Marisa POV
" Mil bangun ish lo kebo." Gue mencoba membangunkan Mila yang susah banget buat bangun.
Gue buru buru ke kamar mandi dan membawa air ke gelas gue ciprat ciprat ke mukannya.
" BANGUN MIL BANGUN." Gue teriak di kuping Mila.
" Anjir berisik tuh mulut gue kira kamar gue bocor, mulut lo kek mercon." Dia mengelap air di wajahnya akibat ulah gue.
" Ayoo kita jogging Mil, mumpung masih jam 5 " Kata gue.
" Apaan ini masih subuh masih gelap sasa marisa hey hey." Katanya frustasi.
" Caca marica keles." Kata gue memutar bola mata malas dan kemudian menarik tangannya.
" Ayo mandi." Gue segera menyeretnya ke kamar mandi.
" HELL, iyaaaaaa iyaaaa" Mila berjalan ogah ogahan ke kamar mandi dan gue tersenyum puas.
*-*
Gue dan Mila sudah menyelasaikan 3 putaran mengelilingi taman di perumahan Mila yang sangat elit gue takjub dengan fasilitas olahraganya sepertinya yang tinggal disini selain orang kaya mereka juga sangat mencintai olahraga taman yang begitu luas ada banyak lapangan di sini juga mulai dari lapangan bola,basket,voly dan tenis meja. Kata mila juga tidak jauh dari sini ada lapangn golf yang indah dan terletak danau buatan disana.
Wow ternyata disini ada kelas senam tiap minggu pagi ada senam untuk lansia dan bumil ,tapi pandangan mata gue tertuju pada ibu ibu yang sedang zumba.
" Mil kita ikut zumba yuuu" Gue mengeluarkan puppy eyes.
" Ogah itu buat emak emak plis deh neng" Tolak Mila sambil menyilangkan tangannya seolah berkata 'Big No'
" Gitu ah Mila mah bikes bikes bikes." Ujar gue cemberut.
" Bikes apaan?" Tanyanya bingung.
" Bikin kesel."
" Alay lo, udh deh iya yo kita zumba" Akhirnya Mila mengalah juga.
" Asikkkkkkkkkk." Gue girang banget.
*-*
" Gilaaksss cape banget mana gerakannya gitu banget." kata Mila yang mengeluarkan keringat banyak banget keliatan abis mandi keringat.
" Nih minum, wihhhh seru kan lo payah ngikutin gerakananya." Kata gue memberikan sebotol minuman kepada Mila.
" Heboh banget anjir gue lemot ngikutinnya." Katanya membela.
Hening beberapa saat hanya suara nafas gue dan Mila yang ngos ngosan.
" Sa " kata Mila tiba-tiba.
Gue menaikan kedua alis gue seolah berkata ' Ada apa?'
" Lo gaakan cerita siapa yang nganterin lo kemarin malem, lebih tepatnya subuh karna lo pulang jam 2 ." Kata Mila.
Deg...
Okey gue harus jujur sama Mila,batin gue mantap." Maaf gue bohong sebenarnya gue gak dianter Aji,karna gue pergi dari resepsi begitu saja dan gak bilang ke Aji tapi gue udahh hubungi dia bahwa lo yang jemput gue."
Gue menarik nafas sebelum melanjutkan ceritanya.
" Yang ngaterin gue itu Alven Mil, maaf gue bohong " Kata gue takut Mila sakit hati pasalnya Alven pacarnya masa iya jalan sama sahabatnya nyampe subuh.
Gue menunggu respon Mila sambil menahan nafas takut dia sedih dan kecewa sama gue.
Tapi dugaan gue salah, Mila malahan tersenyum tulus.
" Lo jalan sama dia kemarin nyampe subuh?" Tanya Mila.
Gue menggangguk perlahan.
" Gue seneng kalau Alven yang nganterin lo, Alven udah cerita ko sebenarnya." Dia nyengir.
" Lo ga marah sama gue?" Tanya gue
" Ngga, karna gue minta dia awasin lo selama di resepsi gue takut lo kenapa kenapa di Jakarta meskipun lo bilang, lo ke jakarta sama Aji tapi gue belum tau Aji seperti apa ketemu juga belum gue cuma tau lo suka dia hahaha." Jelas Mila sambil ketawa sinting.
Gue melongo mendengar penjelasannya.
" Gue sama Alven cuma pacaran bohongan, dia mau di jodohkan sama orang tuannya dan gue ingin membuat David cemburu ."
Gue masih menatap Mila tak percaya masih mencerna kalimat yang di ucapkannya.
" David siapa? " Tanya gue kepo.
" Nanti di rumah gue ceritain dan lo harus cerita ngapain aja sama Alven sampai subuh." Dia menarik tangan gue untuk bangun dari kursi taman dan pulang ke rumahnya.
*-*
" Jadi David siapa?" Tanya gue kepo padahal kita baru saja nyampe rumah segera menuju kamar Mila untuk melanjutkan cerita tadi.
" David itu cowo yang gue suka dari SMP pokonya pas gue pindah ke Jakarta, gue milih sekolah di SMAN Nusa bangsa juga karna dia sekolah kesitu juga, gue sama dia emang udah deket dari SMP tapi dia gak pernah peka sama gue kita sering chat hampir tiap hari tapi ini sudah betahun tahun dia gak nembak gue, sampai akhirnya bulan kemarin dia nembak cewek namanya Salsa anak sekolah gue juga dia Model pantes aja David milih Salsa dia lebih dari gue dalam segala hal." Ujarnya sedih dan kedua matanya sudah berkaca kaca.
" Lo baik cantik pemes keren dan masih banyak lagi hal baik lainya dari diri lo, lo ga boleh kaya gini." Kata gue sambil memeluknya.
" Ketika Alven cerita dia di jodohin sama orang tuannya dia minta solusi akhirnya gue meminta kita pacaran pura puranya karna gue juga butuh dia buat David Peka dan membuktikan bahwa gue baik baik aja liat dia jadian sama Salsa." Mila meneruskan ceritannya.
" Udah jangan sedih gini ah mana Milanda si cewek nakal nih " Kata gue menghiburnya.
" Emang cewek nakal ga boleh nangis apa." Katnya sbil melepaskan pelukan gue dan mengelap ingusnya jorok.
" Gak lucu aja badgirl mewek " Kata gue.
" Sekarang lo cerita kemana aja sama Alven lo ngapain aja nyampe subuh." Tanyanya kepo akut.
" Mil sebenernya... Alven cinta pertama gue lebih tepatnya cinta monyet gue waktu SD, tadinya gue gak bakalan cerita karna lo pacaranya." Ujar gue malu .
" Hah serius lo gak bilang ke gue dri dulu?" Matanya membulat tak percaya.
" Iyaa heheh." Gue nyengir.
" Kemarin gue ketemu dia di resepsi gue lagi duduk sendiri karna Aji sedang foto keluarga, trus Alven datang kita ngobrol dan dia ngajak gue keliling jakarta tapi gue tidur dan bangun jam 2 udah gitu nganterin gue deh kesini.cerita selesai." Kata gue tapi sebenarnya ada hal yang tidak bisa gue ceritakan pada Mila .
" Ah ga asik cuma gitu." Kata Mila kecewa.
" Lo maunya gue sama pacar lo ngpain eh oke gue salah tapi pacar bohongan lo." Kata gue.
" Yah em ngga deh haha." Katanya geje.
" Udah ah gue mau pergi bentar ke supermarket , mau ikut?" Ajak mila ke gue.
" Ngga ah gue mau bikin kue, tadi di dapur gue lihat ada tepung , telor, margaarin dan susu jadi pengen bikin kue."
" Okey buat kue yang enak chef . Gue berangkat yah dah." Katanya dan berlalu ninggalin gue.
" Eh nitip es krim dong."
" Siap."
Gue menghelang nafas gue gakbisa cerita tentang kemarin malam sepenuhnya, gue takut Mila nyari cowok itu dan menghajarnya. Gue melihat jam dinding masih menunjukan pukul 11 siang. Gue memutuskan sebentar lagi membuat kuenya.
Gue menatap ke arah dinding kamar Mila banyak sekali foto disana yang berjejer rapih, kejadian kemarin sebenarnya yaitu...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Romance
RomanceMarisa terbangun disebuah kamar yang jelas bukan miliknya ini seperti kamar hotel, dia berusaha mengingat kejadian semalam apa yang membuatnya tiba-tiba berada di sebuah tempat asing. Dia bangun dan menemukan sebuah note di meja samping tempat tidur...