Maaf jika ada typo ^^
---
Ray kembali bercermin untuk ke tiga kalinya dan Rudi sudah mulai eneg melihatnya.
"Apa perlu gue panggilin pengamat fashion Ray ?" Rudi berdiri disamping Ray dan merangkul bahunya.
Ray tak menghiraukan kata kata Rudi dan masih sibuk merapikan tatanan rambut, memeriksa wajah dan kembali berputar untuk melihat tampilannya secara keseluruhan.
"Ya Tuhan Ray, stop! Gue mual tau ga kalau lo masih mengulang ngulang hal yang sama". Rudi kembali duduk di sofa.
"Ck! Lo berisik banget tau ga rud, diem aja napa. Ini tuh kunjungan pertama gue ke rumah Syabila atas undangan dari orang tuanya. Jadi gue harus tampil sempurna". Ray kembali melihat pantulan dirinya dicermin.
"Oke..oke.. baiklah, semua terserah padamu saja. Lo lakuin aja itu sampai besok". Rudi melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 7 malam.
Ray melihat ke arah jam ditangannya dan memekik kaget. "Ya Allah, kenapa lo ga bilang dari tadi sih rud? Ini sudah mau telat loh gue". Ray buru buru menyambar kunci di atas nakas dan bergegas keluar.
Rudi menaikkan satu alisnya kemudian geleng geleng. Dasar susah ngomong sama orang yang lagi kasmaran gitu. Gumam Rudi sambil menyusul Ray keluar.
---
Sebelas duabelas dengan Ray, Syabila pun hampir melakukan hal yang sama. Bedanya Syabila bolak balik mencicipi masakannya.
Syabila yang baru saja melangkahkan kakinya memasuki rumah tadi sore malah mendapat kejutan dari uminya.
Aisyah mengatakan jika abinya telah mengundang Ray untuk makan malam bersama nanti malam dan abinya juga berpesan jika Syabila lah yang akan menjadi kokinya malam ini.
Memasak untuk anggota keluarganya memang sudah biasa dilakukan oleh Syabila, tapi ini dia memasak untuk tamu mereka, Ray. Huft, rasanya baru kali ini Syabila merasa tidak percaya diri dengan masakannya.
Aisyah dan Maryam terkikik geli saat melihat kegelisahan dari Syabila. Mereka menikmati itu dari ruang keluarga.
"De, apa sebaiknya umi bantuin aja ya kaka?" Tatapan gelisah Syabila membuat Aisyah menjadi kasihan.
"Jangan mi, biarin aja kaka. Kita nikmati aja pemandangan ini". Maryam kembali terkikik.
"Tapi umi ga tega ah de. Umi bantuin kaka kasih nilai rasa masakannya aja ya?" Ucap Aisyah sambil berdiri
"Boleh deh um, lagian ini udah hampir masuk waktu maghrib. Kaka kan belum mandi. Kasian juga".
Mereka berduapun beranjak dan pergi menuju dapur dimana ada Syabila dengan seribu kegalauannya.
"Gimana ka, udah selesai?" Tanya Aisyah
"Eh, um. Udah ko tapi Syabila minta tolong dong sama umi. Cicipin deh masakan Syabila, ada yang kurang ga kira kira?" Syabila menyodorkan sendok ke mulut uminya.
"Hmm... ini enak banget loh ka. Umi suka".
Seketika wajah Syabila langsung berbinar. " beneran mi? Ga bohongkan ?" Tanya Syabila semangat.
"Iya sayang. Udah ah sana buruan mandi terus kita sholat magrib berjamaah yaa". Jawab Aisyah sambil mengelus lembut bahu putrinya.
"Iya, ntar malu loh kalau keburu ka Ray datang. Eh, liat kokinya kucel, bisa bisa jadi ga nafsu makan ntar." Ucap Maryam mengejek
"Apaan sih de. Ya udah Syabila tinggal mandi ya um".
Syabila pun meninggalkan dapur sambil bersenandung gembira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar HALALnya Syabila (SELESAI) SUDAH TERBIT
Espiritual(#1 in spiritual 10/10/17) *sekuel dari Kekasih Halalku* * PERINGATAN! cerita sudah TIDAK LENGKAP karena Sudah Terbit* Syabila El-Barack adalah putri sulung dari pasangan Furqon El-Barack dan Siti Aisyah. Di umurnya yang menginjak 23 tahun Syabila...