Duapuluh Tujuh

5.4K 190 2
                                    

Sasa pura-pura tidak melihat adegan romantis bosnya ia hanya ingin segera menyelesaikan laporannya sampai ketika Keyla berbicara...

"Kita akan menikah dua minggu lagi,"

----

Marisa tidak jadi menyuapkan potongan sushi terakhirnya ketika mendengar kalimat yang baru saja di ucapkan oleh wanita yang sedang bersama Billy.

"Jadi wanita ini calon istri Billy?" ia bergumam sangat pelan.

"Lo ngga usah ngomng yang gak bener," Billy menuju meja kerjanya dan menarik kursi untuk ia duduki tetapi Keyla mengikutinya dan langsung duduk di pangkuan Billy dengan mengalungkan lengannya di leher Billy. Marisa yang melihat hal tersebut merasa tidak nyaman sepertinya wanita yang tidak ia kenal memang tidak menyadari keberadaan Marisa di ruangan Billy.

"Pak saya permisi dulu," Ia bangkit dan melangkah dengan terburu-buru menuju pintu.

Sial pasti dia salah sangka,batin Billy kesal.

"Lo pulang atau gue yang nyeret lo secara paksa," ujarnya dingin.

"Kamu gak kangen sama aku?" suara keyla sengaja di buat manja.

"Turun," perintah Billy agar Keyla turun dari pangkuannya.

"Sayang..." Keyla memeluk Billy dan langsung saja Billy menurunkan Keyla dari pangkuannya dan pergi dari ruangannya.

*-*

Semenjak kejadian dimana Sasa melihat Billy bersama dengan calon istrinya ia berusaha menghindar dari Billy dimanapun mereka bertemu.

Alven semakin gencar mendekati Sasa dan sepertinya Sasa juga mulai membuka hati untuk Alven karena ia sudah seharusnya mencari pasangan hidup ia tidak mau menikah terlalu tua kasian jika dia mempunyai anak nanti. Alven sudah mengetahu Kenzo bukan anak kandung Sasa sejak dulu karena Mila yang menceritakannya. Malam ini Alven dan Sasa akan makan malam bersama Alven sudah menyiapkan sesuatu untuk Sasa.

"Sa..." panggil Alven menatap lekat kedua bola mata Sasa.

"Hemm?" tanya Sasa. Alven menggenggam kedua tangan Sasa yang ada di atas meja. Jantung Sasa mulai berdegup kencang.

Alven tersenyum membuat jutaan listrik seakan menyengat hati Sasa. Sasa semakin penasaran dengan apa yang akan di ucapkan oleh Alven.

"Gue tau kita baru ketemu lagi sekitar dua minggu," Alven berhenti sejenak membuat rasa penasaran Sasa memuncak akan kalimat selanjutnya, " gue suka sama lo dari kita SD dulu sekarang gue mau bilang lo mau gak jadi pacar gue?" Alven tersenyum manis ia mengeluarkan kotak berwarna merah berisi sebuah kalung yang cantik dan simple.

"Al..." Sasa tidak menyangka bahwa Alven juga menyukainya sejak mereka SD dulu.

Alven menunggu jawaban dari Sasa sebenarnya jantung Alven berdegup lebih kencang dari pada Sasa. Ia takut jika Sasa menolaknya pasti jika bertemu nanti akan canggung sekali.

"Jadi gimana Sa?" tanya Alven sudah tidak sabaran karena Sasa menggantung ucapannya.

"Iya gue mau," Sasa tersenyum malu dengan wajah yang memerah. Ia menunduk malu.

Anjir pipi gue panas kaya ABG aja deh,batin Sasa.

"Apa Sa?" Alven pura-pura tidak mendengar padahal jelas sekali perasaannya sangat bahagia mendengar jawaban Sasa.

"Iya gue mau jadi pacar lo," Sasa masih menunduk. Alven berjalan ke samping kursi Sasa. Ia berbisik di telinga Sasa.

"Jangan nunduk kamu cantik kalau lagi merah gitu," bisik Alven.

My Secret RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang