Episode 52

18.7K 1.1K 104
                                    

"Ayah, ayo kita sarapan dulu." Panggil Al

"Oke Al, kamu tunggu aja di meja makan ya. Ayah mau cuci tangan dulu." Ray beranjak dari halaman depan rumahnya setelah memberi makan ikan hias yang ada di kolam.

Al duduk manis dengan melipat kedua tangannya di meja. Hari ini dia sudah berpakaian rapi untuk pergi ke tempat bundanya.

"Sudah baca doa ?" Tanya Ray yang baru saja duduk.

"Udah dong" jawab Al dengan senyuman manisnya.

Ray membaca doa lalu bersiap mengambil nasi goreng yang tersaji di meja

"Sini yah, biar Al aja yang mengambilkannya untuk ayah." Dengan telaten Al memindahkan nasi goreng ke piring Ray dan tidak lupa menuangkan air putih ke dalam gelas.

"Terimakasih anak ayah" ucap Ray

Al tersenyum lagi "sama- sama ayah. Ayo kita makan."

Mereka menikmati sarapan mereka dalam diam, seperti yang biasa Ray dan Al lakukan.

---

"Jadi bunga yang mana yang akan kamu bawa untuk bunda, Al?" Tanya Ray saat mereka sedang di toko bunga.

"Aku mau yang ini, yah. Al suka warna putih. Minggu kemarin kan Al udah kasih bunda bunga warna merah. Sekarang mau yang warna ini." Jawabnya pasti

"Oke sayang. Mba tolong bungkus yang ini ya."

Al membawa bunga sambil tersenyum. Dia benar benar tidak sabar untuk bertemu bundanya. Sudah 2 hari dia tidak bertemu dengan bunda tersayangnya.

Al tersenyum saat Ray mengambil fotonya didepan sebuah tangga "anak ayah benar benar tampan" ucap Ray sambil mengelus kepala Al

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Al tersenyum saat Ray mengambil fotonya didepan sebuah tangga "anak ayah benar benar tampan" ucap Ray sambil mengelus kepala Al.

"Tentu, kata oma dan grandma aku sangat mirip dengan bunda dan ayah kan tau kalau bunda Al itu sangat cantik." Ucapnya penuh percaya diri.

Ray hanya terkekeh menaggapi putra kesayangannya itu. Dengan menggandeng tangan Al, Ray masuk kedalam gedung yang sudah sering dia kunjungi selama 4 tahun belakangan ini. Saat berjalan di lorong semua yang sudah mengenal Al pasti langsung menyapa anak tampan itu dan kadang mereka mencubit pipi putihnya.

Mereka tiba di depan sebuah pintu berwarna putih dan Ray membuka pintu itu perlahan. Disana sudah terlihat seorang wanita yang paling dicintainya sedang tidur. Ya tidur yang entah kapan akan bangun.

"Assalamualaikum bunda" ucap Al mengucap salam. Dengan cekatan tangannya meraih tangan kanan Syabila lalu mengecupnya. Kemudian dia mengganti bunga yang ada di vas dengan bunga baru yang dia bawa.

Ray duduk di samping ranjang Syabila, mengelus lembut kepalanya lalu mendaratkan sebuah kecupan lama yang mengisyaratkan kerinduan yang mendalam "selamat pagi istriku, bagaimana tidurmu? Nyenyak kan. Mas dan Al juga begitu. Kami pagi ini sarapan dengan nasi goreng yang dibuatkan bi Inah tapi ini istimewa kerena Al yang menyajikannya untuk mas." Ucap Ray sambil mengenggam erat tangan Syabila.

Mengejar HALALnya Syabila (SELESAI) SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang