A/N: Setelah author baca part ini, kayaknya cocok sambil dengerin Fix You-Coldplay. Enjoy!
•••
Kalau biasanya aku terbangun dari tidur karena secercah cahaya yang menggelitik mata, maka kali ini sungguh berbeda. Hal yang tak pernah kuduga dan terbayangkan sebelumnya, benar-benar datang menimpaku.
Rasa sesak, pusing, dan perih menyerang tubuhku secara bersamaan. Jika saja aku diberi satu permintaan yang akan dikabulkan sekarang juga, maka permintaan itu adalah hilangnya nyawaku. Aku tak pernah berharap agar Tuhan mencabut nyawaku sebelumnya, tetapi detik ini, aku menginginkan hal itu bisa terwujud.
Jadi, terpaksa aku membuka mata, membiarkan rasa sakit menghantamku habis-habisan. Dan satu kata yang hanya bisa mendeskripsikan keadaan di sekitarku ini; gelap.
Aku berusaha menormalkan pernapasanku tetapi rupanya sulit. Aku berusaha menggeser posisi tubuhku tetapi yang terjadi malah keluarnya jeritan dari mulutku.
Aku menggigit bibirku yang gemetar, sekaligus menyeimbangi rasa sakit yang luar biasa di tubuhku. Dengan lemah, aku mencoba mencari dimana sumber rasa sakit itu. Dan aku menemukannya dengan mudah.
Letaknya ada di kakiku. Seluruh kakiku terjepit dashboard mobil yang bagian depannya sudah ringsek. Dan pikiranku seketika diajak berlari mundur ke kejadian terakhir sebelum aku tak sadarkan diri.
Mobil ini, melaju dengan kecepatan sedang. Hampir bertabrakan dengan mobil yang datang dari lawan arah dengan kecepatan tinggi. Mobil ini berbelok dan tak sempat menghindari tumbangnya pohon yang ada di pinggir jalan hingga mobil menghantam batang pohon itu dengan keras. Setelah itu hitam.
Aku kembali dibuat menjerit saat mencoba menggerakkan kaki. Cairan hangat kurasakan mengalir deras di bagian lutut dan sekitarnya. Bahkan kurasakan ada sesuatu yang hampir menancap di betis kiriku, hingga rasanya menembus kulit.
Dengan mengandalkan gerakan mata, aku menemukan pria di sampingku dengan kondisi yang tak jauh mengenaskan dariku. Tak ayal, segelinang air tumpah dari mataku, hatiku ikut menjerit keras. Begitu terluka melihat keadaannya seperti ini.
Kepalanya berpaling dariku, sehingga aku tak tahu apa luka di bagian kepalanya jauh lebih parah dari badannya atau tidak. Dengan sisa tenaga yang ada, aku berusaha memukul tubuhnya. Ia tidak bergerak, tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Jantungku berdebar keras, menimbulkan sesak saat menyadari Harry yang tak bergerak setelah tubuhnya diguncang.
"Harry..." bisikku sambil kembali memukul tubuhnya lebih keras.
Jangankan untuk meneriaki namanya, menangis saja membutuhkan energi yang lebih banyak dari yang kupunya saat ini. Jadi, aku memutuskan untuk memukulnya lengan atasnya kembali dengan mengerahkan seluruh tenagaku. "Harry..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Empty // HARBARA [Completed]
Fanfic[18+ BEBERAPA PART MATURE CONTENT DI PRIVATE] Berawal dari pertemuannya di sebuah pesta, Queen Malik harus terus berhadapan dengan Harry Styles. Pria dingin, penuh misteri dan tak berhati. Tuntutan tugas membuat Queen harus lebih banyak menghabiskan...