Sabtu, Minggu berlalu sangat cepat. Rasanya baru kemaren mereka tiba di villa dan menghabiskan waktu bersama. Tapi ada satu hal yang membuat perhatian mereka terkuras. Jawaban Gio saat malam api unggun waktu itu.
Dikamar para wanita, selesai mandi ada Aira yang sedang mengeringkan rambutnya dimeja rias lalu ada Sera yang memainkan ponselnya diujung ranjang dan terakhir ada Atha yang sibuk berkutat dengan laptopnya disebelah Sera. Mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing sampai akhirnya Aira memecah keheningan itu.
"Gue penasaran sama jawaban Gio" ucap gadis itu berbalik lalu menatap Sera dan Atha secara bergantian.
"Sejujurnya," Sera meletakkan ponselnya diatas ranjang lalu menatap Aira balik "Gue juga penasaran".
"I never been this curious, for seriously" ujar Aira.
Atha menghela nafasnya pelan sambil meletakkan pelan laptop itu agar menjauh dari atas pahanya. Ia mendengar apa yang dikeluh kesahkan kedua sahabatnya ini. Masalah jawaban Gio pada malam itu, ia juga penasaran siapa yang bisa menarik perhatian lelaki berwajah belasteran asia itu.
Gio itu sempurna. Tidak ada cacat sedikitpun. Biarpun ada, ia yakin kecacatannya akan tertutupi dengan sempurna karena segala keindahannya. Davaro Fergio, lelaki yang beberapa waktu terakhir ini sering menghabiskan waktu dengannya itu pernah menyukai salah satu dari mereka, bagaimana bisa Atha juga tidak ikut penasaran?
"Every girls would be curious too if they listened to it that night" Atha membuka suaranya sambil memasang senyum tipisnya.
"But he said the girl was one of us. Oh my god" sambung Aira lalu kembali mengeringkan rambut panjangnya dengan handuk.
Sera yang dari tadi diam lalu menatap Aira dan Atha bergantian, "Gue ngga paham sama jawaban Gio"
"Kenapa?"
Sera menunduk lemas sambil menatap ponselnya, "How dare he makes girl flustered like this with that answer"
Jawaban Gio memang membuat ketiga gadis itu bingung. Bukan apa, selama ini mereka memendam suatu perasaan dibalik label 'teman' itu sendiri.
Ingin dikatakan munafik? Tapi itulah mereka. Hanya remaja biasa yang bisa jatuh cinta sapa siapa saja.
"Gio, Jeff dan Marsel. Semuanya bikin bingung"
Atha mengerutkan keningnya lalu menatap Aira, "Kenapa?"
"Girls big problems are love and how can we trapped in love between friendship?"
Atha diam. Perkataan Aira membuat lidahnya kalut. Terjebak cinta diantara persahabatan adalah sesuatu yang rumit.
Terlepas dari Marsel mungkin bisa membuat hati Atha sedikit lega. Tapi menemukan dirinya mulai merasa 'nyaman' dengan Gio membuatnya makin bingung. Entah terlepas dari Marsel dan berakhir pada Gio pun atau bahkan jika nanti Jeff juga, semuanya akan tetap sama. Ketiga lelaki itu ada dalam lingkup persahabatannya. Sama layaknya Aira dan Sera jika mereka juga memiliki perasaan terhadap ketiga lelaki itu. Semuanya serba salah.
"Rasanya gue kadang menyesal punya sahabat kaya mereka" Sera bersuara. "Karna ketika kita tumbuh dewasa, semuanya terasa berbeda"
"Dulu, gue kira kita bisa jalanin persahabatan ini tanpa ada kata cinta
Tapi gue sendiri gagal. Dan gue rasa gue bukan satu-satunya orang yang gagal dalam ini, kan?" Aira melemparkan pandangannya pada Atha dan Sera."Gue, ...... juga" jawab Sera pasrah. Nadanya terdengar rendah dan serak.
Atha kaget. Ya, malam ini Aira dan Sera telah mengakui perasaan mereka. Walau Atha tidak tahu pada siapa hati kedua sahabatnya ini berlabuh tapi kenapa ia juga merasa demikian? Gagal.
Bagaimana nasib persahabatan ini jika semuanya sudah memendam perasaan. Akankah semuanya bisa berjalan seperti biasa atau malah sebaliknya.
"Fine, we are lose" ujar Aira dengan nada kesal. Gadis itu lalu melirik Atha yang masih diam, "How about you, Ta?"
Lidah Atha terasa kalut. Apa yang harus ia katakan. Ia takut semuanya akan hancur. Demi apapun Atha sangat takut dengan itu. "Gue, gue ngga tau" jawabnya ragu.
"Tapi kita semua sahabat kan?" Tanya Atha meyakinkan kedua sahabatnya itu, "Gue tau ini ngga logis, cuma kenapa gue sedih dengan kenyataan ini?"
"Gue takut kita hancur cuma karna cinta" lanjut Atha. Suaranya merendah. Aira dan Sera terdiam mendengarkannya.
"Gue juga"
Drrt drrt
Atha sedikit kaget tiba-tiba ada getaran dikakinya. Ada ponselnya yang menampakkan satu panggilan masuk.
Buru-buru ia segera mengangkat panggilan tersebut, "Halo?"
Love can make everything become happier and broke everything in a same time. - Beautiful Youth.2017
*
*
*
Suasana dikamar itu tidak ribut tapi juga tidak hening. Ada Marsel yang bermain playstation bersama Jeff lalu ada Gio yang menyendiri dengan bukunya diatas kasur.
"Gio"
"Apa?"
"Udah dua hari sejak lo bilang siapa gadis itu. Sampe sekarang lo ngga ngasih tau gue" ujar Marsel asal tanpa menoleh pada Gio.
"Lalu?"
"Ya gue penasaran bego"
"Dia manusia" jawab Gio singkat.
Marsel yang nendengarnya langsung mempaused ps nya lalu menatap Gio kesal, "Modar lo sono"
"Anj, gue sudah deket finish malah main paused aja lo" Jeff bersuara.
"Gio noh, kesel gue"
"Kesel jadi cinta"
"Najis!"
"Siapa sih Yo? Aira? Atha? Atau Sera?" Cerocos Marsel lagi membuat Gio mau tidak mau membuat matanya menatap Marsel balik. "An angel"
"Siapa?"
"Lo kepo banget jadi orang, Sel" Jeff yanh berada disebelahnya langsung menjitak jidat lelaki jangkung itu, "Lanjutin game nya gila"
"Eh tai lo"
"Bodo"
"Lanjutin cepet"
Marsel mendengus kesal lalu beralih pada stik ps nya lagi. "Dasar kampre-"
'BRUK'
tiba-tiba pintu kamar itu dibuka dengan kasar oleh seorang wanita yang sedang terengah-engah didepan pintu.
"Loh Aira?" Tanya Jeff mendapati Aira yang sulit mengatur nafasnya.
"Kenapa lo? Kambuh?" Kali ini Marsel berdiri dan menghampiri gadis itu.
Aira menggeleng, entah kenapa sulit rasanya berbicara karena jantungnya sedang berdegup kencang dan paru-parunya sedang berusaha mengambil nafas. "B-Bukan gue hhh" Aira masih terengah-engah.
"Ada apa?"
"Atha, please guys help her"
Gio yang tadinya diam dikasur dalam sekejap langsung berdiri dan menghampiri Aira dipintu. "Kenapa Atha?"
"Ayahnya"
"Kenapa?"
Gio, Jeff, dan Marsel menatap intens Aira. Menunggu jawaban gadis itu, "Ada apa Ra?"
"Ayahnya Atha masuk rumah sakit"
"Apa!?"
"Shit" Gio berdecak lalu segera beranjak dari kamar itu. Saat ini, dipikirannya hanya Atha. Ia membayangkan betapa paniknya gadis itu sekarang.
Gio need to escort her.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL YOUTH (Complete)
Storie d'amore[SUDAH DITERBITKAN DAN SEDANG DI REVISI] Kita terperangkap dalam sebuah arus yang mengatas-namakan persahabatan diatas segalanya tapi melupakan cinta yang terselip diantaranya. Berusaha membuang sesuatu yang ada menjadi tidak terlihat. Membuat cint...