"Kenzo bukan anak kandung kamu juga?" tanya Billy bingung.
Sasa menganggukan kepalannya.
"Sa kenapa kamu ngga bilang dari awal?" tanya Billy mensejajarkan wajahnya dengan Sasa yang menunduk berusaha menahan air matanya.
"Maaf Bil," ucap Sasa.
"No, aku yang harusnya minta maaf udah bentak kamu dan menyimpulkan sendiri," ujar Billy membawa sasa ke dalam pelukannya.
"Maafin aku Sa," ujar Billy lagi.
*****
Sasa menceritakan semuanya kepada Billy dan siapa sebenarnya orang tua Kenzo.
Namun yang membuat mereka bingung adalah siapa yang mengirimkan Billy surat yang mengatakan Kenzo adalah anak Billy. Hal itu menjadi sebuah tanda tanya besar."Maaf Bil aku baru bilang semuanya sekarang," ujar Sasa.
"Iya sudah yang penting ngga ada yang kamu tutupi lagi dari aku," ujar Billy mengelus lembut rambut Sasa yang tergerai.
Drttttt... drtttt
Ponsel Sasa bergetar di atas meja, ketika ia melihat sebuah notifikasi pesan dari bu Shofi yang mengatakan Kenzo menginap dirumahnya karena besok libur sekolah.
"Kenapa Sa?" tanya Billy.
"Ngga, Bu shofi bilang katanya Kenzo mau tidur di rumahnya karena besok libur," Sasa meletakan kembali ponselnya. Sesuai perjanjian berdua jika sedang berdua tidak ada yang boleh asik dengan dunianya. Mereka seperti ABG saja. Peraturan itu dibuat oleh Billy.
"Ga jadi jemput Kenzokan?" tanya Billy menaikn ke dua alisnya.
Sasa menggeleng.
"Kencan yu?" Billy berbisik di telinga Sasa yang membuat Sasa senyum-senyum sendiri kemudian menganggukan kepalanya malu.
*****
Sasa merasa heran karena Billy mengajaknya 'kencan' tapi sedari tadi Billy mengajaknya berkeliling Jakarta saja."Mau kemana?" tanya Sasa akhirnya.
"Kamu maunya kemana?" Billy balik bertanya.
"Kamu yang ngajak Bil masa ngga ada tujuan," Sasa jadi gregetan sendiri.
"Ngga tau aku cuma mau ajak kamu keluar," Billy nyengir merasa tidak berdosa membuat Sasa pusing tujuh keliling.
"Aku pusing kamu bawa aku muter-muter jadi lapar sekarang," Sasa menatap Billy seperti anak kecil.
"Mau makan apa?"
"Pecel lele," Sasa memperlihatkan giginya yang rapih.
Mereka sampai di sebuah warung pecel lele yang berada di pinggiran jalan. Disana banyak beraneka kuliner. Mulai dari pecel lele, seblak kekinian, tahu gejrot dan beraneka minuman yang menggoda iman.
"Pecel lele yang disini enak banget kamu pasti belum pernah kesini," ujar Sasa. Ia terlihat sangat antusias.
Billy hanya tertawa melihat ekspresi sasa dan ia ikut merasa senang melihat senyuman yang selalu terlukis di wajah cantiknya. Sesuatu kebahagian yang sederhana melihat orang yang kita sayangi bahagia. Billy sekarang mempunyai cita-cita yang harus diwujudkannya yaitu membuat Sasa selalu tersenyum.
"Bil besok aku mau ke Bandung ke rumah Ibu," Ucap Sasa.
"Aku ikut,"
"Kamu mau ikut juga?" tanya Sasa.
"Iya, besok jam berapa?"
"Jam 9 aku janjian sama Ka Tama,"
"Oke, tuh pecel lelenya datang,"
Wajah Sasa berbinar melihat pecel lele di depannya, merekapun makan dengan tenang sesekali Billy menanyakan pekerjaan Sasa dan sebaliknya.
*****
Ketika Sasa bangun tidur ia dikagetkan oleh seseorang yang sedang menonton tv di rumahnya dengan volume yang kecil.
"Pagi cantik," sapanya.
Ia seseorang itu adalah Billy. Sasa tidak aneh lagi bagaimana cara Billy masuk ke dalam rumahnya jelas sekali ia selalu tau pin Apartemenya. Billy datang ke rumah Sasa pagi-pagi sekali dengan alasan takut Sasa meninggalkannya ke Bandung. Semenjak resmi berpacaran Billy selalu ingin tau kemana Sasa pergi dan ia juga selalu mengantar Sasa jika pergi ke suatu tempat. Billy seperti anak ayam yang mengikuti kemana induknya pergi. Sama halnya dengan sekarang ia takut terlambat ikut ke Bandung.
"Aku senang," ujar Billy sambil tersenyum manis.
"Kenapa?" Sasa mengkerutkan keningnya.
"Liat wajah kamu baru bangun, em cantik jadi makin sayang," Billy tersenyum dan membuat Sasa berhenti bernafas seketika.
"Pagi-pagi udah gombal," Pipi sasa terasa panas.
"Sa..." panggil Billy.
"Apa?"
"Nikah yu?"
*****
jeng jengggggg.....Follow dan jangan lupa bintangnyaa 💕💕💕
Apa jawaban Sasa?
Tunggu terus kelanjutanya.Love,
Ican❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Romance
RomanceMarisa terbangun disebuah kamar yang jelas bukan miliknya ini seperti kamar hotel, dia berusaha mengingat kejadian semalam apa yang membuatnya tiba-tiba berada di sebuah tempat asing. Dia bangun dan menemukan sebuah note di meja samping tempat tidur...