Chapter 20

3.9K 302 37
                                    

Warning 18+

**

"I need you, Queen. We need a room," Suaranya yang terdengar serak dan berat membuat jantungku berdebar dua kali lipat. Caranya menatapku untuk meminta izin terlihat berbeda. Maksudku, ia masih terdiam dan menatapku dalam menunggu jawaban.

Dadaku naik turun. Aku tak begitu siap untuk ini tapi sial aku sangat menginginkannya. Aku menginginkan dirinya. Kalian bisa memanggilku jalang murahan atau apalah, aku tak peduli. Damn it, aku menyukai Harry. Entah sejak kapan. Pria itu berhasil membuatku jatuh dalam pesonanya.

Dan hanya mendengar suara yang kelewat seksinya saja sudah menggairahkan siapa saja yang mendengarnya.

Aku memajukan kepalaku, menyatukan kedua bibir kami. Dan saat itulah Harry menunjukkan seringaiannya. Ia menarik leher belakangku, memperdalam ciuman. Sedangkan tanganku kini bergerak naik ke atas dada bidangnya. Meraba betapa luas dadanya itu. Kedua kepala kami miring saling berlawanan, guna memudahkan kegiatan yang memuaskan hasrat ini. Perlahan Harry menjulurkan lidahnya di dalam mulutku. Menekan lidahku kemudian dengan liarnya mengeksplor seluruh isi yang ada di dalamnya.

Jari-jemariku lari menarik rambut Harry yang sangat lembut. Kepalaku mendongak seraya menggigit bibir bawah, menahan suara apapun agar tak lolos keluar. Harry secara tiba-tiba menghisap lekukan leherku kuat. Tidak hanya di satu tempat, melainkan hingga bagian belakang leherku. Ia menyapunya dengan lidahnya. Tangannya kini mulai bermain di bagian belakang tubuhku. Meremas perlahan bokongku.

Tak lama kemudian Harry mengangkat pahaku, sontak aku melingkarkan kakiku di tubuhnya. Setelah berhasil menggendong, ia kembali beraksi di leherku. Tak tahan, mataku pun terpejam.

"Kau menikmatinya, hm?" goda Harry yang kemudian mengecup bibirku. Ia membawaku ke kamarnya tanpa melepaskan ciuman dan gendongannya. Hebatnya, ia melakukan itu selagi menaiki tangga karena kamarnya yang terletak di lantai dua.

Ia membuka pintu lalu menutupnya dengan tubuhku. Bagaikan mainan, ia melempar tubuhku ke kasurnya dan menghasilkan ringisan yang keluar dari mulutku. Tidakkah ia tahu bahwa itu sakit?

Harry memandang tubuhku dengan seringaian yang mengiasi wajahnya. Pupil matanya membesar, bagai singa yang ingin melahap mangsanya. Merangkak ke kasur, tubuhnya pun menindihku, menjadikan sikunya sebagai tumpuan dari badannya yang besar. Bibirnya segera membungkam mulutku membuat tanganku tak bisa berhenti bergerak di sekitar tubuh seksinya.

"Mmmh..." Desahan pertamaku. Bahkan ia belum bermain dengan tubuhku, tetapi aku sudah dibuat mendesah.

Mulutnya turun ke bawah, dan lagi, ia menghisap leherku. Tangannya mengambil tanganku yang berada di dadanya, meletakkan di samping telingaku dan menggenggamnya kuat. Setelah puas membuat kiss mark di sana, ia mulai turun ke bawah. Harry membebaskan tanganku. Ia mengangkat bajuku hingga menutupi bagian mataku. Alhasil, aku tak bisa melihat apa yang dilakukannya.

Tangan jahilnya melepas kaitan bra, refleks tubuhku terangkat dengan sendirinya guna memudahkan Harry melakukan kegiatan selanjutnya. Ia melempar bra tersebut ke sembarang arah. Dan aku merasakan bibir kenyalnya beradu dengan milikku. Kini pria itu meremas payudaraku. Memijatnya perlahan, membuat dadaku naik turun. Hawa ruangan kamar yang tanpa pendingin ruangan semakin membuat kegiatan kami menjadi panas. Bahkan keringat pun mulai keluar dari pori-pori kulitku.

"Ngghh... H--Oh my God," Aku sedikit mengangkat pinggulku ketika Harry menggigit buah dadaku. Jantungku berdebar semakin cepat. Aku benar-benar kekurangan oksigen!

Ia semakin melahap payudaraku dengan liar. Pun tanganku meremas rambutnya. Sentuhannya sangat hebat. Kulitnya begitu hangat bersentuhan dengan tubuhku. Tak mau menganggurkan sebelah tangannya, ia meremas payudaraku. Memberikan sensasi yang luar biasa nikmat.

Empty // HARBARA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang