Chapter 25

3.3K 327 21
                                    

Harry berjalan berjarak satu meter di depanku, melangkah dengan tergesa-gesa. Kami memasuki gedung yang dominan berwarna putih dan tepat di pijakkan pertama di dalam gedung ini, bau pahit dari obat-obatan menyeruak ke dalam hidungku. Banyak orang yang berlalu lalang di lantai pertama ini. Dan banyak di antara mereka juga memerhatikanku dengan intens. Penyebabnya adalah cara berpakaianku. Ya, wajar saja, aku hanya memakai hoodie tanpa celana dan alas kaki.

Awalnya, Harry memaksaku untuk pulang ke rumah namun aku balik memaksanya untuk ke rumah sakit karena ingin menemui dan melihat keadaan Mr. Chris. Bagaimana pun juga, ia adalah dosenku. Dan Mr. Chris adalah dosen paling baik yang pernah kutemui, kabar buruk mengenai keadaannya membuatku khawatir dan cemas.

Harry menekan tombol panah yang mengarah ke atas di depan lift. Beberapa detik kemudian lift tersebut menghasilkan suara dentingan dan pintu lift terbuka. Setelah lift membawa kami hingga ke lantai 5, Harry kembali berjalan di depanku. Lalu masuk ke dalam salah satu ruangan pasien.

Di sana, terlihat Mr. Chris yang terbaring lemah di kasur rumah sakit. Hidungnya ditutupi oleh alat oksigen, tubuhnya dikelilingi berbagai peralatan medis dan alat pendeteksi detak jantung berdiri di sampingnya. Suara yang ditimbulkan memenuhi seluruh ruangan. Dan aku baru tersadar jika ada seorang wanita seusia Mr. Chris berambut blonde sedang berdiri di samping tubuhnya, mengusap-usap lembut kepala Mr. Chris. Sampai ia menyadari kehadiran kami berdua, ia menoleh.

"Harry, kau dari mana saja? Aku menghubungimu berkali-kali tapi kau tidak menjawabnya. Apa kau baik-baik saja?" Wanita itu menghampiri Harry, tetapi pria itu mengacuhkannya dengan berjalan melewatinya dan berdiri di samping tubuh Mr. Chris. Aku tetap berdiri di ambang pintu.

"Jangan banyak bertanya." ketusnya pada wanita yang masih belum kukenal namanya.

"Kondisinya masih kritis. Kau jangan sering meninggalkannya Harry, dia sangat membutuhkan kehadiranmu."

Harry tetap bungkam. Hanya memandangi Mr. Chris dan sesekali mengusap tangannya. Ia sangat keterlaluan, wanita itu seakan berbicara pada dinding.

"Harry, kumohon jangan mengabaikanku. Sekali ini saja. Kita harus menghadapi ini bersama-sama." Wanita itu berjalan mendekat ke arah Harry, menggapai lengannya namun Harry malah menepisnya dengan kasar. Sontak mataku membulat sempurna melihat kelakuannya.

 Sontak mataku membulat sempurna melihat kelakuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hanya aku yang menghadapinya seorang diri. Aku tahu, ini semua karenamu. Chris tertembak karena salahmu. Dan jangan pernah sentuh aku." Sorot mata Harry begitu tajam sedangkan wanita itu mulai bergelinang air mata.

"Katakan, apa salahku, Harry? Kenapa kau begitu membenciku?"

"Menikah dengan Chris adalah kesalahan terbesar yang pernah kau buat. Ingat itu." Harry melenggang pergi, meninggalkan aku yang membeku karena rasa bingung dan wanita itu yang kini mulai mengeluarkan suara tangisnya.

Apa yang sebenarnya yang terjadi? Siapa wanita itu dan kenapa Harry begitu membencinya? Tidakkah Harry memiliki hati untuk menjaga perasaan wanita ini? Biar kutebak, jika menikah dengan Chris adalah kesalahan terbesarnya, maka ia adalah Ibu tiri Harry? Dan yang kuingat, Harry pernah berdebat dengan Chris dan mengatakan kalau Ibunya sudah meninggal. Oh astaga, kenapa ini membingungkan.

Empty // HARBARA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang