Duapuluh Lima

5.6K 202 0
                                    

Gue melihat ke arah pintu yang ada di belakang gue, puja kerang ajaib apa ini mimpi di siang bolong gue merasakan jantung gue berdetak tidak normal seolah ia akan meloncat keluar ia adalah...

BILLY SI COWOK RESE

Billy memasuki ruang rapat dengan aura yang mencekam dan memasang wajah datar berbeda sekali dengan Billy yang rese menurut gue, ia duduk dan mulai memimpin jalannya rapat.

"Selama siang semuanya, saya akan mulai dari divisi keuangan," suaranya terdengar tegas.

Gue dan Alma maju untuk menampilkan rincian pendapatan dan pengeluaran perusahaan.

"Selamat siang semuanya saya Alma dan rekan saya Marisa dari divisi keuangan ... " gue mendengar suara Alma sedikit bergetar.

Billy melihat gue sekilas ia sepertinya tidak kaget melihat keberadaan gue di perusahaan miliknya, ia hanya fokus terhadap apa yang Alma sampaikan berbeda dengan gue yang kaget setengah mati melihatnya, gue tidak tahu bahwa perusahaan tempat gue bekerja adalah perusahaan miliknya. Sungguh gue bisa gila dan jantung gue berdetak tidak seperti biasanya ketika tidak sengaja mata gue bertatapan dengan kedua matanya.

*-*

"Sa lihat ke arah jam 5," ujar Alma ketika kita sedang makan siang di kantin dan ternyata disana ada Billy sedang menyantap makan siangnya juga.

"Kenapa?" tanya gue perasaan tidak ada yang aneh.

"Baru kali ini gue lihat CEO perusahaan kita makan siang di kantin," Alma sedikit merendahkan suaranya sepertinya ia tidak ingin ada yang mendengarnya.

"Lagi pengen mungkin," jawab gue acuh padahal gue juga sedikit kaget melihat keberadaanya.

"Pak Billy ganteng gak Sa?" tanya Alma tiba-tiba dan sukses membuat gue tersedak makanan yang baru saja masuk ke dalam mulut gue.

Uhuk uhuk

"Pelan pelan Sa ini minim dulu," Alma memberikan segelas lemon tea.

"Biasa aja," ujar gue cepat.

"Lo ngomong apa?" Alma mengernyitkan dahinya.

"Ngga,"

"Menurut lo Pak Billy gimana? kalau menerut gue dia itu ganteng memiliki sejuta kharisma yang bikin cewek meleleh meski ia sering memasang wajah datar dan sikap dingin justru menurut gue itu cool..."
Alma terus saja mengoceh tentang Billy.

Gue heran kenapa Billy berbeda apa karena gue yang memintanya untuk menjauh dari gue, tapi gue merasa tidak enak dengannya apa gue harus bilang dan minta maaf masalah waktu itu. Gue juga bingung setiap Kenzo menanyakan Billy selalu gue jawab dengan kebohongan.

"Sa lo kenapa?" tanya Alma, "mata lo terus ngeliat ke arah Pak Billy," lanjutnya.

"Hah? gue ngga ngelihat dia," sanggah gue padahal memang benar gue sedang mengamati Billy.

"Gue mau ke parkiran dulu ada berkas yang ketinggalan di mobil, lo duluan naik ke atas," Alma melesat pergi.

Gue berjalan menuju lift disana banyak para karyawan yang sedang menunhgu lift juga. Wajar banyak orang karena mereka juga baru selesai makan siang dan akan pergi menuju ruangannya masing-masing.

Ting!

Lift terbuka dan semua orang terburu-buru memasukinya, gue masuk paling terakhir dan ini sangat sempit sampai pintu lift tidak bisa tertutup karena tubuh gue terdorong-dorong ke depan.

Seseorang menarik tangan gue keluar dari lift yang sesak itu dan...

Bukkk...

Sepertinya gue menabrak seseorang,batin gue.

My Secret RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang