Twenty Eight - Clarity

766 117 41
                                    

"Buka mulutnya" ujar Gio pelan sambil melayangkan sesendok berisikan bubur itu dengan perlahan menuju mulut Atha.

Tapi Atha menggeleng.

Gio menghela nafasya pelan lalu mengembalikan sendok itu kedalam mangkuknya, "You need to eat"

"No, Gio. Gue sudah makan bubur dari kemaren dan itu ngga enak" Atha menggeleng sambil memasang wajah 'tidak'nya pada mangkuk berisikan bubur itu.

Ini sudah hari ke-2 sejak Atha bangun dari komanya. Walaupun begitu, Atha tetap harus dirawat inap sekitar 1 minggu lagi untuk pemulihan tubuhnya. Memastikan semua saraf-sarafnya berfungsi dengan baik.

"Tapi lo harus makan yang lembut-lembut, Ta" Sanggah Gio sambil menatap intens gadis didepannya itu.

"I need something sweet, please?" Atha menatap Gio dengan penuh permohonan. Bubur dan segala obat dirumah sakit membuat lidah Atha mati rasa. Semuanya tidak enak.

"Please don't give me that face" ujar Gio tapi Atha tetap memasang wajah memohonnya.

"Ta please. Gue hampir gila karena lo koma. Tolong jangan bikin gue lebih gila karena wajah itu" Gio mengacak-acak rambutnya dengan gusar.

"Sorry, for making your life difficult" gumam Atha.

Gio menghela nafasnya pelan lalu mengeluarkan sebatang coklat yang memang sengaja disiapkannya untuk Atha dibalik saku jaketnya, "I can't believe that I fail

.. but promise me to eat this slowly" ujar Gio sambil membukakan bungkus coklat itu untuk Atha.

Remember that Atha loves chocolate till die?

Atha langsung berbinar saat meraih coklat itu, "Are you really giving me this chocolate? OMG"

Gio mengangguk sambil tersenyum tipis, "Tapi lo harus habisin itu sebelum dokter dan para susternya masuk kesini"

Atha menengok pada jam didinding, "Jam berapa jadwal kunjungan dokternya?"

"5 menit lagi"

"Hah?!" Atha melotot pada Gio dan sontak membuat lelaki itu tertawa.

"No, I'm just kidding baby. Anyway your face is so cute" Gio masih tertawa sambil mengacak-acak rambut Atha.

Sedangkan Atha? Ia hanya cemberut dengan segala perlakuan Gio. Setidaknya karena ini, moodnya jadi lebih baik. "So bad" desisnya.

"Just eat it properly and slowly" ujar Gio yang sudah mulai tenang dari tawanya.

"Aye-aye captain" Atha mengangguk pasrah lalu bersiap hendak menggigit batangan coklat itu.

"Wait"

"Why?" Tanya Atha saat melihat Gio tiba-tiba beranjak dari duduknya dan mendekat padanya.

"Mana ikat rambut lo?"

Atha mengerutkan keningnya sambil menunjukannya pada Gio melalui arah dagunya, "Diatas meja"

Gio mengangguk lalu mengambil ikat rambut berwarna hitam dengan hiasan yang mirip seperti buah ceri itu.

"Buat apa, Yo?"

Gio masih diam sampai tangannya meraih pelan seluruh rambut Atha, mengumpulkannya dengan perlahan menggunakan jemarinya, "Sebelum lo makan itu, rambut lo harus diikat biar ngga kemakan" ujar Gio lalu mengikat rambut Atha dengan pelan.

Atha terdiam. Ia berusaha menetralkan detak jantungnya. Perlakuan Gio barusan benar-benar memompa darah dan segala didalam tubuhnya menjadi tidak beraturan.

BEAUTIFUL YOUTH (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang