Maaf jika ada typo yaa ^^
Syabila beberapa kali menelan ludahnya saat sedang melihat tayangan iklan ditelevisi "kayanya itu krimnya enak banget. Dede mau makan itu ya nak? Kita beli yuk?" Ucap Syabila pada perutnya sendiri.
Setelah ke kamar untuk mengambil dompet dan kunci mobil, Syabila bergegas keluar dari rumahnya menuju garasi tapi langkahnya terhenti saat bi Inah salah satu asisten rumah tangganya memanggil namanya.
"Maaf, ibu mau kemana?" Tanya Bi Inah sopan.
"Owh, saya mau beli es krim bi ke mini market depan." Jawab Syabila.
"Maaf bu, tapi kata bapa...ibu harus istirahat di rumah."
Syabila tersenyum "saya ini sehat ko bi, gapapa ko. Lagian hanya ke depan aja ko."
"Tapi bu, maaf saya jadi mengingatkan ini sama ibu. Kan kalau tidak ada izin dari suami, ibu tidak boleh keluar rumah." Ucap Bi Inah dengan sedikit segan.
Deg...
Kenapa Syabila bisa melupakan hal ini? Jelas sekali Ray tadi berpesan agar Syabila tetap di rumah. Sekarang harus bagaimana?
Seolah mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Syabila. Bi Inah menawarkan diri untuk membelikannya.
"Maaf bi, tapi saya benar benar ingin membelinya sendiri dan langsung memakannya di tempat. Sepertinya dia yang mau." Ucap Syabila lirih sambil mengusap perut ratanya.
Bi Inah terkekeh "telpon bapa saja bu."
Seakan mendapat angin segar, Syabila segera mengambil ponselnya di dalam tas dan mendial nomer Ray. Syabila tau saat ini Ray sedang lembur dan ini sudah malam kalau dia minta izin untuk pergi sendiri pasti tidak akan mendapat izin dari Ray.
Bi Inah memperhatikan majikannya yang sedang menelpon dan tak lama majikannya itu sudah selesai menelpon " gimana bu?" Tanya Bi inah penasaran.
"Ray akan pulang bi sebentar lagi. Dia bilang ini sudah malam dan saya ga boleh nyetir sendirian." Syabila menghela nafasnya
Bi Inah tersenyum. Dalam hatinya dia sangat iri dengan perhatian tuannya itu pada istri. Ray selalu siaga saat sibuk sekalipun kalau itu berhubungan dengan Syabila.
---
"Rud, gue pulang duluan ya?" Ucap Ray sambil keluar dari ruangannya.
Dahi Rudi mengkerut. Ray tau pasti dia kesal karena Ray lah yang mengajaknya untuk lembur tapi malah dirinya yang ingin pulang lebih dulu. Tapi bagi Ray, Syabila nomer satu jadi apapun yang terjadi dia selalu mendahulukannya.
"Syabila sedang ingin makan es krim dan lo tau lah kalau ibu hamil ga bisa menunggu." Ucap Ray sambil menepuk pelan bahu Rudi.
"Ya...ya...ya...baiklah calon ayah. Pulang lah. Aku pun mau menjadi om baik buat ponakanku tersayang."
Ray terkekeh lalu pamit pulang.
Di dalam perjalanan pulang Ray melihat seorang perempuan berhijab sedang memeriksa ban depan mobilnya. Ray memelankan laju mobilnya sambil memperhatikan perempuan itu. Sepertinya Ray mengenalnya tapi Ray tidak jelas melihay wajahnya. Saat mobil Ray melewatinya, Ray baru tahu bahwa itu adalah salah satu karyawan barunya bernama Putri. Mobil Ray berhenti tepat di depan mobil Putri lalu turun dan menghampirinya.
"Kenapa Put?" Tanya Ray
Putri yang sejak tadi tidak menyadari kahadiran Ray langsung tersentak kaget "eh, pa Ray. Emm...ini ban mobil saya kempes dan saya tidak bisa mengganti bannya pa."
Ray memeriksa ban mobil Putri, benar saja ban nya kempes "em, begini saja put. Saya akan panggilkan orang bengkel langganan saya untuk datang ke sini, bagaimana?" Tawar Ray.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar HALALnya Syabila (SELESAI) SUDAH TERBIT
Espiritual(#1 in spiritual 10/10/17) *sekuel dari Kekasih Halalku* * PERINGATAN! cerita sudah TIDAK LENGKAP karena Sudah Terbit* Syabila El-Barack adalah putri sulung dari pasangan Furqon El-Barack dan Siti Aisyah. Di umurnya yang menginjak 23 tahun Syabila...