Duapuluh Sembilan

5.3K 167 0
                                    

Marisa sampai di depan ruangan kerja Billy biasanya akan ada Gilang atau Roy yang menyambutnya dan mengantarkan ia sampai ke depn ruangan Billy tapi saat ini Sasa tidak nelihat siapapun sehingga Ia memutuskan mengetuk pintu ruabgan tersebut.

Tok tok tok

"Masuk," ujar Billy.

Sasa memasuki ruangan Billy dan memberikan sebuah undangan bergambar super hero untuk Billy.

"Minggu depan kenzo ulang tahun dia pasti senang kalau lo mau datang," ujar Sasa.

Billy membuka undangan tersebut lalu menyimpan kembali ke atas meja.

"Cuma mau ngasih itu, permisi Pak," Sasa membalikan tubuhnya berjalan menuju pintu namun Billy segera menarik lengan Sasa sehingga membuat Sasa menubruk dada bidang miliknya.

"Sorry," ujar Billy tanpa melepaskan Sasa.

Sasa melihat wajah Billy terlihat sendu akhir-akhir ini. Mereka bertatapan lama dan masih dalam posisi sangat dekat sehingga Billy bisa mencium aroma tubuh Sasa yang selalu ia rindukan, begitupun Sasa merindukan aroma tubuh Billy yang maskulin dan selalu menggelitik rongga hidungnya.

"Pak..." Cicit Sasa.

Billy kemudian melepaskan tangannya yang berada di pinggang Sasa.

"A-ada apa?" ujar Sasa gugup.

"Boleh gue ke rumah?" tanya Billy dengan raut wajah yang terlihat sedih.

"Boleh," jawab Sasa langsung.

Sasa penasaran mengapa tiba-tiba Billy menanyakan terlebih dahulu sebelum ke rumahnya biasannya Billy akan muncul tiba-tiba mirip jelangkung.

Billy tersenyum tipis berjalan menuju kursinya dan Sasapun merasakan degup jantungnya yang terus saja berdisko ria.

Sasa sampai di ruang kerjannya niatnya hanya untuk memberikan Billy undangan tapi mengapa yang ia dapatkan wajah Billy yang seperti itu sulit untuk di gambarkan bagaimana wajah Billy, ia terlihat berbeda semenjak Alven resmi menjadi pacar Sasa.

Tarik nafas keluarkan hal itu yang sedari tadi Sasa lakukan sehingga membuat Alma heran melihat Sasa.

"Sa?" tanya Alma

"Iya apa?" tanya Sasa mendekatkan kursinya kepada meja kerja Alma.

"Lo kenapa?"

"Gapapa," ujar Sasa berbohong. kemudian Ia kembali memikirkan Billy.

Alma memutuskam tidak bertanya lagi dan fokus terhadap perkerjaannya.

Mungkin Sasa lagi hoby ngelamun,batin Alma.

*-*

Ting nong ting nong...

Sasa buru-buru membukakan pintu apartemennya untuk melihat siapa yang bertamu jam 11 malam. Ia memang tidak bisa tidur Ia sebenarnya menunggu Billy banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Billy dan beruntunglah sekarang yang berdiri tegap di depannya adalah Billy.

"Billy," ujar Sasa.

"Gue ganggu lo tidur ya?" tanya Billy tidak enak hati.

"Gue belum tidur masuk," Sasa mempersilhakan Billy masuk.

"Mau teh,kopi atau Susu?" tanya Sasa.

"Maunya lo," ujar Billy.

"Hah?"

"Em maksud gue air mineral aja,"

Sasa duduk di sebelah Billy setelah meletakan segelas air mineral.

My Secret RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang