Jangan lupa Vote, Thanks!
"Annnna." Suara itu kini berada tepat di depanku ia memanggil namaku dengan nafas yang sedang terengah-engah.
Aku mengangkat kepalaku pelan, belum sempat aku mengeluarkan suaraku tubuh kekar Joe sudah memelukku.
"Aku disini." Ucapa Joe yang membuat tangisanku pecah, yang tadinya hanya pelan menjadi lebih keras sehingga membuat aku tersedu-sedu.
"Apa kau baik-baik saja?" Bisik Joe padaku tepat di telingaku.
Aku menganggukan kepalaku dengan helaan nafas yang masih tersendat-sendat dan airmata yang sudah membanjiri wajahku.
"Akkkuu."
"Taakkuuttt."
"Aku disini." Joe memelukku erat seakan memberitahuku bahwa pelukan yang ia berikan untuk meyakinkanku bahwa aku tidak lagi sendiri.
Tapi aku seperti tidak yakin dengan isyarat itu, aku segera membalas pelukkan erat dari Joe dan rasanya aku tak ingin melepaskan pelukanku padanya aku takut ini hanya mimpi dan Joe meninggalkanku di tempat ini.
"Maafkan aku." Ucap Joe pelan.
"Aku disini dan tak akan meninggalkanmu." Joe seakan tahu apa yang sedang aku pikirkan.
Ia melepas pelukannya sementara aku terus memelukknya erat. Ia membuka jaket yang ia pakai dan memakaikan jaket itu padaku, tanpa melepas pelukkanku Joe kemudian mengangkatku dan membawa aku masuk ke dalam mobil.
Tak ada lagi ketakutan ketika aku berada di dalam mobil bersama Joe di sampingku, tangisanku sedikit mulai meredah ketika mobil mulai menyusuri jalan kembali ke hotel.
"Minumlah." Ucap Joe sambil menyodorkan minuman kepadaku.
Aku meminum minuman yang diberikan Joe, dengan airmata yang masih membasahi pipiku.
"Berhentilah menangis." Joe menatapku sepertinya aku tidak perduli lagi ketika Joe melihat wajahku yang mungkin sudah urak-urakkan dan mataku yang kupikir sudah bertambah beberapa inch!
Joe kemudian mengusap airmataku dan menarik tubuhku bersandar ke dalam pelukkannya.
Benar tubuhku kini berada dalam pelukkan Joe lalu aku menyandarkan kepalaku di kepalanya dan aku merasakan dagu Joe yang menyentuh puncak kepalaku.
Tangan Joe yang dua kali lipat dari tanganku, mengelus rambutku dengan lembut sementara tangannya yang lain memegang erat tanganku.
Aku sungguh merasakan kehangatan setelah hampir tiga jam aku merasakan dinginnya udara malam menyelimuti tubuhku.
Aku mengerlingkan mataku agar aku bisa melihat wajah Joe, aku menatapnya dalam. Aku tidak pernah menyangka pria kasar yang selalu membuat aku kesal ini telah menyelamatkanku. Entah apa yang akan terjadi jika pria ini tak datang menolongku.
Pelukkan Joe yang lembut dan hangat membuat aku terbawa dalam alam tidurku selama hampir dua jam. Dan ketika aku bangun Joe sudah membawakan aku makanan.
"Kau sudah bangun?" Ucap Joe sambil tersenyum, ia melepas ponsel yang sedang ia mainkan dan menaruhnya di sakunya. Sementara dipangkuan Joe sudah ada sebuah nampan makanan yang aku tidak tahu darimana asalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck
Romance• • • Entah apa yang terjadi denganku, aku yang berniat hanya untuk sedikit berbaik hati atas bantuan yang selama ini Joe berikan padaku, kini aku terjebak dengan permainan yang sedang aku dan Joe lakoni. Dia terus menciumku sesuka hatinya dan membu...