Banyak yang berlalu lalang. Membawa barang berbentuk kotak dengan kedua tangkai sebagai holder dari benda itu. Antre barisan check in tidak terlalu panjang, gadis itu berdiri diantara orang-orang satu koper besar berwarna silver sambil menatapi ponselnya.
Atha melirik kebelakang, barangkali ada orang yang ia tunggu datang untuk memberinya salam perpisahan terakhir sebelum ia benar-benar meninggalkan Jakarta.
Tapi nihil.
Hanya ada antrean orang yang berdiri dibelakangnya dan beberapa petugas keamanan bandara yang sedang berjaga didekat pintu check in.
*
*
*
Lelaki itu mengumpat berkali-kali didalam hatinya. Ia mengambil jaketnya yang ia letakkan asal diatas sofa dengan kasar.
Ia terlambat. Sangat.
"Gio!" Panggilan itu tidak membuatnya menengok sedikitpun.
"Gio!" Seseorang menarik lengannya secara paksa. Lelaki itu langsung menahan tangannya. Kekuatan tangan Gio tidak perlu dipertanyakan lagi, apalagi jika hanya harus menahan tangan gadis menyebalkan didepannya itu.
Entah sejak kapan ia menamai Sera sebagai gadis menyebalkan diotaknya.
"Sera, lepas tangan gue"
"Lo mau kemana?" Sera merengek. Ia memang egois.
Gio menghela nafasnya kasar. Rasanya sudah cukup emosinya terkuras pagi ini hanya karena Sera. "Cukup Ser, gue harus pergi sekarang"
"Ngapain? Kemana lo? Datengin Atha? Disaat keadaan gue begini? Lo memang pilih kasih, dulu pas Atha diposisi yang sama kaya gue lo selalu ada disampingnya-"
"Gue seperti itu karna dia Atha, dan lo bukan" jawab Gio dingin lalu melepas paksa tangan Sera yang melingkar dilengannya.
Ia pergi begitu saja keluar dari rumah Sera. Gio sudah penuh amarah. Waktunya yang berharga terbuang begitu saja hanya karena Sera.
Saat ini satu hal yang memenuhi otak Gio, Atha. Apakah gadis itu masih menunggunya dibandara?
"Gio!" Satu seruan dari lelaki yang baru saja keluar dari mobil hitam putih diikuti gadis yang keluar dari pintu penumpang.
"Marsel"
"Kenapa lo masih disini? Gue kira sudah kebandara" Marsel berucap dan membuat Gio lagi-lagi mengusapkan wajahnya dengan kasar.
"Sera tadi nelpon gue dan katanya darurat. She takes my times, shit"
"Astaga, kalo gitu cepet sekarang ke bandara. Fast, ini sudah set 8. Gila apa?" Aira bersuara. "Marsel, cepet bawa Gio ke bandara. Sekarang. Jangan suruh Gio yang bawa, gue percaya pikiran Gio lagi kalang kabut sekarang. Daripada kenapa-kenapa dijalan, mending lo yang bawa mobilnya" Aira mendorong pelan badan Marsel, memberikan lelaki itu gesture agar segera pergi.
"Lo gimana?"
"Gue yang urusin Sera sekaligus nungguin Jeff dateng. Titipin salam gue buat Atha. Sumpah" gadis itu bersuara sambil menghela nafasnya berat. "Cepet pergi sekarang. Gue ngga mau ngga ada sama sekali yang ngasi Atha salam perpisahan" Aira bertitah.
"Please ride safely"
*
*
*
Sinar matahari pagi mulai menerpa tubuhnya yang duduk diruang tunggu keberangkatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL YOUTH (Complete)
Dragoste[SUDAH DITERBITKAN DAN SEDANG DI REVISI] Kita terperangkap dalam sebuah arus yang mengatas-namakan persahabatan diatas segalanya tapi melupakan cinta yang terselip diantaranya. Berusaha membuang sesuatu yang ada menjadi tidak terlihat. Membuat cint...