Episode 21

28.5K 1.6K 9
                                    

"Waalaikumsalam... Syabila aku ganggu kamu?" Ucap suara seseorang diseberang sana.

Syabila mengerutkan dahinya. Suara seorang laki laki yang sepertinya Syabila kenali. Seseorang yang baru saja menemuinya tadi siang.

Ini suara Ray. Batin Syabila

---

"Ada apa?" Ucap syabila dengan nada ketus.

"Kangen aja sama suara kamu."

"Ga usah gombal ya. Aku ga mempan sama yang begituan" Padahal dalam hati melompat kegirangan.

"Ini ga gombal ko tapi gembel." Ucap Ray mencoba melucu tapi terdengar garing.

1..2..3 detik tidak ada respon dari Syabila.

"Ga lucu ya. Ga bakat emang jadi pelawak" Ucap Ray kecewa.

Syabila tersenyum. Dia bisa membayangkan wajah Ray saat ini.

"Aku emang cocoknya jadi aktor ganteng aja" lanjut Ray.

Syabila memutar bola matanya.

Tiba tiba Syabila teringat, dari mana laki laki nyebelin ini mendapatkan nomer ponselnya.

"Kamu dapat dari mana nomer ponsel aku?"

Ray menggaruk tengkuknya.

"Kamu lupa ya, aku kan pernah pinjem ponsel kamu buat mcall ke ponsel aku."

Syabila ingat betul kejadian itu, "Kamu sengaja?:

"Apanya? Kalau yang kamu maksud adalah menelpon kamu, jawabannya iya."

"Bukan, maksud aku, kamu pura pura lupa meletakkan ponsel dan kemudian meminjam ponsel aku agar kamu bisa mendapatkan nomer pensel aku, benarkan?"

"Kamu pinter banget" Ray terkekeh diseberang sana.

Syabila memutar bola matanya lagi, "Aku sibuk Ray, selamat malam. Assalamualaikum" Putus Syabila sepihak.

Dengan mengenggam ponselnya Syabila tersenyum sendiri, "Ih! kenapa jadi tiba tiba gini sih?"

Buru buru Syabila meletakkan ponselnya lagi di nakas dan pergi kedapur untuk membantu uminya.

---

Selama menyiapkan makan malam tadi Aisyah selalu melirik ke arah putri sulungnya itu. Dia melihat Syabila wajahnya begitu beseri.

Sebenarnya Aisyah sempat mendengar pembicaraan Syabila ditelpon tadi. Niat Aisyah ingin ke kamar Syabila untuk mengeceknya, eh malah jadi penguping.

Apa Ray yang dimaksud Syabila tadi adalah aktor itu ? Batin Aisyah. Kalau iya apa hubungan mereka. Lanjut Aisyah.

Sebenarnya Aisyah begitu penasaran dengan semuanya tapi dia menunggu saat gadis sulungnya itu yang akan menceritakan semuanya.

Sepertinya aku harus menyimpan rasa penasaran ini dulu.

**

Melani yang melihat Ray begitu terburu buru langsung bertanya "Ga sarapan dulu kamu Ray?"

"Ntar aja bu, Ray ga mau telat" Sambil membenarkan letak dasinya Ray berjalan menuju mobilnya. Melani hanya menggelengkan kepalanya.

Semenjak Ray memutuskan untuk mundur dari dunia hiburan, Ray lebih memilih tinggal dirumah orang tuanya. Ibunya Melani juga memilih untuk menemani putranya itu selama sebulan penuh. Sedangkan Baskoro ayahnya sudah kembali ke Singapura untuk mengurus perusahaan mereka yang memang berpusat disana.

Sesampainya dikantor, Ray sudah disambut Rudi didepan pintu. Rudi dengan senyum dan tab ditangannya mengucapkan selamat pagi pada Ray.

"Hari ini jadwal gue apa aja Rud?" Ray bertanya sambil masuk ke dalam ruangannya dan Rudi mengekor dibelakangnya.

"Ada beberapa meeting dan makan siang dengan klien Ray" jawab Rudi berdiri tepat di samping meja Ray.

Ray duduk dan langsung membuka tumpukan map di atas mejanya.

"Ini yang kemarin pa Baskoro titipkan Ray. Beliau berpesan agar kamu menangani proyek baru ini. Karena ini proyek lumayan besar dan lo baru saja menjabat jadi direktur jadi lo bakalan di dampingi oleh beberapa orang yang sudah ahli dibidangnya."

Ray membaca isi map itu dan seketika dahinya mengerut. Dia seperti tidak asing dengan logo dan nama perusahaan ini.

Seketika senyumnya langsung mengembang. Dia ingat betul jika nama belakang dari gadis pujaannya itu adalah El-Barack. Sama persis dengan nama perusahaan yang bekerjasama dengannya saat ini.

Ray merasa jika Tuhan memang memberikan dia jalan agar selalu bisa dekat dengan Syabila.

Rudi yang sudah mengetahui itu hanya memutar bola matanya malas. Dia tahu benar jika bosnya ini telah jatuh cinta dengan gadis berhijab itu dan itu membuat Ray sedikit kelihatan gila karena suka tersenyum sendiri.

---

"Terimaksih dan semoga kerja sama kita akan selalu terjalin" Ray menjabat tangan kliennya itu dan meninggalkan restoran tempat dia makan siang tadi.

Hampir semua mata perempuan di resto itu memuja ketampanan Ray. Yaa, walaupun Ray telah mundur dari dunia keartisan tapi aura bintangnya masih jelas terlihat.

Dengam jas dan kemeja slim fitnya, Ray terlihat semakin tampan. Bahkan sekertaris dari kliennya tadi hampir tak berkedip memandang Ray sepanjang pertemuan tadi.

Ray memang tidak ambil pusing dengan tingkah para perempuan jika berhadapan dengannya, baginya itu sudah biasa.

Begitu Ray sampai dikantornya, Ray malah mendapatkan tamu tidak diundang yang sedang menunggu disofa depan ruangannya.

"Hai Ray" Sapa Laura dengan senyum sumringah.

Sebenarnya jika berkenan boleh ga gue tidak bertemu lagi dengan dia? Batin Ray

"Oh, hai ra. Ada apa?" Tanya Ray basa basi.

Laura berdiri dan mendekati Ray. Dia hampir saja bergelayut manja ditangan Ray sebelum Ray mencegahnya.

"Aku kangen sama kamu Ray" Ucapan tiba tiba dari Laura itu membuat Ray mengerutkan dahinya.

"Maaf, maksud kamu ra?"

"Ya, kamu kan tiba tiba aja berhenti Ray dari dunia hiburan. Aku jadi merasa kehilangan temen gitu" Laura memasang wajah sok imutnya.

"Owh" jawab Ray singkat.

"Kamu ga ajak aku masuk dulu gitu?" Laura memberikan senyum mautnya.

"Sorry nih ra, gue sibuk banget hari ini. Mungkin lain kali" Kilah Ray.

"Mungkin kita bisa makan siang banreng Ray?" Laura tidak mau menyerah kali ini.

"Gue barusan makan siang dengan klien" Tiba tiba Ray melihat Rudi datang, "Rud, habis ini tolong kamu siapkan ruangan rapat" dan Ray melihat ke jam ditangannya, " 1/2 jam lagi aku akan menyusul."

"Sorry lagi nih ra. Gue harus masuk dulu" Ucap Ray sambil berlalu, belum sempat Laura menjawab apapun Ray sudah menghilang dibalik pintu.

Laura mencak mencak kesal. Dia sudah berdandan cantik dan memakai baju sexy untuk bertemu Ray. Boro boro bisa makan siang bareng, masuk keruangannya aja engga.

Rudi yang melihat wajah kesal Laura hanya mengulum senyumnya. Dalam hatinya dia bersyukur karena Ray tidak memberikan kesempatan pada Laura untuk merayunya.

Rasain loh! Batin Rudi

******

Maaf yaa baru bisa Up hari ini.. weekend kemarin bener bener dihabiskan buat nyenengin si Princess kecil akuh..hehe

Biasa kan si ayah hanya bisa pulang seminggu sekali jadi kite habiskan waktu buat jalan jalan deh. *haa...malah curcol.

Jangan lupa VOTE DAN KOMEN nya yaaa ^^

#29inShortStory

Maacihh ^^

Mengejar HALALnya Syabila (SELESAI) SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang