Episode 38

30K 1.7K 64
                                    

Tetesan hujan rintik rintik yang menjadi suara merdu alam sudah menemani Syabila sejak satu jam yang lalu. Sekarang dirinya tengah duduk di halaman belakang dengan ditemani oleh Maryam yang baru saja ikut bergabung.

"De, kayanya kaka bakalan rindu banget sama suasana rumah ini." Ucap Syabila sambil terus menerawang ke kolam renang yang sudah bercampur dengan air hujan.

"Ih kaka, baru juga lamaran kemarin udah sok sokan sedih kaya mau nikah besok aja." Cibir Maryam yang baru saja mendaratkan pantatnya disofa.

"Sebulan de, sebulan itu sebentar lo. Ko kaka tiba tiba merasa takut ya." Ucap Syabila sambil mengambil cangkir yang berisi teh melati kesukaannya.

Maryam melihat ke arah Syabila "takut apaan sih ka? Bukannya seneng ya kaka udah resmi dilamar sama ka Ray kemarin sore dan akan menikah satu bulan lagi."

Syabila menghela nafasnya "kaka takut kalau kaka nanti ga bisa jadi istri yang baik. Kaka kan galak."

Maryam jelas langsung tergelak "ahaha...ngaku ya kaka galak. Kirain selama ini ga sadar diri. Ups!"

Syabila melotot ke arah Maryam dan hanya dibalas cengiran oleh adiknya itu.

"Kaka ga usah takut, lagian ka Ray kan udah tau kaka itu galak jadi Maryam rasa ka Ray bisa nerima kaka ko. Ish, so dewasa ya ka aku." Ucap Maryam sambil tepuk tepuk dada.

Syabila menyonyor kepala adiknya tapi kemudian menariknya lalu mengelusnya lembut "ini nih yang bakalan kaka rindukan, berdebat sama kamu dan berakhir dengan baikkan lagi."

"Kan masih bisa pulang kesini kapan aja ka. Kaya yang mau di ajak tinggal ke kutub utara aja sama ka Ray." Cibir Maryam

"Iya juga sih, kan kaka masih bisa main kesini kapan aja." Syabila menggaruk belakang kepalanya.

"Ngomong ngomong kemarin itu ka Ray romantis ya ka?"

Tiba tiba ingatan Syabila akan hari kemarin berputar ulang. Dimana Ray dan keluarganya datang untuk melamarnya.

Flashback on

Semua keluarga dari dua belah pihak sudah berkumpul diruang tamu keluarga El- Barack. Semua terlihat bahagia dengan senyuman masing masing tapi berbeda dengan seorang gadis yang saat ini sedang berada dikamarnya. Wajahnya tegang dan hampir tidak ada senyuman diwajahnya. Bukan karena dia tidak bahagia tapi karena perasaan gugup dirasakannya.

"Syabila" panggil Aisyah

"Iya umi"

"Ayo sayang kita ke depan. Sudah ditunggu sama nak Ray dan keluarganya."

Syabila berdiri, kemudian berjalan dan berhenti sejenak didepan cermin besar. Memperhatikan penampilannya malam ini.

(Gambar di atas baju dan hijab yang dipake Syabila untuk acara lamarannya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambar di atas baju dan hijab yang dipake Syabila untuk acara lamarannya)

Jilbab warna coklat muda dengan payet dikepala dan baju gamis merah dengan payet yang senada dengan jilbabnya membuat Syabila tampil beda dari biasanya. Syabila mengambil nafas dalam dan menghembuskannya untuk mengurangi perasaan gugupnya. Oke Syabila kamu bisa. Gumamnya pelan.

Mengejar HALALnya Syabila (SELESAI) SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang