4 tahun kemudian...
" Kenzo makan dulu sayang."
" Suapin Bun," dia mendekat ke arah gue.
Pangeran gue sudah berusia 4 tahun 5 bulan. Teh Karin meninggal dunia ketika Kenzo baru menginjak 5 bulan dan sekarang dia memanggil gue Bunda.
Gue sudah tidak tinggal di rumah Mila tapi di sebuah apartmen milik Kak Rian dia adalah Kakak Mila yang tinggal di Singapura setelah lulus kuliah disana, sekarang dia memimpin perusahaan milik keluarga Mila di Jakarta dan gue bekerja sebagai sekertaris disana. Sebenarnya ini keinginan Ayah yang berharap gue bisa mendapatkan pekerjaan yang layak lebih tepatnya pekerjaan di bidang bisnis sepertinya dahulu.
" Ken nanti bekalnya dihabiskan kalau tidak Bunda ngga jadi bawa Ken Jalan-jalan," gue memasukan bekal ke dalam tas Ken, ia sudah bersekolah di taman kanak-kanak.
Kenzo sangat aktif dan lincah terlebih lagi dia tidak rewel seperti anak-anak lainya, dia begitu mandiri gue hanya cukup mengantarnya sekolah dan menjemputnya , tapi gue takut terjadi sesuatu karna dia masih sangat membutuhkan perhatian jadi gue meminta Bu Sofi menjaga Kenzo selama di sekolah. Bu Sofi sudah menjadi pengasuh Kenzo sejak dua tahun lalu karna tugas kuliah yang menumpuk terlebih lagi dulu gue bekerja sambil kuliah gue jarang memperhatikan Kenzo akhirnya gue mencari seorang pengasuh untuk membantu gue merawatnya.
Gue mengantarkan Kenzo menuju sekolahannya terlebih dahulu gue menjemput Bu Sofi ke rumahnya.
" Kenzo jangan nakal yah di sekolah," ujar gue sambil mencium kedua pipi gembulnya.
" Iya Bunda, Kenzo sayang Bunda." Dia mencium pipi gue.
" Bunda lebih sayang Kenzo." Gue mengantarnya menuju kelasnya.
" Bu titip Kenzo ya, Sasa berangkat dulu." Gue mencium tangan Bu Sofi yang sudah gue anggap seperti Ibu gue juga.
*-*
" Selamat pagi Pak, Jadwal Bapak hari ini makan siang bersama Pak Abdullah dari Surabaya dan laporan yang kemarin Bapak minta sudah saya selesaikan ," gue memberikan laporan kepada Kak Rian.
Sebenarnya gue hanya memanggil Bapak di kantor saja agar terlihat lebih sopan dan jika di luar kantor gue biasa memanggilnya Kak Rian.
" Terimakasih Sa, kamu tidak perlu ikut makan siang biar saya dengan Roy. Kamu bisa jemput Kenzo." Dia selalu mengerti gue tapi kadang gue merasa tidak enak takutnya banyak yang salah paham mengenai gue dan Kak Rian.
Gue emang sering menjemput Kenzo setiap hari karna jarak kantor , sekolah kenzo dan apart gue cukup berdekatan , Rian juga memberikan gue izin untuk menjemput Kenzo dan setelahnya gue balik lagi ke kantor tapi jika tidak ada jadwal Rian selalu meminta gue untuk langsung pulang saja dan mengurus Kenzo. Gue gak tau harus membalas kebaikannya dengan apa yang slalu mengerti keadaan gue.
" Maaf Pak tapi..." gue belum selesai bicara Rian memotong ucapan gue.
" Marisa Azahra kamu mau membantah saya?" Jir gue takut.
" Maaf tidak Pak."
" Malam ini apa kamu ada acara?" tanya Rian.
" Tidak ada Pak."
" Jam 7 malam saya jemput ajak Ken."
Gue ingin bertanya tapi Rian melihat gue seolah berkatah ' mau nanya lagi? '
" Baik Pak."
Gue baru bekerja kurang dari satu tahun tapi tetap saja merasa takut jika Rian mulai mengeluarkan perintahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Romance
RomanceMarisa terbangun disebuah kamar yang jelas bukan miliknya ini seperti kamar hotel, dia berusaha mengingat kejadian semalam apa yang membuatnya tiba-tiba berada di sebuah tempat asing. Dia bangun dan menemukan sebuah note di meja samping tempat tidur...