#14: Mindless

341 59 4
                                    

"Nara-ssi?"

Nara sedikit terlonjak melihat siapa yang menyambangi rumahnya. Gadis itu menunduk diam di ambang pintu.

"Boleh aku masuk?"

"Ah, tentu, Sehun-ssi."

Nara berjalan mundur lalu mempersilakan Sehun untuk masuk. Pria itu terduduk di sofa disusul Nara yang duduk di depannya. "Eum, ada apa?" Tanya gadis itu.

Sehun tersenyum kemudian mengeluarkan amplop putih di dalam tasnya. Pria itu masih menggunakan seragam sekolah yang mulai tak beraturan, wajahnya juga lusuh, tidak beda jauh dengan pakaian yang ia kenakan.

"Ini uang yang aku janjikan." Ucapnya lalu menyerahkan amplop putih itu.

"Ah, tapi aku belum--"

"Tidak apa. Aku sudah salah. Maafkan aku. Kau tidak perlu melanjutkan rencana yang kubilang, maaf karena sepertinya rencana itu membuatmu jauh dengan Baekhyun."

Nara terdiam sesaat, "Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Tanya gadis itu.

Sehun menggeleng pelan dan tersenyum lagi. "Kau tidak perlu tahu, aku hanya merasa sia-sia saja. Maaf karena kelihatannya aku memanfaatkanmu."

"Aku menerima uang darimu. Ini mutualisme." Jawab Nara.

"Kau bisa membawa ayahmu ke rumah sakit, kurasa akan ada sisa untuk uang sekolahmu." Kata Sehun.

"Tapi aku bahkan tidak melakukan apapun. Baekhyun masih dekat dengan kakakmu itu, apa tidak masalah?"

"Aku sudah tidak mau ikut campur lagi. Kurasa Luhan tahu apa yang harus dia lakukan." Sehun mulai memegangi sudut bibirnya yang masih terasa nyeri akibat pukulan Luhan tadi.

"Beri tahu Baekhyun, dia hanya akan melukai dirinya sendiri. Kau tahu jika situasi di sekeliling Yoona tidak baik untuk Baekhyun, kuharap kau melakukan sesuatu untuk temanmu itu." Ungkap Sehun lagi. "Aku tidak ingin ayah melukai banyak orang hanya karena Yoona-noona." Tambahnya.

Nara mengangguk patuh lalu tersenyum pada Sehun, "Biar bagaimana pun, aku tidak mungkin membiarkan Baekhyun terluka. Dia pria baik dan lugu. Ya meskipun pengakuanku kemarin pasti akan membuat kami canggung, tapi aku akan coba menjelaskan apa yang kau katakan padaku."

"Terima kasih Nara, kau sangat membantu."

"Seharusnya aku tidak perlu bilang jika aku menyukainya, sshh, itu terdengar aneh." Gerutu Nara.

Sedangkan Sehun mulai tersenyum kikuk, "Maaf, kurasa rencanaku sangat kekanakan. Tadinya kupikir jika kau mengatakan bahwa kau menyukainya dan selalu ada untuknya, pria itu akan luluh dan melupakan Yoona. Nyatanya kau malah ditolak begitu." Sehun meringis di akhir kalimat.

"Sudah terlanjur." Nara terkekeh. "Oh ya, kau tahu aku ini dua tahun lebih tua darimu, Sehun." Katanya.

"Ah, maaf, noona."

Ya biar bagaimana pun, Sehun itu masih duduk di tingkat satu dan Nara sudah tingkat akhir.

"Tidak masalah."

Mereka terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing, lalu Nara melihat Sehun berdiri dari duduknya.

"Kalau begitu aku pamit, sudah sore." Ucapnya hendak melangkah. Namun Nara yang berdiri di belakang pria itu malah menarik tangannya hingga Sehun berhenti dan memutar badannya ke belakang. Sehun mengernyit bingung.

"Obati dulu lukamu. Kau tidak boleh pulang dengan keadaan yang memprihatinkan begini. Apa kata ayahmu nanti, hm?" Ujar Nara.

Sehun tersenyum menanggapi, "Kurasa ayah akan segera mengetahuinya. Dia punya banyak kaki tangan. Setelah ini dia pasti senang karena melihat anak semata wayangnya ini menyerah begitu saja." Sehun menjelaskan. Sedangkan Nara mulai terlihat kaget, namun ekspresinya dibuat berlebihan.

Crazy Of You ✔ | YoonBaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang