Mengikuti keinginan hati adalah hal yang cukup sulit dilakukan Baekhyun. Sejak dulu dia hanya mengikuti logikanya hingga hatinya mungkin sudah berkarat (jika itu besi).
Beberapa kali dia menekan keinginannya untuk sebentar melihat Yoona sepulang sekolah. Terus menekannya sampai dia merasa gerah dengan sikapnya sendiri. Entah kenapa dia selalu penasaran dengan apa yang dilakukan Yoona, walau pun sedikit ia bisa menatap, yang dilihatnya hanyalah Yoona yang berdiam diri di teras rumahnya. Dan itu sedikit mengobati rasa penasarannya.
Biasanya Baekhyun akan langsung bertanya jika penasaran, tapi karena itu Yoona, dia mendadak gengsi untuk sekedar menyapa atau bahkan menatapnya. Baekhyun merasa kalah, entah dalam hal apa.
Pria itu selalu berusaha agar Jongin pulang lebih dulu jadi setidaknya ia hanya akan ketahuan oleh Yoona. Tidak Jongin. Ia akan semakin malu jika Jongin tahu apa yang dilakukannya setiap pulang sekolah.
Dia malu jika Jongin tahu bahwa dirinya tertarik pada seorang gadis. Sejak awal, Baekhyun memang merasakan perbedaan dirinya saat melihat Yoona. Tapi dia terlalu gengsi untuk mengakuinya pada orang lain, bahkan pada dirinya sendiri.
Baekhyun merasa kalah karena tertarik pada gadis yang bahkan tidak menganggap kehadirannya. Yoona memperlihatkan ketidak sukaannya sejak pertama mereka bertemu. Itu membuat Baekhyun tertampar, dia harus berbesar hati karena gadis itu tidak merasakan hal yang sama seperti yang dirasakannya.
Baekhyun sempat berpikir bahwa Yoona menggantikan apa yang dia anggap indah selama ini. Baekhyun jatuh pada pesonanya. Jatuh pada pandangan pertama, tapi sekali lagi, Baekhyun selalu menyanggah dalam dirinya dan tidak mau mengakuinya.
Dia tidak suka mempermalukan dirinya sendiri di depan orang yang disukainya.
Dia terlalu munafik.
"Jongin-a, kenapa tidak kau naiki sepedamu, hm?" Baekhyun bertanya hati-hati, dia tidak ingin terlihat mencurigakan.
"Kau juga."
Baekhyun tertawa dibuat-buat, "Ah, aku suka udara sore di sini. Kau bisa pulang duluan jika ingin."
"Aku tidak ingin. Aku juga menikmati angin sore di sini." Jawabnya.
Dengan sepeda yang didorongnya, Baekhyun menatap Jongin yang tengah memandang air laut di sebelah kanan sana. Kemudian mengumpat dalam hati karena dia gagal meminta Jongin pulang lebih dulu.
Jika begini, dia harus pura-pura acuh lagi pada Yoona.
"Hyung, kau suka gadis itu?"
Ya ampun.
"S-siapa?" Baekhyun tergagap.
"Aku bertanya pada paman Yoo, katanya namanya Yoona."
Baekhyun menghentikan langkahnya lalu menatap Jongin dari belakang. "Oh dia. Tidak. Kami bermusuhan." Katanya.
Jongin ikut terdiam lalu memarkir sepeda di pinggir jalan.
"Dia dua tahun lebih tua darimu. Kau tahu?"
Merasa tertarik dengan topik yang dibahas Jongin, Baekhyun ikut memarkir sepeda lalu berdiri di sampingnya.
"Aku hanya tahu dia lebih tua dariku." Ungkap Baekhyun.
"Hyung, sore ini dia menunggumu."
"Apa? Siapa?"
"Yoona." Jawabnya kemudian terkekeh. "Beberapa hari ini aku selalu curiga pada gerak-gerikmu, jadi kuputuskan untuk bertanya pada paman Yoo saat dia tengah mengecek tanamannya."
Baekhyun mengumpat di dalam hatinya, dia tidak menyangka jika Jongin akan berbuat sejauh itu. Mungkin memang salahnya karena melupakan fakta bahwa Jongin memang pandai dalam berbagai hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Of You ✔ | YoonBaek
FanfictionByun Baekhyun tidak pernah tahu tentang siklus yang dinamakan jatuh cinta. Pria tampan yang menghabiskan waktunya di desa itu hanya tahu bagaimana cara melukis dan mengusili teman, menjadi langganan detensi karena jarak rumah dan sekolah yang sangat...