Marisa POV
Gue terbangun di sebuah kamar yang asing untuk gue, ini bukan kamar Mila atau kamar gue juga, cat kamar Mila berwarna pink sedangkan ini berwarna cream dan benda-benda di sekitar begitu rapih dan hanya ada kursi, meja dan televisi.Ini seperti kamar hotel.
FIX INI KAMAR HOTEL!!
Gue memutuskan untuk pergi ketika gue turun dari ranjang gue merasakan perih di bagian bawah gue.
"Aww,"
Gue melihat sekeliling kamar dan baju gue HELL berceceran di lantai apa yang gue lakukan semalam di kamar ini gue melihat tubuh gue yang polos.
Gue mengingat kembali kejadian kemarin malam kemudian kejadian demi kejadian berputar di kepala gue.
Flashback On
"Sa lo kalau galau ikut gue yu?" Ajak Mila.
Dia sahabat gue sejak SD tetapi ketika SMP kelas 3 dia pindah ke Jakarta tapi gue masih sering komunikasi lewat medsos dan dia sering ke Bandung. Mila memiliki wajah yang cantik dengan rambut panjang lurus kita berdua memang sedikit nakal dari kecil tapi kalau di keluarga gue itu pendiam.
" Kemana?" Tanya gue malas.
" Clubing," Dia tersenyum misterius.
" Kaga lo aja." Gue malas kemana mana.
" Ayo dong seru sekali kali lo nyobain deh." Ajaknya sambil memberikan puppy eyes.
" Lo tau gue kesini kabur, gue cuma bawa dompet dan Hp doang."
Iya gue jauh-jauh ke Jakarta kabur dari rumah kemarin gue kesal sama kelakuan ibu tiri gue dan kakak tiri gue Tamara dia seumuran tapi lebih tua 2 bulan sehingga dia jadi Kakak tiri gue. Gue benci sama mereka berdua mereka mirip seperti ibu tiri dan anaknya yang di dalam dongeng Cinderella.
Ketika gue berumur 8 tahun Ibu gue meninggal gue gak tau meninggal karna apa, 2 tahun kemudian Ayah menikah lagi dengan seorang Janda mempunyai anak satu Awalnya mereka baik tapi sejak Ayah mendapat tugas di cabang perusahan baru yang di Medan Ayah jarang pulang ke rumah dan pulang sebulan sekali Mamah Tiri gue berubah menjadi Mak Lampir dia benar benar ratu tega dan jahat Tama juga mulai tidak menyukai gue dan merebut semua mainan gue dan barang barang gue. Itu menggapa gue benci mereka dan sekarang gue pergi ke rumah Mila memberanikan seorang diri ke Jakarta hanya bermodal uang dari tabungan gue karna Mak Lampir jarang memberi gue uang jajan.
Gue pergi dari rumah karna gue cape di perlakukan seperti pembantu di rumah gue sendiri kalau tidak begitu gue tidak dapat jatah makan dan uang jajan mereka memang sialan. Kesabaran gue habis ketika Tama meminta mobil hadiah ulang tahun gue yang ke tujuh belas tahun dari Ayah, saat itu gue benar-benar marah ketika melihat mobil yang seharusnya jadi milik gue di pakai seenak jidatnya oleh Tama dan tentu saja Ibu tiri gue yang jahat akan memaksa gue untuk memberikannya. Gue kabur dari rumah sambil membuang kunci mobil ke tong sampah di depan Ibu dan Tama.
" Ambil dasar Mak Lampir , kalian sama kaya sampah, gue muak sama kelakuan kalian." Gue berlari ke depan gerbang rumah dan naik gojek yang sudah menunggu gue dan pergi ke terminal bus.
*-*
" Ayo ikut ke kamar gue." Ajak Mila
" Nih lo pake dreas gue yang ini cantikan."
Dia memberikan gue sebuah dress hitam yang sepertinya terlalu pendek untuk gue karna gue lebih tinggi dari Mila.
" Kependekan deh Mil."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Romance
RomanceMarisa terbangun disebuah kamar yang jelas bukan miliknya ini seperti kamar hotel, dia berusaha mengingat kejadian semalam apa yang membuatnya tiba-tiba berada di sebuah tempat asing. Dia bangun dan menemukan sebuah note di meja samping tempat tidur...