14| Forever best friend

477 40 0
                                    

Thank you for always Vote.
Jangan lupa terus vote.


"Akuuuuu-------

Anna berdiri dan mendadak menatap Lenna.

"Apa kau hamil Lenna? Dengan siapa? Holysh*t! You did it?

Anna benar dibuat kaget karena selama ini, Lenna tidak pernah menunjukkan punya ketertarikan pada pria manapun. Bagaimana mungkin jika sekarang sedang berbadan dua.

"Apa kau tidak waras? Jangan cepat mengambil kesimpulan." Lenna melempar bantal pada Anna sambil memandang muka Anna dengan geram.

"Dan jangan asal menebak."

"So, what? Jangan membuatku penasaran Lenna." Anna melototkan matanya pada Lenna seakan mengatakan cepat katakan maksudmu.

"Kau harus janji untuk tidak menertawakanku." Lenna berdiri di depan Anna.

Anna tak bisa menahan tawa karena melihat raut wajah Lenna yang aneh.

"Ha. Ha. Ha ada apa cepat katakan?"

"Lihat saja dirimu, aku belum memberitahumu dan kau sudah tertawa." Kesal Lenna pada Anna.

"Bagaimana aku tidak tertawa jika kau--- lihat wajahmu di depan kaca kau jupa pasti akan percaya. Okay. Okay. Tell me, now!" Baru kali ini Anna melihat wajah Lenna seperti ini, tak biasaya wajah Lenna seperti dilecehkan biasanya dia yang melecehkan Anna.

"Aku pacaran dengan Gerald!" Ucap Lenna dengan suara yang sangat pelan sambil menunduk.

"What???????" Kaget Anna membuat Lenna mengangkat kepalanya.

"With that b*tch heh? Ha. Ha. Ha."

Lenna kini mendekati Anna dan memukul-mukul Anna dengan bantal.

"Sudah kukatakan jangan menertawaiku."

"Bukankah dulu kau pernah bilang, kau tak akan pernah berhubungan dengan pria seperti Gerald. Dan sekarang? Hmm." Anna menghela napas mengejek Lenna.

"Berhenti mengejekku, dan Anna aku ingin memberitahumu sesuatu." Lenna berbicara pelan.

"Sore ini aku harus ke Vancouver."

"Vancouver?"

"Kenapa begitu mendadak Lenna? Apa Daddymu sakit atau Mommy?" Anna mendadak menatap Lenna dan menjadi serius.

"Yes, Daddy sedang drop! Aku harus berada disana."

"Ooo Lenna." Anna kemudian berdiri dan memeluk sabahabnya.

"Trust me everything gonna be okay." Ayah Lenna memang sudah beberapa bulan ini sakit-sakitan membuat Lenna harus kembali ke Canada melihat Ayahnya.

"I do hope so, Anna!" Ucap Lenna penuh harapan ayahnya baik-baik saja.

Mereka mengakhiri pembicaraan mereka dan segera mempersiapkan diri untuk pergi ke tempat kerja mereka.

"Aku akan mengantarmu!" Ucap Lenna pada Anna.

"Tidak, aku akan naik taksi." Anna mengambil sepatunya dan memakainya.

"Kau ingat kau pernah ditabrak dan aku tak mau mendengar kau ditabtak lagi dan-----"

"Baiklah. baiklah aku akan menuruti perintahmu Miss. Jacobs." Anna menghentikan ocehan Lenna dan memakai sepatunya.

"Tapi kenapa kau masih harus ke kantor Lenna?"

"Aku harus mengurus sedikit berkas dan sorenya aku langsung berangkat. Apa kau lupa aku ini bos di kantorku?"

"Ya, yaa.. I am gonna miss you, Lenna." Ucap Anna sambil memeluk Lenna dari belakang.

"Ooo come on, aku hanya sebentar jika Daddy membaik. 2-3 hari aku segera kembali, lagipula aku tak bisa lama-lama berpisah dengan Gerald. Dan lepaskan tanganmu, i am not a gay!" Gumam Lenna.

"Ohh my God, Lenna.. What? Kau bahkan tak akan merindukanku huh? Kau hanya merindukan Gerald?" Ujar Anna yang kaget dengan ucapan sahabatnya, karena selama ini yang selalu Lenna rindukan dia tapi sekarang bukan lagi dirinya.

Lenna tertawa melihat tingkah sahabatnya itu.

"Ada apa denganmu? Oh ayolah apa hanya kau yang bisa merindukan kekasihmu dan aku tidak."

"Aku hanya tak menyangka kau berubah secepat itu Lenna." Ejek Anna dengan kening terangkat yang di buat seperti tak menyangka apa yang di lakukan Lenna dan akhirnya kedua sahabat itu tertawa.

"Tinggallah di apartemenku ini Anna, selama aku tidak ada. Aku mengkhawatirkanmu." Lenna menatap sahabatnya itu, Lenna tahu apa yang di hadapi Anna.

"Oo tidak Lenna, kau pikir aku tak punya tempat tinggal heh?" Tanya Anna dengan wajah sombongnya.

"Baiklah kalau begitu ambil ini. Kau perlu atau tidak pegang ini." Lenna menyodorkan sebuah amplop yang berisi uang.

"Tidak Lenna. Aku tak bisa kau dalam keadaan seperti ini dan kau masih menghiraukanku." Tolak Anna.

"Kumohon, kumohon aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku, sebagai adikku walau aku lebih tua darimu hanya 3 bulan. Kumohon aku takut ketika aku tidak ada, terjadi sesuatu denganmu." Lenna menaruh amplop tersebut di saku Anna.

"Apa kau meninginkan terjadi sesuatu denganku heh?"

"Tentu saja tidak itu hanya untuk jaga-jaga, aku tak ingin kau dalam keadaan susah dan aku tak bisa membantumu."

"Thank you so much Lenna. Thank you for everything! Kau adalah sahabat terbaikku. Bagaimana pun aku nanti, tolong jangan berubah. You are my forever best friend that i ever had." Sambil mengucapkan kata-kata itu Anna memegang dadanya.

"And i will keep you here even someday you leave me."

"Oooo please, kau membuatku terharu." Lenna memegang dadanya dan membuat raut wajah sedih.

"Aku tidak akan mungkin bisa membalas kebaikanmu dan hubungi aku sesampainya di Vancouver, beritahu nomor ponselmu disana." Anna memeluk Lenna.

"Yaaa, aku pasti menghubungimu Miss. Lawson."

Ting tong
Bunyi bell apartemen Lenna.

Pembicaraan mereka terhenti ketika suar bel berbunyi, Lenna kemudian berjalan mendekati pintu.

"Morning baby." Gerald berada di depan pintu Lenna tersenyum sambil memeluk Lenna.

"Hey, what are you doing here? This is office hour." Lenna kaget dengan kehadiran Gerald yang masih terlalu pagi.

"Hi!"

"Siapa Len?" Tanya Anna yang keluar dari kamar dan terdiam ketika melihat Lee ada di depan pintu.

"Apa yang kalian lakukan? Kami baru saja mau ke tempat kerja."

Lee tak menghiraukan pertanyaan Lenna, kemudian berjalan pelan mendekati Anna yang masih terdiam. Sampai di depan Anna ia langsung memeluk Gadis itu.

"Bukankah ada yang sedang merindukan aku?" Bisiknya pelan di telinga Anna.

"Ya aku merindukan pria yang tidak memberiku kabar dari semalam." Sambil melepaskan pelukan Lee.

"Apa kita akan pergi sekarang?" Tanya Gerald.

"Kemana? Aku harus pergi bekerja." Ujar Anna.

"Hanya sebentar sayang, kita hanya akan sarapan dan kemudian kembali ke tempat kerja masing-masing." Lee memeluk pinggang Anna sambil berjalan keluar. Sementara Lenna hanya diam sambil bergandengan tangan dengan Gerald.

"Tapi aku akan terlambat Lee." Bisik Anna pelan.

"Tenanglah, aku sudah minta ijin pada Edward bahwa kau akan sedikit terlambat." Lee mengedipkan matanya pada Anna.

*******

To be continued..

Stuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang