dengan sigap menyambutnya.

Ia dan Gio sudah kurang lebih duduk sekitar 2 jam disofa tunggu butik itu. Mereka sudah selesai memilih pakaian untuk hari kelulusan, hanya saja Aira dan Atha masih tertinggal didalam dengan kata 'sebentar, mau cariin Atha make baju'.

"Sebentar versi cewe emang lama ya?" Gumam Marsel yang sudah mengambil tempat disebelah Gio.

"Gue juga ngga paham arti kata sebentar bagi kaum hawa, Sel" jawab Gio sambil membuka penutup kaleng minumannya sehingga membuat bunyi gas soda yang keluar.

Marsel mengangguk lalu meminum minuman miliknya sendiri, "Gio"

Gio menoleh pada Marsel, "Apa?"

"Sampai kapan kita begini?"

"Apanya?"

Marsel menghela nafasnya sambil menyandarkan tubuh jangkungnya dengan nyaman disofa dengan arah tatapan mata pada gadis berambut hitam diujung sana sedang tertawa memilah baju digantungan, Aira. "Sampai kapan kita bisa nyembunyiin perasaan?"

Gio tercekat mendengar perkataan Marsel. Matanya sontak ikut memerhatikan arah pandang Marsel. Disana, tepat disebelah Aira ada gadis cantik berdiri, gadis yang selalu ada didalam pikirannya. Atha.

"Do you feel the same way like me, Yo?" Tanya Marsel lagi.

"Bodoh memang. Tapi mau gimana lagi. Permasalahan cinta emang ngga ada jalan keluarnya"

"Gue sahabatnya. Tapi hal terbodoh yang gue lakukan adalah jatuh cinta sama dia, Yo" penjelasan panjang lebar dari Marsel membuat Gio sedikit tertegun.

"Aneh ya Yo, gue tiba-tiba ngomong gini. Laki curhat ke laki aneh rasanya" tambah Marsel tertawa garing sambil menepuk pelan paha Gio.

"Just do it"

Marsel menengok mendengar perkataan singkat Gio. "Apanya?"

Gio meminum sodanya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Marsel. "Kalo lo yakin, kejar"

"Dan kalau memang tindakan itu bodoh, that means she is amazing for making us become such a fool"

"If you like her, stay for her. Make her as the big reason why you need to survive. Just don't let her a pain become a scars on her self. Be her medicine everytime she needs" sambung Gio.

Marsel terperangah mendengar penjelasan super panjang yang terlontar begitu saja dari bibir tipis Gio.

"Love can make you speak more than ussual, Yo" ucap Marsel masih dengan mimik wajah yang sama seperti tadi.

"No"

Marsel menautkan kedua alisnya sambil menatap Gio yang masih saja dengan tatapan lurus pada Atha dan Aira yang jauh disana. "Hah?"

"There is a girl who can make me understand about what is love in a different way. She told me love by her pain and her smile"

"Gue harap kita bisa menenukan solusi ini, Yo" ucap Marsel menepukkan pelan tangannya pada punggung leher Gio. "I hope we can live hapily ever after, with whoever she is"

Drrt drrt

Getaran pada ponsel Gio sedikit mengagetkan keduanya. Buru-buru sang empunya merogoh benda berbentuk persegi panjang seukuran genggamannya itu.

One new message.

Kening Gio berkerut melihat apa yang tertera disana, pesan dari Sera.

From : Sera

BEAUTIFUL YOUTH (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang