Akhirnya Ujian Nasional selesai, gue sedang menikmati hari pengangguran sebelum masuk kuliah tapi di dalam kamus gue sekarang tidak ada kata menganggur karna gue harus bekerja untuk menghidupi diri gue sendiri.
Tama dan Ibu tidak pernah sekalipun mencari keberadaan gue seolah memang mereka menginginkan gue pergi dari rumah dan sialanya gue satu sekolah dengan Tama gue harus melihat dia membawa mobil gue ke sekolah padahal itu hadiah terakhir dari Ayah untuk gue. Sebenarya gue bisa mengambilnya karna semua kepemilikan atas nama gue tapi untuk saat ini gue tidak ingin ambil pusing masalah mobil lebih baik gue fokus belajar dan kerja.
" Ji apa terjadi sesuatu?" Tanya gue karna sedari tadi dia hanya diam dan menghelang nafas lelah.
" Ngga Sa." Jawabnya.
Aji sedang berada di restoran tempat gue bekerja part time dia memang sering berkunjung, mau di sembunyikan sampai kapanpun masalah gue dari Aji akhirnya dia mengetahui juga bahwa gue pergi dari rumah dan bekerja part time.
Saat ini gue sedang istirahat , Aji menemui gue di belakang restoran. Gue bekerja mulai pukul 5 sore sampai pukul 9 malam.
" Sa..." Dia menggengam tangan gue dan menatap tepat kedua bola mata gue.
Gue hanya diam dan jantung gue mulai berdetak melebihi biasanya.
Apa dia mau nembak gue? tapi kenapa tatapannya sayu seakan dia bimbang?, Batin gue bertanya tanya.
" Aku...kuliah ke Australia." Ujarnya.
Gue diam.
Berarti Aji bakalan ninggalin gue sampai dia selesai kuliah atau mungkin bisa saja dia bekerja disana.
" Keren kamu bisa kuliah di luar negri." Gue mencoba tersenyum dengan tulus tapi gagal karna gue gak mau Aji pergi. Iya gue tau ini terlalu egois.
" Tapi aku gak bisa, aku mau kuliah bareng kamu. Ayah aku yang daftarin dan kemarin hasilnya aku lolos kuliah disana." Gue melihat wajah Aji mulai sedih dan mata gue juga mulai memanas.
" Aku bisa jaga diri jangan khawatirkan aku kita masih bisa skype . " Gue tersenyum padahal hati gue berbalik dengan ucapam gue barusan.
" Tapi sa..."
" Ji ini yang terbaik kamu harus jadi orang yang berhasil, Aku juga bakalan pindah ke Jakarta karna Papihnya Mila akan membiyayai selama aku kuliah asal aku pindah ke sana."
Aji memeluk gue sangat erat,
" Sa baik baik ya di sana aku pergi besok mungkin ini terakhir aku meluk kamu dan ketemu kamu, aku janji kalau liburan aku pasti ke Jakarta buat ketemu sama kamu."Besok? secepat ini Ji kamu pergi,batin gue.
" Iya kamu juga. Aku akan nunggu kamu pulang, Ji waktu istirahat aku sudah selesai." Gue melihat jam tangan waktu lima belas menit memang terlalu sebentar.
Gue sebenarnya tidak mau melepaskan pelukan Aji,gue berharap waktu berhenti saat ini juga.
*-*
" Sa kamu melamun terus ada apa?" Tanya Teh Karin.
" Eh, ngga Teh."
" Besok kamu liburkan? gimana kalau kita ke Alun alun Bandung?"
" Boleh teh, udah lama Sasa gak main."
Keesokan harinya gue bersama Teh Karin dan Baby Ken pergi ke Alun alun kota Bandung. Semakin hari Baby Ken semakin menggemaskan dan dia begitu lincah dia seperti anak gue karna jika sudah berada di gendongan gue baby ken tidak ingin turun atau berpindah kepada Bundanya.
" Sama teteh aja Sa gendongnya." Ujar Teh karin.
" Gak apa apa teh, biar Sasa aja."
" Ken berat semakin berat Sa."
" Iyaa teh gak apa apa."
" Teteh ke mini market dulu mau beli kue buat Ken."
" Iya teh hati hati."
*-*
Baby Ken tiba tiba menangis gue bingung bagaimana membuatnya berhenti menangis biasanya jika gue menyanyikan sebuah lagu dia akan berhenti menangis dan mulai tertidur, tapi sekarang dia terus terusan menangis dan tangisnya semakin keras.
" Sayang Baby Ken bentar lagi Bunda datang bawa kue jadi berhenti ya nangisnya."
Gue memutuskan untuk menyusul Teh Karin ke mini market tapi mengapa banyak orang yang berlarian dan mereka berkumpul di pinggir jalan.
" Bu ada apa ya?" Gue bertanya kepada Ibu ibu yang ikut berlarian juga.
" Ada yang kecelakaan neng. katanya ada perempuan yang tertabrak mobil." Jawabnya.
Kenzo menangis semakin keras membuat gue kewalahan sendiri gue.
" Ken lihat disana banyak mobil." Tidak berhasil upaya gue mengalihkan Ken agar berhenti menangis dan dia terus menangis.
Gue hendak menyebrang untuk menuju mini market tapi ketika mendekati orang orang yang berkumpul di tempat kecelakaan gue jadi penasaran.
Gue tidak bisa melihat begitu jelas karna banyak sekali orang yang berdatangan, gue mencoba melihat dan gue melihat baju dan sandal yang dikenakan oleh seorang wanita yang tertabrak itu seperti baju yang dikenakan teh Karin.
Gue menerobos kerumunan itu dengan susah payah karna gue menggendong Kenzo yang sedang menangis gue takut bagaimana kalau gue terjatuh letika menggendongnya.
Benar dia teh Karin.
" Teh, teh karin bangun teh." Gue melihat darah yang mengalir dari kepalanya semakin banyak.
Nafas Teh Karin tersenggal sengal membuat gue ketakutan.
" Sa... ti-tip Ken." Ucapnya terbata bata dan kemudian dia menutup matanya.
" Teh Bangun" Ujar gue histeris dan Kenzo menangis semakin keras. Mungkin ini kontak batin Ibu dengan Anaknya yang membuat Kenzo menangis sedari tadi dan tifak mau berhenti.
Kemudian Ambulan datang dan Teh karin segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
*-*
Gue menunggu dengan cemas di depam ruang oprasi dan Kenzo sudah tertidur sepertinya dia kelelahan menangis.
Seorang dokter keluar dan gue segera menghampirinya.
" Dok bagaimana keadaan Kaka saya?" Tanya gue.
Dokter itu menatap gue sendu.
" Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi... nyawanya tidak bisa terselamatkan akibat benturan yang keras dan pendarahan di kepalanya." Jelas dokter.
Gue diam mencerna apa yang di jelaskan dokter barusan.
Gue sudah tidak bisa menahan air mata gue, sekarang gue sendirian lagi Ibu dan Ayah meninggalkan gue selamanya Aji pergi mengejar mimpinya dan sekarang Teh Karin Sosok yang gue sayangi juga pergi meninggalkan gue.
Gue melihat Baby Ken yang sedang tertidur pulas di gendongan gue.
" Sayang nasib kita sama sudah tidak mempunyai orang tua , Sasa janji bakalan jagain kamu apapun yang terjadi." Gue mengecup kening Kenzo.
*******
Hai makasih yang sudah baca cerita ini, jangan lupa vomen yoo ♥♥♥
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Romance
RomanceMarisa terbangun disebuah kamar yang jelas bukan miliknya ini seperti kamar hotel, dia berusaha mengingat kejadian semalam apa yang membuatnya tiba-tiba berada di sebuah tempat asing. Dia bangun dan menemukan sebuah note di meja samping tempat tidur...