"Maaf sayang Bunda lupa kalau ini masih jam kerja kamu,"
"Iya Bunda nanti kita lanjut lagi," ujar Sasa.
"Iya nanti Bunda main ke rumah kamu sekalian ketemu cucu Bunda,"
"Cucu?" Tanya Sasa.
"Iya cucu bubda sayang, Bunda sudah tau semua dari Billy," ujar Bunda Billy.
Sasa diam berusaha mencerna ucapan Bunda Billy.
"Bunda minta maaf sayang sama kamu untuk semuanya sama kamu tapi sekarang dia udah janji sama Bunda untuk berubah lebih baik lagi demi kamu dan anak kalian," jelas Bunda Billy.
Sasa masih bingung sebenarnya apa yang di ucapkan oleh calon mertuanya ini. Ia melihat ke arah Billy meminta penjelasan melalui sorot matanya tapi Billy hanya membalas dengan senyum manis yang membuat Sasa semakin bingung.
"Sudah ya Bun, Billy antar Sasa dulu ke ruangannya," ujar Billy.
"Kamu cerita apa ke Bunda?" tanya Sasa langsung ketika mereka berdua berada di dalam lift menuju ruangan Sasa.
"Aku bilang kenzo anak aku sama kamu," ujar Billy santai.
"Hah?" Sasa tidak yakin dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Kenzo anak akukan Sa,?" tanya Billy.
"Maksud kamu?"
"Aku ngerasa bahwa Kenzo adalah anak aku dari dulu, dari pertama aku ketemu Kenzo dan dua minggu yang lalu ada yang ngirim aku surat dan bilang bahwa Kenzo anak aku,"
"Surat?" tanya Sasa.
"Iya surat,"
ting!
Lift berhenti di lantai 5 ruangan Sasa.
Rasa penasaran menyelimuti Sasa siapa yang menulis surat kepada Billy dan mengatakan bahwa Kenzo adalah anak Billy dengannya.
***
Billy
Aku tunggu di parkiranSasa segera menuju parkiran setelah membaca pesan dari Billy.
"Bil," panggil Sasa.
"Aku tau kamu pasti penasaran tentang surat itu di apart kamu aku ceritain lagi," ujar Billy kemudian memasangkan sabuk pengaman untuk Sasa. Sebenarnya mulut Sasa sudah gatal untuk menanyakan hal itu kepada Billy.
Sesampainya di Apart Sasa, Billy menuju dapur untuk membuatkan es jeruk untuknya dan Sasa.
"Jadi yang tamu siapa yang buat minum siapa," ucap Sasa menghampiri Billy yang sedang menuangkan es jeruk ke dalam gelas. Sasa baru saja selesai berganti baju.
"Aku bukan tamu ini juga rumah ketiga buat aku bentar ya mandi dulu gerah, " Billy segera menuju kamar mandi Ia memang selalu membawa baju ganti di dalam mobilnya untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu.
Billy keluar dengan handuk yang tergantung di lehernya, Ia membuat Sasa berhenti bernafas ketika melihat Billy menggunakan celana pendek dan kaos berwarna hitam.
"Sini aku bantu keringin rambutnya," Sasa berjalan menghampiri Billy.
Billy mensejajarkan tingginya dengan Sasa untuk mempermudah Sasa mengeringkan rambutnya, Ia menatap dan menelusuri wajah Sasa dari jarak yang sangat dekat seperti ini.
Cantik, batinnya.
"I love you," ucap Billy.
Sasa berhenti mengeringkan rambut Billy mendadak wajahnya terasa panas oleh ucapan Billy.
Ia kemudian kembali duduk di ruang tv berusaha menetralkan kembali detak jantungnya."Harusnya kamu jawab I love you too," Billy ikut duduk di sebelah Sasa.
"Kaya anak ABG," ujar Sasa.
"Kenapa muka kamu merah," tanya Billy tersenyum geje.
"Ngga, ini pasti karena ACnya belum di nyalain," Sasa mengipas-ngipas wajahnya.
Hening,
"Sa Kenzo benar anak akukan?" tanya Billy.
Sasa menarik nafas sebelum menjawab pertanyaan Billy.
Ini saatnya untuk Ia jujur kepada Billy. Sasa ingin hubunganya berjalan baik kedepannya tanpa kebohongan."Bukan," jawab Sasa.
"Kamu bohongkan Sa?" Billy seolah tidak percaya.
"Kenzo bukan anak kamu," ucap Sasa.
"Lalu siapa ayah Kenzo jawab Aku?" Billy merasa tidak terima mendegar jawaban Sasa.
Sasa diam.
"Jawab Aku Sa siapa Ayah Kenzo kalau bukan aku? siapa laki-laki itu kalau bukan aku?" suara Billy sedikit meninggi seolah mendesak Sasa.
"Kenzo bu-bukan a-nak kamu dan Bukan anak a-ku juga," jawab Sasa kemudian ia terisak karena nada bicara Billy.
"Apa?"
"Kenzo bukan anak kandung aku," jelas Sasa dengan suara yang parau.
***
Sesuai janji Up minggu.
Bintangnyaa manaaa?
jangan lupa 💕💕Love
Ican❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Romance
RomanceMarisa terbangun disebuah kamar yang jelas bukan miliknya ini seperti kamar hotel, dia berusaha mengingat kejadian semalam apa yang membuatnya tiba-tiba berada di sebuah tempat asing. Dia bangun dan menemukan sebuah note di meja samping tempat tidur...