"Aaaaaaaaaaaaa..."
Gue bangun akibat teriakan Marisa yang menggelegar badai halilintar sambil menutup kedua kuping gue.
"Lo ngapain tidur sama gue?" tanya Marisa dengan kedua matanya yang membulat dan menatap gue tajam.
"Lo gak ingat apa yang kita lakukan semalam?" tanya gue dengan menaikan kedua alis.
Ia buru buru melihat kedalam selimut kemudian menatap gue sengit sedangkan gue yang ditatapnya nyengir mirip kuda.
Ketika ia mencoba bangun gue menarik tangannya untuk tidur lagi, gila ini masih terlalu pagi dan dia sudah berisik membangunkan tidur nyenyak gue.
"Lepas gue mau bangun," ia mencoba melepaskan cekalan tangan gue.
Gue menariknya untuk berbaring lagi, gue bisa melihat wajahnya memerah seperti semalam.
"Morning kiss baru gue lepas." Gue berbisik di telinganya.
"Gak." jawabnya.
CUP
Kelamaan gue akhirnya yang menciumnya duluan dan buru buru ngacir ke kamar mandi sebelum terjadi bencana besar.
Sebelumnya gue melihatnya diam mematung sambil memegangi bibirnya, gue masuk kedalam kamar mandi dan...
"SETAN MESUM MAMPUS LO BILLY AAAAAAAA..."
Gue harap tetangga di sebelah tidak mendegar teriakan Marisa yang membelah lautan itu.
*-*
"Sa..." panggil gue ketika melihatnya sedang menyiapkan nasi goreng di meja makan.
"Hemm" jawabnya gue rasa dia masih marah.
"Kenzo pulang kapan?" tanya gue.
"Nanti gue jemput, lo makan aja," dia pergi kedalam kamar.
FIX dia ngambek, gue memutuskan untuk menunggu Marisa keluar dari kamar dan sarapan bersama.
Setengah jam kemudian...
Marisa keluar dari kamarnya dengan dress selutut berwarna putih dan tas kecil berwarna hitam seperti biasa dengan riasan natural dan rambut panjang berwarna kecoklatan iliknya dibiarkan jatuh terurai dengain cantik.
"Kenapa gak makan?" tanyanya.
"Nunggu lo, mau kemana?"
"Jemput Kenzo."
"Gue ikut plis," gue mengeluarkan puppy eyes andalan gue , sial mengapa setiap bersamannya gue manja banget elah.
"Makan dulu," dia duduk di kursi depan gue.
Gue memperhatikan Marisa ketika makan dia sangat kalem dan lucu, seharusnya sedari dulu gue cari dia kenapa baru sekarang gue bisa ketemu lo dan gue gak habis pikir kenapa lo bisa lupa sama gue.
"Makan." perintahnya ketika dia melihat gue sedang memperhatikannya.
*-*
"Om kemana saja?" tanya kenzo.
Saat ini gue sedang berada di rumah Bu Sofi untuk menjemput Kenzo, gue melihat Marisa sepertinya sangat menyayangi bu Sofi , ia bahkan membawakan banyak makanan serta kebutuhan rumah tangga lain untuk bu sofi dan keluargannya.
"Om banyak kerjaan jadi tidak sempat main ke rumah Kenzo." gue kemudian menggendongnya.
Marisa datang membawakan teh hangat dan biskuit kemudian ia duduk di depan gue.
"Kenzo kangen sama Om, Bunda juga." ujarnya sambil membawa biskuit.
Gue melihat ke arah Marisa dengan senyum sedangakan dia menatap gue tak peduli.
"Beneran Bunda kangen sama om?" gue kembali melihat Marisa untuk menggodanya.
"Iya, soalnya Bunda juga suka nemenin Kenzo nunggu Om di ruang tv." jelas kenzo.
"Itu karena Bunda sedang nonton tv juga sayang,"
"Oh begitu ya?" gue bisa melihat Marisa memutar kedua matanya dengan malas ingin sekali gue menciumnya lagi.
*-*
Gue mengantar Marisa dan Kenzo ke Apartemen miliknya, hari yang sangat menyenangkan untuk gue , gue bisa melihat Marisa tertawa lepas akibat ulah Kenzo gue bisa melihat sisi lain dalam diri Marisa yang belum gue ketahui dia sangat sabar dan penyayang.
"Makasih Bil, lo mau mampir?" tanya Marisa ketika kita sudah sampai di parkiran.
"Gue sih mau tapi gue harus ke rumah temen gue dulu."
Sebenarnya gue ingin mencari tahu penyebab Marisa menangis kemarin malam, malam ini gue memiliki janji bertemu roy di rumahnya.
"Gue masuk dulu, hati hati di jalan."
"Iya, selamat malam Sa."
Gue melihat dia menyungingkan senyum tipis di bibirnya.
*-*
"Mau minum apa Pak?" tanya Roy gue memutar mata malas.
"Coffe latte boleh juga. Bapak. Roy." gue menekankan kata Bapak dan Roy.
"Tunggu sebentar Pak, saya buatkan terlebih dahulu," gue yakin dia sedang menahan tawanya melihat wajah kesal gue akibat ulahnya memanggil gue 'Pak'.
Gue tidak suka berbicara formal jika sedang di luar kantor atau jam kerja tapi dia senang sekali memvuat gue kesal.
"Berhenti Roy atau lo gue pecat."
"Damai bro sans ae lah," katanya sambil menuangkan air panas kedalam cangkir.
Dia datang memberikan gue coffe latte kesukaan gue dan ia duduk di sebelah gue. Jika di luar kantor gue dengab Roy seperti Kakak adik yang jelas dia Kakaknya karna umur dia berbeda satu tahun dari gue.
"Jadi waktu gue di luar negri siapa yang mengawasi Marisa dan Kenzo?" gue langsung to the point.
"Gue suruh Diego buat ikutin keseharian Marisa selain itu gue meminta vidio sebagai bukti bahwa dia menjalankan tugasnya dengan benar, ketika di pesta Diego memberikan gue Vidio ini."
Roy memberikan gue Tab miliknya, ketika gue play disana terlihat Marisa seperti bertemu seorang laki laki yang menggendong bayi perempuan tidak lama berselang datang seorang wanita dan spertinya wanita itu berkenalan dengannya, marisa pergi dan gue bisa lihat jelas raut kekecewaan dari wajah cantiknya dan wajah si cowok yang ada di vidio tersebut seperti pucat pasi seperti ketauan selingkuh.
"Siapa cowok ini?" tanya gue dengan wajah yang tak santai.
"Dia Satria Aji teman dekat Marisa ketika dia di Bandung dan dia sekolah di luar negri tapi sekitar sebulan yang lalau dia balik ke indonesia dan sudah memiliki anak dan istri, gue dapat info kalau dulu mereka sangat dekat bisa di bilang mereka pacaran."
Gue mendengar penjelasan Roy dengan rasa kesal yang menggunung, gue merasa jika Marisa merasakan kekecewaan seperti gue dulu ketika tahu pacar gue selibgkuh dengan paman gue sendiri.
Sialan jadi cowok ini yang mengkhianati Marisa, atau jangan jangan dia Ayah kenzo?
banyak pertanyaan yang belum terjawab, sepertinya gue harus mencari tahunya lebih dalam. Lihat saja jika memang benar laki-laki yang bernama Satria Aji yang membuat Marisa menangis gue akan membuat perhitungan.
*****
Maaf Ican baru update kuota abis huhuhu...
Selamat membaca jan lupa vote♥♥♥
Follow ig;icaaann_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Romance
RomanceMarisa terbangun disebuah kamar yang jelas bukan miliknya ini seperti kamar hotel, dia berusaha mengingat kejadian semalam apa yang membuatnya tiba-tiba berada di sebuah tempat asing. Dia bangun dan menemukan sebuah note di meja samping tempat tidur...