The Shadow's Trap - Part 1

1.2K 258 42
                                    

©Dhee Cassie presents

.
.
.

3rd story from The Jungs series

.
.
.

The Jungs Adventures
.
.
.

The Shadow's Trap - Part 1
.
.
.

*****************

-Author's POV-

Changmin duduk mengawasi tempat tinggal keluarganya dari rumah pohon. Saat semilir angin berhembus membelai wajahnya, tatapan sang Oracle muda beralih ke arah hutan. Dapat dia rasakan sesuatu yang gelap tengah mendekat. Perlahan dan tersembunyi. Membuat tubuhnya merinding.

"Kau mengkhawatirkan sesuatu?" tanya suara lembut itu. Changmin memejamkan matanya dan mengangguk perlahan.

"Aku mulai merasakan kegelapan semakin mendekat. Kegelapan yang membawa kejahatan dan tipu daya, Kyu." ucap Changmin ketika dia membuka matanya kembali dan menatap sosok mempesona dengan sayap berpendar di hadapannya.

"Kau takut?" tanya Kyuhyun seraya membelai sisi wajah sang Oracle.

Kyuhyun memberikan sebuah senyum dan tatapan lembut pada Changmin ketika Oracle muda itu menganggukkan kepalanya.

"Manusia sudah sewajarnya takut pada kegelapan yang penuh kejahatan dan tipu daya."

"Tapi ingatlah, selalu ada cahaya untuk mengusir kegelapan itu. Dan kejahatan serta tipu daya sesungguhnya lemah terhadap cinta dan kepercayaan." lanjut Kyuhyun kemudian. Disentuhnya dada Changmin dengan telapak tangannya sebelum sosok malaikat tersebut menghilang.

Changmin menghela napas untuk membuang pemikiran buruk yang sempat memenuhi kepalanya. Semoga keluarganya selalu dalam keadaan baik-baik saja.

Semoga...

.
.
.
.
.
.

Seorang wanita bergaun hitam memasuki sebuah bangunan tua terabaikan yang seluruh permukaan luarnya hampir tertutupi oleh tumbuhaan liar merayap di permukaan dinding-dindingnya hingga menyembunyikan tempat tersebut dengan sempurna. Apalagi letaknya ada di pinggiran hutan belantara yang sangat jauh dari hunian manusia.

Setelah ada di dalam, wanita bergaun hitam itu melihat sekilas ke sekitar sebelum sebuah senyum kecil menghiasi wajah cantiknya.

"Kau memilih tempat tinggal yang sesuai. Gelap, dingin, tersembunyi dan terabaikan. Persis seperti hatimu." ucap wanita bergaun hitam itu entah kepada siapa.

Suara derak dan desisan mulai terdengar dari langit-langit bangunan tersebut, namun hal itu tidak membuat wanita bergaun hitam tadi bergeming dari posisinya. Bahkan saat sesuatu bergerak di langit-langit tepat di atas kepalanya.

"Untuk apa kau kemari? Aku tidak punya urusan denganmu." sebuah suara rendah hampir menyerupai desisan terdengar.

Wanita bergaun hitam tadi tersenyum puas dan melihat kepada sesuatu itu. "Sudah waktunya kau keluar dari tempat ini. Tuanku memberimu perintah."

"Apa yang tuanmu inginkan dariku?" sesuatu itu kemudian bergerak turun perlahan. Keduanya kini saling bertatap muka.

"Sesuatu yang pasti sangat kau sukai." sebuah seringai kembali menghiasi wajah cantik wanita bergaun serba hitam itu.

.
.
.
.
.
.

Jinwoon baru saja selesai menyiapkan makan malam untuknya dan Yoochun. Dia bermaksud memberitahu Yoochun jika makanannya sudah siap saat dia membuka pintu kamar dan mendapati keponakannya itu tengah memasukkan beberapa pakaian ke dalam tas ransel yang biasa dia gunakan untuk bepergian.

"Kau mau menginap di suatu tempat?" tanya Jinwoon dari ambang pintu.

"Aku ingin pulang, Samchoonie." jawab Yoochun tanpa mengalihkan perhatiannya dari apa yang tengah dia lakukan.

"Pulang? Ke Rising Sun City?" tanya Jinwoon lagi memastikan. Kini namja charming tersebut sudah masuk ke kamar sang keponakan dan menghampirinya.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" buru Jinwoon yang kini tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Pasalnya setelah kejadian yang menimpa Jaejoong beberapa bulan yang lalu, sedikit banyak membuatnya lebih mencemaskan anggota keluarganya dibanding sebelumnya.

Yooochun menggelengkan kepalanya perlahan dan duduk di tepian tempat tidurnya. Wajah tampan yang didapatkan dari kedua orang tuanya tampak sendu.

"Tidak ada apa-apa. Tapi entah kenapa beberapa hari ini perasaanku tidak enak. Aku ingin bertemu Appa." beritahu Yoochun.

"Aku mengerti. Jadi pulanglah jika memang itu bisa membuatmu tenang. Jujur, akhir-akhir ini aku juga khawatir pada keluarga kita. Kapan kau berangkat?" tanya Jinwoon kemudian.

"Begitu ujian semester ini selesai, jadi dua atau tiga hari lagi." beritahu Yoochun.

"Aku akan mengurus tiket dan dokumen perjalananmu yang lainnya. Jadi kau fokus saja untuk menyelesaikan ujianmu dengan baik." Jinwoon tersenyum dan menepuk pelan punggung keponakannya tersebut.

"Ayo makan malam, aku sudah membuatkan makanan kesukaanmu." lanjut namja charming tersebut.

"Tentu, aku juga sudah lapar. Terima kasih, Samchoonie." Yoochun menatap pamannya yang sudah seperti ayah keduanya tersebut dengan penuh sayang.

"You're welcome, boy." Jinwoon menepuk punggung Yoochun sekali lagi sebelum keluar diikuti oleh keponakannya tersebut untuk makan malam bersama.

.
.
.

To be continued....

.
.
.

The Jungs AdventuresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang