50| Desire

451 43 8
                                    

Jangan lupa Vote, Thanks!

Aku segera menarik tangan Anna, membenamkannya dalam dekapanku lalu kemudian mencium Anna dengan lembut namun ciuman yang menuntut untuk Anna bisa membalasnya.

Entahlah pikiran apa yang sedang merasukiku, aku sungguh menginginkan wanita dihadapanku menjadi milikku seutuhnya dan aku tak ingin pria manapun bisa menyentuh dan memilikinya lagi selain aku.

Aku melepas bibirku sebentar menatap Anna dalam lalu kembali menciumi bibir Anna. Aku kini merasakan nafas hangat Anna yang berhembus di wajahku dengan teratur.

Tak puas dengan ciuman lembut aku kini mulai melumat bibir Anna yang merah dan kenyal, aku mulai sedikit memberikan sentuhan dengan gigiku di bibir Anna.

Perlahan namun pasti kini bibirku mulai sedikit menghisap bibir Anna sampai aku merasakkan lidahnya ada dalam mulutku, kini berganti aku yang memasukkan lidahku ke dalam mulutnya, kurasakan lidahku dan lidahnya menyatu.

Aku kemudian memainkan lidahku dalam mulutnya, merasakan setiap detail kedalaman mulut Anna dan kini aku bisa merasakan setiap bentuk gigi putih Anna.

Sementara tangan kiriku sedang memegang tengkuk wajah Anna dan tangan kananku melingkar di pinggangnya erat.

Aku terus melumat bibir Anna tanpa henti kepalaku sebentar berpindah mengarah ke kanan dan sebentar mengarah ke kiri.

Entahlah apa yang terjadi pada Anna, Anna tak memberikan perlawanan dengan apa yang sedang aku berikan padanya.

Ciuman kami benar-benar ciumannya yang menghayutkan aku tak menyangka Anna juga handal dalam berciuman. Ia bahkan membalas ciumanku dengan hasrat yang memburu sebenarnya bukan hanya kali ini ia membalas ciumanku namun ini pertama kalinya ia begitu bergairah.

Anna melumat bibirku memasukkan lidahnya ke dalam mulutku dan itu jelas semakin membuat sahabat kecilku yang berada di bawah sana menegang sempurna.

Aku perlahan membawa Anna ke sudut pintu apartemen tanpa melepas ciuman kami yang sudah semakin memanas, aku menyandarkan Anna disana dan terus menciumnya.

Kali ini aku merasakan hawa panas menghampiri tubuhku bahkan AC apartemenku tak bisa mendinginkanku. Aku tak bisa menahan gairahku yang sudah memuncak di bawah sana. Aku dan Anna masih dengan posisi berdiri di sudut pintu keluar apartemenku.

Aku memberanikan diri membawa tangan kananku menyentuh payudara Anna, aku merasakan benda itu dari luar pakaiannya. Kuremas pelan gundukan yang tidak sebesar ukuran tanganku.

Sepertinya payudara Anna yang kecil bukanlah dambaan setiap pria namun aku tetap menginginkannya.

Aku terus meremas payudara Anna dari balik pakaiannya dan terus melumat bibirnya. Kini aku mendengar nafas Anna yang sudah tak beraturan sepertinya Anna juga sedang bergairah.

Aku semakin tak tahu diri menciumi Anna dan kini tanganku perlahan masuk ke dalam pakaian Anna untuk mencapai payudara Anna.

Pakaiannya yang seksi dan sedikit terbuka membuatku dengan mudah mengakses payudara Anna.

Kini jemariku sedang memegang payudara Anna yang putih, aku merasakan ujung payudara Anna yang sedang mengeras dengan baik.

Pegangan tanganku di payudara Anna membuatku semakin terangsang hebat, aku sedikit menindih Anna tepat di kepunyaannya agar ia bisa merasakan kepunyaanku yang sudah menegang di bawah sana.

Stuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang