Thirty - Fault

656 118 22
                                    

"Jadi?" Tanya Gio dengan tatapan datarnya. Semua penjelasan yang baru saja ia dengarkan dari lelaki bergelar dokter itu tidak masuk diotak Gio.

"Pasien Athalea Qiandra itu masih jauh dari dikatakan sehat secara jasmani. Gangguan mentalnya benar-benar tidak bisa dianggap sepele"

Gio menghela nafasnya pelan sambio memijit batang hidungnya, "Berapa persen untuk Atha bisa pulih normal?"

Lelaki berjas putih itu memperbaiki letak kacamatanya lalu menatap Gio, "Kami tidak bisa memastikan ia akan sembuh 100 persen karena itu semua tergantung dari dirinya sendiri. Tapi setidaknya jika ia menjalani terapi rutin, itu akan sedikit membantu"

Apa yang Gio harapkan? Sudah sejak pagi-pagi sekali dokter memanggilnya secara pribadi untuk datang keruangannya dan membicarakan penyakit skizofenia yang diderita Atha. Bahkan ia sudah kenyang mendengarkan semua penjelasan berbelit dari dokter itu.

"Jadi kami perlu persetujuan dari anda untuk pengobatan pasien Athallea" lanjut dokter itu.

*

*

*

Seminggu telah berlalu. Gadis itu duduk dipinggir ranjangnya dengan kaki menjuntai kelantai, menunggu seseorang menjemputnya.

Ia memandang jendela yang langsung menghadapnya, menampakan pemandangan jalan dan gedung-gedung pencakar langit Jakarta. Ia tersenyum.

Atha mengingat kembali memorinya beberapa waktu lalu, dimana ia ada diposisi terbawah hidupnya, posisi dimana tidak ada harapan hidup untuknya. Ia bersyukur hari ini ia masih bisa menghirup udara segar yang merasuki penciumannya.

"What is my baby doing?"

Atha menoleh saat mendengar suara itu. Ia tersenyum karena hanya dengan mendengarnya, ia sudah tahu ia suara Gio. "I'm just looking at the views"

"How are you feeling?" Tanya lelaki itu sambil mendekat pada Atha.

"So much better than before, don't worry"

Gio tersenyum tipis sambil menatap wajah Atha dari samping. "Wanna go home now?"

"I have been waiting for this"  jawab Atha.

"Nice"

Gio menghela nafasnya pelan saat melihat Atha yang begitu bersemangat akan kembali kerumah. "Dirumah lo, bibi-bibinya kemana?"

Atha menoleh pada Gio, "Oh bibi-bibinya pada berhenti. Kasihan mereka malu kerja dirumah"

"Ta"

"Gapapa kok, gue bisa ngurusin rumah sendiri. Lagian kalo cuman gue yang dirumah, ngga perlu bibi-bibi lagi kan?"

Gio diam. Ia menatap sorot mata gadis itu. Kuat tapi rentan. Jika diibaratkan, Atha itu benar-benar seperti batu kristal.

Cantik, kuat dan berharga bagi Gio. Tapi, kristal juga bisa pecah jika jatuh. Itu kenapa Gio tidak ingin sampai kristal yang ini jatuh dan hancur. Gio ingin menjaganya dan menyimpannya.

*

*

*

Sudah tiga bulan berlalu sejak Atha keluar dari rumah sakit. Atha juga rutin melakukan pengobatannya setiap minggu dirumah sakit yang ditemani Gio dan juga terkadang yang lainnya.

Hari ini Atha, Gio, Jeff, Sera, Aira dan Marsel berkumpul dirumah Jeff. Mereka mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan kelulusan beberapa dari mereka yang hanya dalam hitungan hari lagi.

BEAUTIFUL YOUTH (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang