Tigapuluh Lima

5.2K 242 11
                                    

Sasa memperhatikan pantulannya di cermin dress berwana putih susu sebatas lutut terlihat pas di tubuhnya rambutnya sengaja Ia gerai dan tidak lupa meberikan riasan tipis pada wajahnya agar tidak terlihat pucat.

Line!

Sasa langsung mengecek siapa yang mengirim dia pesan dan ternyata Billy.

Billyrese
Gue udah di parkiran depan atau mau gue jemput ke depan pintu langsung?

Sasa langsung mengambil tas kecil berwarna hitam dan menggunakan flat shoes hitam. Penampilan yang sederhana Ia dak ingin terlihat berlebihan karena takut Billy menyangka bahwa Ia sengaja mempersiapkan segalanya untuk jalan dengan Billy padahal Sasa bingung ketika memilih baju apa yang akan Ia kenakan sekarang.

"Sorry nunggu lama," ujar Sasa ketika melihat Billy sedang bersandar di pintu mobil dia tidak menyadari keberadaan Sasa sampai ketika suara Sasa Membuatnya berbalik dan melihat kepada sang pemilik suara Billy dibuat terpesona oleh kecantikan Sasa yang tampak natural.

"Billy," panggil Sasa.

"Hah?" Billy tampak mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Jadi ngga?" Sasa menaikan alisnya.

"Jadi jadi eh tapi Kenzo mana?" tanya Billy tidak melihat Myboy.

"Nginep di rumah Bu Shofi," jawab Sasa.

"Jadi kita berdua?" Billy tersenyum misterius.

"Hem,"

"Senggaja lo nitipin Kenzo sama bu Shofi biar kita jalan berdua," Billy mencoba menggoda Sasa.

"Ngga gitu... mau jadi gak kalau ngga jadi gue mau ke rumah Kak Tama,"

"Ehh jadi dong,  jangan ganggu pengantin baru gak baik," Billy membukakan pintu untuk Sasa "Silahkan tuan putri kereta kencananya akan segera berangkat,"

Sasa berusaha untuk tidak tersenyum oleh perlakuan Billy.

*****

Billy membawa Sasa kesebuah pasar malam tempat kesukaan Sasa. Billy memperhatikan wajah Sasa yang senang melihat ke adaan pasar malam.  Memang pasar malam yang mereka datangi begitu ramai terlebih hari ini malam minggu.

"Seneng ya gue ajak kesini?" tanya Billy.

"Iya, Gue mau beli permen kapas yang itu," Sasa menunjuk kepada penjual permen kapas.

"Ayo beli," Billy menggenggam tangan Sasa ada aneh itu menggelitik perut sasa lagi.

"Mau berapa?" tanya Billy.

"Dua," jawab Sasa.

"Pak permen kapasnya dua," ujar Billy.

"Ini permen kapasnya," ujar si penjual.

"Kembaliannya buat Bapak saja," ucap Billy.

Billy mengajak Sasa untuk kembali ke mobilnya Ia sudah mempersiapkan sesuatu untuk Sasa di suatu tempat.

"Lo ngajak gue cuma buat beli permen kapas ngga main dulu tanggung udah di pasar malam juga?" tanya Sasa kesal karena Ia sempat menyangka akan lama disana.

"Ada suatu tempat yang ingin gue kasih tau sama lo," Billy kemudian melajukan mobilnya.

***

Billy dan Sasa tiba di ebuah taman bunga ia kemudian menggelar sebuah kain berwarna pink hal itu membuat Sasa mengernyitkan dahi melihat apa yang Billy lakukan.

"Sini duduk," ajak Billy.

"Lo ngajak gue piknik malem-malen Bil? " tanya Sasa heran.

"Iya, sebentar gue bawa makanan dulu," Billy kembali lagi kemobilnya yang terparkir tidak jauh.

Billy kembali lagi dengan membawa beberapa makanan dan minuman dari sebuah mini market yang tercetak jelas dari kantung pelastik yang di bawanya.

"Sa gue udah so sweet belum?" Ia memberikan susu kotak coklat kesukaan Sasa.

"Lo aneh masa kita piknik malem," Sasa tertawa.

"Biar beda Sa lihat kita disinari lampu taman jadi gak panas terus lo lebih kelihatan bersinar dan kecantikan lo bertambah," Billy tersenyum ke arah Sasa.

"Aneh dasar," Sasa merasa Billy itu memang berbeda dengan segala kejutannya.

"Pasti lo nyangka gue mau ngajak diner yang romantis ya? " Billy menaikn alisnya.

"Nggak," jawab Sasa.

lain di mulut lain di hati,memang benar Sasa sempat mengira bahwa Billy akan mengajknya makan malam romantis seperti di novel dan film.

"Sa lo cantik tadi gue belum sempat bilang," Billy memandangi wajah Sasa yang sedikit memerah.

Sasa memilih diam.

"Maafin gue soal kejadian 5 tahun yang lalu gue terlalu pengecut pergi begitu saja, lo mau maafin gue?" Billy menatap ke arah mata Sasa.

"Gue udah maafin lo Bil," Ujar Sasa membalas tatapan Billy.

"Makasih Sa, terserah lo mau percaya atau nggak tapi gue mau bilang sama lo bahwa semenjak kejadian itu gue selalu kepikiran sama lo tapi takdir belum mempertemukan kita kembali sampai pada saat di pesta yang gue yakin bahwa wanita itu beneran lo Marisa Azahra," tutur Billy.

Sasa seolah tidak ingin membalas ucapan Billy ia hanya ingin mendengarkan Billy.

"Gue merasa kesal ketika lo jadian sama Al. Gue ingin buat Al KO waktu kemarin dia sampai ngehamili Mila dan gue tau itu pasti menyakitkan buat lo," Billy menarik nafas sebentar kemudian menggenggam kedua tangan Sasa.

Aduh jantung gue kenapa ini, batin Sasa.

"Sa gue tau ini terlalu cepat buat lo untuk ngebuka hati lagi, gue sayang sama lo gue gak mau jadi pengecut lagi buat nunda-nunda ini lagi,"

"Bil..." panggil Sasa.

"Hem?" tanya Billy.

"Lo nembak gue?"

"Iya, lo mau jadi pacar gue kalau mau lo ambil bunga ini," Billy memberikan Sasa bunga mawar yang ia petik dari pot bunga yang ada di dekat parkir mobilnya tadi.

"Udah ambil, nih bunganya gue pegel Sa, sekarang lo milik gue gue janji bakalan jagain lo gue gak peduli sama masa lalu lo dan gue sayang sama lo dan Kenzo," Billy memeluk Sasa.

"Bil gue belum jawab apa-apa," ujar Sasa yang masih tidak percaya dengan ucapan Billy.

"Gue udah tau jawabannya pasti IYA, soalnya ini perintah dari atasan lo jadi lo gak bisa nolak," ujar Billy.

Sasa tersenyum di dalam pelukan Billy.

"Bil ini bunga dari mana kenapa gini bentuknya?" tanya Sasa ketika Billy melepaskan pelukannya.

"Oh ini gue tadi metik di sana," tunjuk Billy ke arah pot bunga yang ada di dekat mobilnya.

"Dasar nggak modal," mereka kemudian tertawa di bawah langit yang semakin gelap dan bintang seolah menyaksikan kebahagian mereka.




*****
Bintangnyaaa jangan lupa ❤❤❤

My Secret RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang