"Kakak cantik Pak Roy pasti terkesima," ujar Sasa ketika melihat Tama yang baru saja selesai di make up.
"Lo bisa aja," Tama tersenyum melihat pantulannya di cermin.
Hari ini adalah hari pernikahan Tama dan Roy. Mereka menggelar pesta sederhana di rumah milik Roy yang akan menjadi rumah Tama juga. Roy sudah tidak memiliki orang tua tetapi Roy mempunyai Ibu angkat bernama Sari yang tinggal di Surabaya. Pesta pernikahan mereka hanya di hadiri keluarga dan kerabat dekat.
"Sasa seneng lihat Kakak senyum terus," Sasa memeluk Tama dari belakang.
"Gue juga seneng punya adik kaya lo meski dulu gue pernah jahat," ucap Tama.
"Itu sudah jadi masa lalu Kak,"
Lisa masuk ke dalam kamar yang menjadi ruang make up.
"Acaranya mau di mulai sayang,"
Tama kembali melihat pantulannya di cermin, tiba-tiba jantungnya terpompa lebih cepat ketika Ibunya mengatakan bahwa acaranya akan segera di mulai.
*-*
"Selamat Mas Bro," ujar Billy memberikan ucapan selamat kepada seseorang yang sudah dia anggap sebagai Kakaknya sendiri karena mengingat Billy yang merupakan anak tunggal.
"Thank's," jawab Roy.
"Cepet nyusul Bil," ujar Tama.
"Tunggu aja tanggal mainnya," Billy melihat ke arah seseorang yang sibuk menggendong bayi Tama.
Billy menghampiri Sasa yang terlihat anggun menggunakan kebaya adat sunda.
"Lo kenapa?" tanya Sasa karena Billy senyum-senyum geje.
"Lo cantik," blush pipi Sasa semakin memerah bukan hanya karena efek make up tapi perkataan Billy barusan.
"Apalagi kalau lo pakai baju pengantin yang di pakai Kak Tama terus di sebelahnya ada gue kecantikan lo bertambah berkali-kali lipat," Billy tersenyum.
"Gombal lo," Sebenarnya Sasa merasa sesuatu yang aneh dengan kalimat yang baru saja terlontar dari Billy. Seperti ada bunga-bunga bermekaran.
***
"Mom sama ade bayi mau kemana?" tanya Kenzo kepada Tama yang membereskan bajunya kedalam koper.
"Mom mau pindah sayang ke rumah Om Roy," jawab Tama.
Tama sudah resmi menjadi istri Roy kemarin, saat ini Tama membereskan bajunya untuk pindah ke rumah milik Roy.
"Nanti kenzo main sama siapa Mom?" tanya Kenzo sedih.
"Nanti Kenzo bisa main ke rumah Mom," Tama mencium pipi Kenzo gemas.
"Kak... "panggil Sasa.
"Iya Sa?" tanya Tama.
"Pak Roy udah nunggu di depan," ujar Sasa.
"Ini udah beres kok," ujar Tama.
Sasa membantu Tama membawakan barang bawaanya menuju mobil Roy.
"Kenzo mau ikut Bunda," Kenzo menangis tidak mau Tama pergi.
"Nanti kita main ke rumah Mom sayang," Sasa menggendong Kenzo yang tidak mau berhenti.
"Sa ikut aja nanti Kakak antar pulang lagi," ujar Tama.
"Ngga usah Kak, nanti Sasa nyusul aja bawa mobil,"
"Kasian Kenzo Sa dia ngga mau pisah sama adenya," Roy yang sedari tadi diam ikut bicara.
"Iya sebentar Kak Sasa bawa tas sama Susu Kenzo dulu," Sasa bergegas menuju Apartemnnya lagi.
***
Seorang laki-laki paruh baya tergopoh-gopoh membukakan gerbang untuk Roy. Kesan pertama yang muncul di kepala cantik Sasa bahwa rumah Roy begitu besar.
"Makasih Pak," ucap Roy ramah kepada seseorang yang membukakan gerbangnya tadi.
Roy turun dari mobil membukakan pintu untuk Tama, hal itu membuat Sasa tersenyum melihat Kakaknya yang masih terlihat malu-malu oleh sikap manis Roy.
"Kenalin Pak ini Tamara," Roy memperkenalkan Tama kepada laki-laki tadi.
"Cantiknya pantas Saja aden suka atuh, Saya Diwan Bu," ujarnya kepada Tamara.
"Jangan panggil Bu, panggil saja Tama Pak dan ini adik saya Marisa," ujar Tama.
"Panggil Sasa saja Pak," Sasa tersenyum.
Tin tin...
Sasa seperti mengenal mobil sport berwarna hitam yang memasuki halaman parkir rumah Roy. Mobil itu tidak asing buat Sasa siapa lagi kalau bukan Billy.
"Lagi pada nungguin gue ya? " tanya Billy kepada semua yang seolah terarah kepadanya.
"Pede amat," ucap Roy.
"Om Billy gendong," Kenzo langsung saja memeluk kaki Billy kemudian merentangkan tangannya meminta Billy untuk menggendongnya dan tentu saja Billy tidak akan menolak.
"Ayo masuk anggap saja rumah Roy," ujar Billy yang membuat sasa memutar bola mata.
***
Dengan semangat 45 Billy menyetujui saran Tama untuk mengantarkan Sasa pulang. Meskipun Sasa menolak dengan berbagai alasan Billy mempunyai jurus andalannya uaitu Kenzo. Sasa tidak akan menolak jika Kenzo yang memintanya.
"Mau mampir dulu?" tanya Sasa sekedar basa-basi kepada Billy ketika sampai di Apartemennya.
"Boleh," jawab Billy.
Niat Sasa hanya untuk sekedar basa-basi ternyata Billy menerima tawarannya untuk mampir ke apartnya.
"Mau minum apa?" tanya Sasa.
"Apa saja asal nggak pake racun," Billy nyengir.
Sasa kembali ke ruang tamu dengan dua gelas teh hangat dan beberapa cemilan.
"Kenzo ngantuk?" ucap Sasa ketika melihat Kenzo menguap di sebelah Billy.
"Kenzo mau tidur sama Om," Billy langsung memangku Kenzo.
"Bunda buatkan Susu dulu sebentar," Sasa kembali ke dapur.
***
Kenzo sudah tertidur di kamarnya sekarang di ruang tamu tinggal Sasa dan Billy. Tidak ada yang bersuara keduanya diam larut dalam pikiran masing-masing.
"Lo masih kepikiran Alven?" Tanya Billy.
"Nggak,"
"Lo udah ngga galau lagi soal Al?" tanya Billy memastikan.
"Ngga Bil, kenapa lo nanya soal Al? " Sasa menaikan kedua Alisnya.
"Sa... " panggil Billy.
"Apa? "tanya Sasa.
"Besok jalan sama gue mau gak?" tanya Billy.
"Lo ngajak gue kencan? " Tanya Sasa sambil tertawa sebenarnya jantungnya mulai berdetak lebih cepat.
"Iya kalau lo nganggap kencan juga gak apa-apa, kalau begitu gue pulang dulu udah malam sampai ketemu besok," Billy beranjak dari kursi dan memgelus rambut Sasa sekilas.
Sasa diam karena perlakuan Billy kemudian Ia menyentuh pipinya yang terasa panas.*****
Ada yang mau kencan nihhhhhh....
siap-siap untuk kelanjutanya;))❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Romance
RomanceMarisa terbangun disebuah kamar yang jelas bukan miliknya ini seperti kamar hotel, dia berusaha mengingat kejadian semalam apa yang membuatnya tiba-tiba berada di sebuah tempat asing. Dia bangun dan menemukan sebuah note di meja samping tempat tidur...