Syabila dan Ray kembali bertemu dilokasi proyek yang mereka tangani. Ray tampak sumringah ketika melihat Syabila yang datang dari kejauhan.
Berbeda dengan Ray, wajah Syabila tampak biasa saja yang sebenarnya memyimpan perasaan gugup yang tak luar biasa.
Gadis yang pintar menyembuyikan perasaan ya. Hihi
"Assalamulaikum: Sapa Syabila pada orang orang yang sedang berkumpul untuk meninjau proyek itu.
"Waalikumsalam" Sahut mereka bersamaan.
Ray melihat Syabila dengan pandangan yang berbeda. Sedangkan Syabila terlihat lebih acuh.
Syabila memang selalu profesional jika itu berhubungan pekerjaannya. Dia tak mau mencampur adukkan hubungan pribadi dengan pekerjaan. Jadi jangan heran jika melihat wajah Syabila yang tampak biasa saja.
Hal itu yang belum dipahami oleh Ray. Ray tampak bingung dengan mimik wajah Syabila. Ray jadi berfikiran ada apa apa dengan Syabila. Padahal pertemuan terakhir mereka menyenagkan, bahkan sangat menyenangkan.
Disela sela peninjauan mereka, Ray selalu berusaha mencuri pandang kepada Syabila. Memperhatikan wajah wanita yang saat ini sudah mencuri hatinya.
Terlihat biasa saja dan seolah olah mereka tidak pernah dekat.
Syabila menyadari pandangan Ray terhadapnya sepanjang peninjauan tadi. Hati Syabila bukan terbuat dari batu yang keras dan sulit ditembus tapi ini semata mata hanya untuk profesionalisme Syabila.
"Oke baiklah. Terimakasih buat kerja keras kalian. Semoga pembangunan ini akan selesai tepat pada waktunya." Ucap Syabila ingin menutup pertemuan mereka.
"Sama sama bu, kami harap semua yang kami lakukan adalah yang terbaik" Ucap kepala proyek
Syabila kini mengarahkan pandangannya pada Ray yang sedari tadi sudah menunggu untuk disapa oleh Syabila.
"Buat pa Ray. Terimakasih buat kunjungan bapa. Bapa jadi harus panas panasan disini" Ucap Syabila sedikit menyindir karena Syabila melihat beberapa kali Ray melindungi wajahnya dari panas matahari yang menyengat.
Ray tersenyum miring sebelum menjawab sapaan dari Syabila. "Tidak apa apa ibu Syabila. Saya sebagai investor utama dari proyek ini harus melihat sampai dimana sudah pekerjaan anda dan tim anda. Saya sangat berharap jika proyek ini akan selesai tepat waktu" Balas Ray.
"Tentu pa. Kami akan berusaha. Oke baiklah semua, saya pamit dulu. Assalamualaikum" tutup Syabila sebelum beranjak pergi.
"Waalaikumsalam"
Ray yang sudah melihat punggung Syabila menjauh kini melangkah cepat guna menyusul Syabila.
"Saya pikir wanita seperti kamu yang tidak terbiasa dengan panas panasan seperti ini" Ucap Ray sambil mengimbangi langkah Syabila
Syabila mentap Ray sejenak "ini pekerjaan saya jadi mau panas ataupun hujan itu sudah biasa buat saya" Jawab Syabila.
Ray terkekeh. "Saya juga ga nyangka jika dalam urusan pekerjaan wajah kamu sangat kaku dan irit senyum"
Syabila hampir saja mengeluarkan tawanya mendengar kata kata Ray. Apa katanya wajahku kaku? Yang benar saja. Batin Syabila.
"Lebih baik kita bahas soal pekerjaan saja pa Ray. Ini masih jam kerja bukan" Ucap Syabila.
"Wow.. oke. Kapan ini semua akan selesai?" Tanya Ray.
Syabila menghentikan langkahnya dan menyuruh untuk timnya untuk menunggunya di mobil.
"Tim saya sudah menjelaskan semuanya diwaktu kita meeting pa Ray."
"Benarkah? Kenapa saya tidak mendengarnya?" Tanya Ray
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar HALALnya Syabila (SELESAI) SUDAH TERBIT
Spiritualité(#1 in spiritual 10/10/17) *sekuel dari Kekasih Halalku* * PERINGATAN! cerita sudah TIDAK LENGKAP karena Sudah Terbit* Syabila El-Barack adalah putri sulung dari pasangan Furqon El-Barack dan Siti Aisyah. Di umurnya yang menginjak 23 tahun Syabila...