Thirty Six - Bye

475 109 60
                                    

Tidak sampai 24 jam sejak kejadian itu, Gio masih gelisah. Ia menyesal mengatakan itu pada Atha. Ditambah lagi nomor ponsel Atha yang tidak aktif. Gio resah.

Malam ini, dibalkon kamarnya Jeff, Gio menatap langit malam sambil memainkan ponsel ditangannya. Berharap telponnya segera tersambung.

"Worried?" Suara itu muncul bersamaan dengan tepukan pelan pada pundaknya. Marsel mengambil tempat disebelah Gio lalu ikut menatap langit.

Gio berdehem pelan mengiyakan. Ia menunduk menatap bawah. "Tadi Atha ada bilang apa?"

"Ngga ada, dia cuma bilang sorry lalu pergi" balas Marsel.

"Gue ngga mau dia salah paham"

Marsel menengok pada Gio lalu menyunggingkan senyum pahitnya, "Thats not the thing you should worried about"

"Why?"

"Atha bukan tipe gadis yang mudah salah paham"

"I hurt her"

"Then comfort her if you feel guilty"

Gio menghela nafasnya kasar sambil menggengam kuat ponsel ditangannya. "Gimana Sera?"

"She is fine. Ngga usah khawatir. Ada Jeff sama Aira yang jagain dia dikamar"

"Atha ngga jawab telfon gue" ucap Gio dengan nada pelan.

"Give her time"

"I did. I love her Sel and I can't be in this situation"

"You loved her and she love you. But its not that simple" balas Marsel. "I know you have a lot of things to think, but believe me that she has more than you thought before and she need to think about it by her self, alone. She been through a lot of pain"

Drrt drrt

Getaran pada ponsel Gio membuat sang empunya buru-buru mengecek notifikasi tersebut.

From: cystal baby

Gio, I guess right now you are waiting call from me? HAHA jk. I wanna spend my day tomorrow with you if you don't mind. I'd like to pay you back for what you did to me this lately. Would you?

Kedua mata Gio menatap seksama kata demi kata yang ada disana. Ada sebelit rasa lega didadanya karena Atha menghubunginya setelah kejadian tadi.  Tak perlu menunggu lama, Gio langsung menyentuh logo telfon pada pojok bawah layar ponselnya pada room chat gadis itu. Ia rindu.

*

*

*

"...maaf kalau saya terkesan ikut campur tante. Saya tahu betul gimana rasanya jadi anak yang orang tuanya bercerai. Sera sebentar lagi mau lulus, kalau tante dan om bercerai nanti Sera ngga fokus lagi kuliah. Sera pasti sedih tante" ucap Atha panjang lebar. "Sera itu kesepian, apalagi kalau om dan tante bercerai. Sera nanti sama siapa?"

"Atha.."

"Sekali lagi saya minta maaf sudah ikut campur masalah ini tante. Tapi saya tahu betul bagaimana sifat Sera yang periang. Dan yang saya temukan hari ini bukanlah Sera yang biasanya. Sera hancur. Saya harap tante bisa memikirkan keputusan ini lagi"

"Menjadi anak broken home bukanlah hal yang mudah. Apalagi bully-an sekitar yang tidak memandang bulu. Saya ngga mau Sera jadi kaya saya"

"Dan saya ingat betul waktu kelulusan SMA Sera pernah bilang kalau ia ingin saat kuliahnya nanti selesai, ingin didampingi oleh om dan tante. Sera juga mau bikin om dan tante bangga punya anak seperti Sera. Jadi, Atha mohon buat pikirin lagi keputusan cerai itu. Saya ngga mau Sera jadi goyah sama cita-citanya. Atha percayain ini sama tante. Semoga om dan tante bisa memikirkannya lagi demi Sera. Karena ada saatnya dimana kita hatus mengenyampingkan keegoisan demi kebaikan"

BEAUTIFUL YOUTH (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang