notes:
Thanks for all the love and support, novel beautiful youth sudah laku keras berkat kalian. but I decide to stop the production. Why? I wanna revise this story even better than before.
Simple, I keep getting a new notification for this story and I'm so proud of myself. thanks for always loving beautiful youth until today.
I wrote this story before when I was in a transition from high school to college. I don't have a lot of experience in writing before. But as time goes by, after many stories I've made, then here we are. I am not saying I can write perfectly now, but at least I'm proud to say that I am so much better than before.
Sekalian mau tes ombak, masih excited nggak kalau cerita ini gue perbaiki? I won't say much, so this, I represent you, the newest version of beautiful youth.
(karena part ini isinya gue revisi, semua komentar akan dipindahkan di bawah)
"Udah dapet bukunya?" suara seorang lelaki mengejutkannya dari balik rak buku, membuatnya buru-buru mengambil salah satu buku acak didepan mata. "Udah kok."
"Yakin lo mau pelajarin hukum acara pidana?" lelaki itu melirik ragu buku digenggaman gadis itu, "It's okay, you can take your time. Gue tau nyari buku tentang psikologi di perpus ini butuh waktu yang lama, soalnya tadi kata penjaga perpus, rak buku khusus psikologi lagi di perbaiki. Jadi semua buku dicampur di rak buku hukum." ia berucap lagi.
"And, you missed one spot." lelaki itu tiba-tiba mendekat dan meraih satu rak di paling atas, mengambil satu buku berwarna krem.
Gadis itu tertegun dan diam saat tubuh lelaki itu secara tidak langsung memoojokkannya pada rak buku. Di detik yang sama, entah semesta sudah mengatur, ia bisa mengabsen dengan amat sangat jelas aroma maskulin yang seberbak disana.
"Ini kan buku yang lo cari?"
"Kok lo bisa tau?" ia mengalih pandang sambil menarik buku itu buru-buru.
"Lo bilang sama gue minggu lalu, gue masih inget. Psikologi Cinta karya Tumarman Adiputra, kan?"
"Oh, am I?"
Lelaki bertubuh tinggi itu mengangguk penuh semangat lalu memasang seulas senyum di wajahnya. "Anyway, gue mau cabut duluan ya? Ada janji lunch."
"Sama siapa?"
"My baby honey Aira dong! Dah ya, gue duluan." lelaki itu setengah beteriak sebelum menepuk pundak Atha dan menghilang di balik rak-rak buku yang berdebu.
Semesta sedang berbahagia di sana sedangkan satu insan di bumi sedang memasang senyum penuh paksa. Cerita ini tidak menarik, hanya sbeuah cerita dimana gadis bernama Athalea Qiandra yang menyukai teman dekatnya, tapi sayang permasalahan perihal cinta tidak berjalan sesederhana itu.
Perasaan bisa diibaratkan kabel mikro yang tersambung kesana kemari, dimana insan tidak mampu mereset ulang perasaan tapi juga tidak berani bergerak maju. Karena begitu manusia mendahulukan hati, tidak sedikit pihak akan dirugikan.
'bruk'
Suara itu hampir membuat seperempat bagian jantung Atha hampir saja meloncar keluar karena kaget. Sorot mata tajam itu lansung tertuju pada lelaki bertubuh tinggi dengan kulit seputih susu yang sepertinya baru saja tidak sengaja menjatuhkan buku dari rak seberang.
"Gio, kebiasaan." lelaki yang di panggil Gio itu tidak menjawab, ia hanya merespon datar sambil mengangkat kedua bahunya tanpa bersalah. Selang dua detik kemudian, ia berjongkok memungut buku-buku yang berjatuhan di lantai.
Respon itu tadinya berhasil membuat Atha menggeram pelan, namun gadis itu ikut berjongkok dan membantu lelaki itu.
"Kenapa sih suka banget bawa buku sebanyak ini? Ngga mau sekaligus bawa satu rak aja." ucapan itu terdengar sedikit sarkas disertai omelan dari Atha.
"Gue males bolak balik."
"Minta tolong, nggak usah ngide bawa buku sebanyak ini sendirian."
"Marsel tadi kemana?" bukannya menjawab, Gio malah melempar pertanyaan lain. Lantas, Atha terlihat kikuk dan buru-buru memungut buku di lantai. "Lunch."
"Nggak ngajak lo?"
"Sama Aira." jawab Atha pada akhirnya, entah kenapa Gio bisa mengabsen ada nada sedih disana.
"And you look a little bit sad. Am I wrong?"
"Nggak."
"Really?" Lelaki itu bertanya lagi.
Atha tidak menjawab selain berdehem pelan sambil menyodorkan semua buku di tangannya ke Gio.
"Thanks."
"Gue duluan y.a" gadis itu berpamitan dan baru saja hendak mengelap asal debu di tangannya ke celana.
"Hey, kebiasaan." kali imi Gio sempat menahan tangan Atha. Ia mengeluarkan sebuah sapu tangan dari kantong dan meraih telapak tangan gadis itu. "Jangan lap di baju, kotor"
Gio melap dengan telaten setiap sisi telapak tangan Atha dengan sapu tangannya. "..thanks" Gadis itu berucap pelan.
"Anyway, Sera nyariin lo tadi. Dia lagi di gedung FISIP."
"Oh ya?"
"Mm." Gio berdehen menyiyakan. "Udah bersih." ia berucap lagi begitu telapak tangan Atha sudah bersih dari debu.
"Thanks, Gio."
"Anytime, see you soon?" ucapan Gio membuat Atha yang tadinya sudah hendak beranjak menoleh. "Di rumah Jeff?" lelaki itu memastikan.
"Iya."
"Okay."
to be continued.
Let me present you, Athalea Qiandra
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL YOUTH (Complete)
Romance[SUDAH DITERBITKAN DAN SEDANG DI REVISI] Kita terperangkap dalam sebuah arus yang mengatas-namakan persahabatan diatas segalanya tapi melupakan cinta yang terselip diantaranya. Berusaha membuang sesuatu yang ada menjadi tidak terlihat. Membuat cint...