33

9.5K 827 105
                                    


"Hyung, aku ke atap ne" izin Hoseok kepada Seokjin yang berada di ruang tamu. "Eoh,"

Setelah Hoseok sudah sampai di atap, ia menemukan sosok gadis yang di pinggir atap, awalnya Hoseok berpikir positif, jika gadis itu hanya menikamti pemandangan, tetapi setelah di perhatikan lagi, langkah gadis itu semakin lama semakin ingin menjatoh kan dirinya. "Dia mau bunuh diri?" Gumam Hoseok.

"Oh tidak aku harus menghentikannya," Hoseok langsung berlari dan menarik tangan gadis itu ke dalam dekapannya. "Lepaskan aku," gadis itu sedikit terkejut saat melihat Hoseok menariknya lalu memeluk gadis itu.

Hoseok langsung melepaskan pelukannya dan memegang pundak gadis itu dengan erat. "Kau gila? Kenapa ingin bunuh diri?" ucap Hoseok sedikit membentak. "Apa pedulinya oppa?" Tanya gadis itu.

"Hey, kau masih punya masa depan, jangan lakukan seperti itu. Kalau memang kau tidak kuat apa yang kau rasakan, kau bisa teriak yang keras disini, tanpa memikirkan untuk bunuh diri." Jelas Hoseok, yang membuat gadis itu mulai berpikir

Gadis itu hanya menatapnya. Hoseok langsung kembali memeluk. Ia tahu didepannya adalah orang asing, namun Hoseok juga tidak akan membiarkan orang asing membiarkan mengakhiri hidupnya begitu saja. Hoseok mengelus punggung gadis itu, agar gadis tersebut merasa tenang, dan menangis di dalam pelukannya. "Jangan lakukan itu, aku memang tidak mengenalimu. Hidup memang berat, tapi jika kau melakukan ini. Tuhan juga tidak akan senang padamu, tetap bertahanlah sebisa mu," ucap Hoseok.

"Lepaskan aku. Tidak aka nada yang peduli denganku," ucap gadis yang berontak. "Aku peduli padamu, kalau aku tidak peduli, aku tidak akan memohon untuk jangan melakukan ini," Gadis itu terdiam.

Karena Hoseok merasa gadis itu sudah mulai tenang, Hoseok langsung melepaskan pelukannya. "Maafkan aku memelukmu," Gadis itu memang mengenali siapa yang berada di depannya, namun ia memikirkan tentang kepribadian Hoseok. Hoseok memang manusia terbaik yang pernah ia temui, ketika ia melihat Hoseok di televisi, senyuman ceria yang sering Hoseok tunjukan bisa membuat semua orang tersenyum. "Berentung sekali yang mendapatkanmu oppa," ucap gadis itu dan membuat Hoseok tersenyum. Gadis itu menunduk dan menangis. "Kau cantik, aku yakin namja yang mendapatkan mu tidak akan menyia-nyiakan mu," Hoseok tersenyum, gadis itu kembali menatapnya. Dan Hoseok menghapus air mata yang membasahi pipi gadis itu.

"Jangan lakukan itu lagi ne, masih banyak yang peduli denganmu, ceritakan lah masalah mu kepada orang yang kau percaya. Aku sangat yakin teman-temanmu pasti akan menemanimu terus ketika kau sedang dimasa terpuruk seperti ini," ucap Hoseok, yang tanpa sadar membuat gadis itu jatuh padanya.

[-]

"Lalu setelah itu oppa langsung berkencan dengannya?" Tanya Hara. Namun Hoseok kembali terdiam. "Aniyo Hara-ssi, Yuri jadi sering ke atap apartement, dan setelah dua hari kejadian itu, Yuri mengancam oppa-mu, jika oppa-mu tidak berkencan dengannya, dia akan bunuh diri saat itu juga," jelas Jungkook.

Hara masih menatap kakaknya dengan tajam, karena bukan Hoseok yang menjawab, melainkan Jungkook yang menjawab. Seola yang tadi berpelukan dengan Yein kini ia melepaskan pelukan itu. "Aku memang kecewa denganmu," ucap Seola yang tiba-tiba dan tentunya membuat Hoseok langsung menghadap Seola.

"Seola-ya," hanya itu yang bisa Hoseok katakan, seperti ada sesuatu yang teriris di hatinya.

"Baru kali ini aku melihat drama yang begitu sedih," gumam Yoongi yang hanya terdengar oleh Jimin. "Kalau sedih seharusnya kau menangis hyung," balas Jimin.

Jhope's Sister ✔  (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang