18| Don't leave me

523 46 0
                                    

Thank you for Vote and please keep Vote, biar semangat updatenya.

"Kau bilang aku penyebabnya?" Seorang lelaki sedang membentak Anna sementara di ruangan itu ada beberapa orang.

Anna hanya membisu.

"Jangan hanya diam katakan sesuatu. Kau yang menjual semua harta grandparents dan menghabiskannya bukan?" Pria itu terus membentak Anna.

"Demi Tuhan aku tidak pernah menjualnya!" Sanggah Anna dengan mata berkaca-kaca.

"Kalian semua terus saja mempersalahkanku, bukankah kalian yang mengambilnya? Apa buktinya aku yang sudah menghabiskannya?"

"Kau memang tak tahu malu kau sudah menjual hidup mereka dan kini kau membebani mereka!" Teriak seorang wanita pada Anna.

"Kerjamu memang seperti itu membuat orang menderita dan kau iri pada orang lain. Itulah hidupmu tidak pernah berubah bahkan tidak ada perkembangan seperti kami. Bahkan kurasa tak punya masa depan!" Tambah seorang pria.

Anna berlari memasuki sebuah ruangan sepertinya ruangan itu sebuah kamar, ia mengunci dirinya disana. Granny yang di lewati Anna terkejut melihat cucunya menangis dan Granny kemudian melangkahkan kakinya, mengetuk pintu kamar.

"Anna buka pintunya, ada apa sayang?"

Anna yang berada di dalam kamar hanya menangisi dirinya. Ia sungguh tak mengerti apa yang sedang ia hadapi. Keluarganya, saudara-saudaranya bahkan orang yang paling ia percaya dan dia tahu bisa melindunginya kini menyakitinya dan meninggalkannya. Anna terus menangis buturan air mata membasahi pipinya.

Sementara Granny dengan wajah penuh kecemasan terus mengetuk pintu kamar.

"Anna buka pintunya sayang, jangan buat Granny khawatir. Jika kau tak membukanya, Granny akan menyuruh orang memaksa membuka pintu ini."

'Granny mungkin tak ada gunanya aku hidup, aku hanyalah beban untukmu dan aku di benci dan di tinggalkan oleh orang-orang yang aku sayangi.'

Granny yang tidak mendapatkan jawaban dari Anna kini berada di ruang tengah dengan beberapa orang disana.

"Apa yang kalian lakukan pada Anna?"

"Granny berhenti membelanya. Granny tak lihat ketika Granny terus membelanya, dia terus besar kepala." Seorang pria sedang memperingati Granny.

"Ada apa dengan kalian? Dia kakak kalian."

"Dan dia bahkan tidak bisa di andalkan tak pantas di sebut kakak."

Anna keluar dari kamarnya sambil membawa sebuah pisau.

"Lakukanlah, itu akan lebih bagus jika kau tak ada lagi di dunia ini." Teriak seorang wanita.

"Kau memang tidak bisa di andalkan. Mungkin dengan kau mati akan lebih baik, kau hanya menyusahkan dan membuat semua orang bertengkar karenamu." Kata seorang pria pada Anna.

"Anna, don't do that sweetheart. Itu tak akan menyelesaikan masalah." Granny yang sedih melihat Anna mencoba menenangkan Anna.

"Lakukanlah, agar kami tidak bertengkar lagi. Kau memang pembuat keonaran, jika bukan karena kau semua akan baik-baik saja."

Butiran Air mata Anna tidak bisa ia tahan, ia menangis namun hanya Granny yang mengkhawatirkannya. Ia benar-benar tak menyangka betapa hidupnya seperti ini, sungguh tidak diinginkan dan di tinggalkan. Ia segera menaruh pisau di tangan kirinya dan mulai memotong nadinya, ketika darah segar mulai meneter tiba-tiba Anna mendengar sayup-sayup suara seorang pria memanggil namanya.

Stuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang