Chapter 26

3.1K 318 48
                                    

"Duduklah, aku akan menceritakan betapa brengseknya pria itu jadi kau sadar kalau kau harus menjauhinya."

Zayn duduk berhadapan denganku. Menatapku dengan penuh keseriusan. Ia mengaitkan jari-jari kanan dan kirinya, membuka mulutnya lalu mengatupkannya lagi. Melakukan hal tersebut beberapa kali. Ck, terlalu bertele-tele sekali, sih.

"Harry adalah buronan penjahat. Kau tahu apa artinya?"

Aku menggeleng.

"Itu artinya dia memiliki masalah dengan mereka. Asal kau tahu, mereka melakukan kejahatan yang terorganisir dengan rapi. Para mafia ini juga merupakan buronan polisi yang namanya sudah sangat lama dicari oleh CIA. Mereka tersebar di beberapa negara, dan yang kutahu mafia ini telah pindah ke negara bagian Eropa. Mereka adalah para manusia keparat yang memperdagangkan senjata-senjata berapi yang diselundupkan, dan baru-baru ini mereka juga memperdagangkan wanita yang masih berumur 17 tahun. Aku tidak tahu kenapa temanmu itu memiliki urusan dengan mereka. Hanya Tuhan yang tahu apa yang Harry lakukan pada mafia itu.

Mulutku menganga selagi Zayn menyelesaikan ceritanya. Apa-apaan ini? Semua yang Zayn katakan terdengar sangat mengerikan. Dan orang-orang seperti mereka nyata? Kukira hal seperti ini hanya akan ada di film yang sering kutonton saja.

Perasaanku mulai berubah menjadi cemas. Apa Harry termasuk ke dalam bagian para 'mafia' itu? Kalau iya, itu artinya aku harus segera menjauh darinya atau aku akan terlibat dalam masalah. Tetapi, Harry tidak terlihat seburuk dan semenyeramkan itu.

"Dari mana kau tahu semua itu, Zayn?"

"Beberapa temanku mengenal salah satu anggota dari kelompok mafia itu. Sejak pertama kali aku melihat Harry, aku sudah curiga dan sejak saat itu aku terus mencari informasi tentangnya. Dan beberapa hari lalu aku mengetahui kalau teman brengsekmu itu juga ikut berurusan dengan mereka. Sekarang kau sudah tahu seberapa bahayanya pria itu. Aku hanya tidak ingin kau terlibat atau bahkan masuk ke dunianya. Kau harus lebih pintar memilih teman, Queen. Aku tidak ingin melihatmu bersamanya lagi. Jangan sampai kau terjebak dengannya. Mengerti?"

Keraguan besar untuk menuruti permintaan Zayn merasukiku. Aku tidak bisa mengangguk menyetujuinya walau aku tahu perkataannya itu sangat benar. Zayn adalah kakak yang protektif. Ia selalu mencoba untuk menyaring semua orang yang bergaul denganku. Ia selalu berhubungan dengan temanku, sekedar memantau kegiatanku.

Aku tahu, yang ia lakukan itu untuk kebaikanku. Dan aku menghargainya, meskipun yang ia perbuat itu sangat merisihkan. Tetapi sayangnya, aku sudah terjebak dengan dunia Harry. Walaupun hingga saat ini Harry tidak pernah melibatkanku pada semua masalahnya, tetapi pergi dari Harry adalah keputusan yang bijak.

Dan aku tahu ini akan sangat sulit. Kalian bisa menganggapku seperti bocah ingusan yang baru merasakan indahnya jatuh cinta, namun memang itu kenyataannya. Aku tidak mengerti apa yang dapat membuatku tahan berada di dekat Harry.

"Queen, kau dengar aku tidak? Menjauh darinya."

"Eh? Ya--ya, akan kuusahakan."

"Tidak, tidak diusahakan. Tapi kau harus menjauh darinya."

"Ya! Aku bilang akan ku--"

"Queen?" Zayn menelusuri mataku, mencari sesuatu yang bisa ia temukan di sana. Buru-buru aku melengos, menghindar kontak mata dengannya. Aku tahu apa yang Zayn lakukan. Ia pandai membaca pikiran. "Astaga, Queen, jangan katakan kalau kau... Apa kau menyukainya?"

Bingo!

"Ti-tidak! Tentu saja t--tidak. Untuk apa aku menyukainya? Dia hanya temanku." Bantahku tergagap-gagap. Dan aku harus mengalihkan pandanganku ke arah lain.

Empty // HARBARA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang