Untuk pertama kalinya Sehun bertemu orang tua Baekhyun secara langsung.
Sejak awal, pemuda itu ragu untuk memasuki kamar inap Baekhyun, yang ia lakukan sebelumnya hanya mondar-mandir di depan ruangan dan sesekali mengintip dari celah pintu. Sebenarnya Sehun juga sudah merangkai banyak kalimat untuk dikatakan, tapi semuanya lenyap ketika Sehun mendengar suara Jongin dari dalam. Bukan karena takut, tapi Sehun yakin mereka akan berada dalam siatuasi canggung meskipun urusan Sehun adalah dengan Baekhyun.
Untuk itulah Sehun mengumpat ketika tingkahnya ketahuan oleh orang tua Baekhyun yang baru saja tiba dan berniat masuk. Mereka heran melihat gelagat Sehun yang mencurigakan, lalu bertanya dan mendapati fakta bahwa Sehun mengaku sebagai teman Baekhyun.
Sialnya lagi, Sehun tidak bisa menolak saat orang tua Baekhyun mengajaknya masuk. Astaga. Tuhan memberikan jalan agar Sehun masuk tapi dengan cara yang tidak manly. Untung saja Sehun datang tanpa berseragam, kalau seperti itu yang ada Sehun dianggap sebagai teman Jongin, meskipun itu juga tidak salah.
Laki-laki bermata bulat dengan tinggi yang tidak jauh beda dengan Baekhyun adalah yang pertama Sehun lihat ketika berada di dalam. Sehun melihat bagaimana pemuda itu menatapnya menyelidik, mungkin mengingat wajah Sehun, tapi auranya seperti ingin menghakimi Sehun dengan tatapannya. Tidak bisa disanggah, Sehun meneguk ludahnya gugup.
"Ah, Hyeong, apa kabar?" Sehun bertanya lebih dulu.
Baekhyun yang sedang duduk bersandar pada brankar mulai tersenyum ramah, ia paham betul dengan kegugupan Sehun, karena mereka memang tidak dalam keadaan baik terlebih pada dasarnya mereka tidak dekat. "Yah sebenarnya tidak terlalu baik, tapi keadaanku jauh lebih mendingan." Pemuda itu menjawab dengan santai. Berharap Sehun akan lebih nyaman karena ia yakin, bukan tanpa maksud Sehun datang menjenguknya.
Lagi pula ia harus berterima kasih karena Sehun sudah berani mengkhianati ayahnya hanya untuk membantunya.
Ibu Baekhyun tersenyum mendengar jawaban Baekhyun, ia bangga karena anaknya tidak merengek seperti biasanya. "Hyun-ah, kau tidak pernah mengenalkan pemuda ini pada ibu." Ujar Kim Jaerim. "Siapa namamu, Nak?" Sambungnya bertanya.
"Ah, namaku Sehun, Bibi." Jawab laki-laki itu.
"Dia adik Yoona, Bu." Imbuh Baekhyun.
"Kau adik Yoona? Ya ampun, kau memang tampan, maka dari itu aku tidak percaya jika kau teman Baekhyun."
Dua dari lima orang di sana mendelik, seharusnya enam, minus Jongin karena pria itu sedang kencing dan belum kembali.
Kyungsoo yang pertama menyanggah, "Jadi aku tidak tampan, Bibi?"
Kim Jaerim tertawa. Sebenarnya tadi itu dia hanya ingin mengungkapkan jika Sehun begitu tampan dan bersih untuk jadi teman sekelas Baekhyun di sekolahnya, tapi kalimatnya kurang tepat sampai membuat Kyungsoo dan Baekhyun mendengus tidak terima.
"Memangnya temanku harus seperti apa, Bu? Setampan Edward Cullen?" Baekhyun ikut menyerang.
Kim Jaerim menatap suaminya lalu mereka tertawa. "Sudah, kau yang salah." Kata ayah Baekhyun.
"Iya iya. Tapi aku tidak pernah melihat Sehun di sekolah. Aku kira Yoona tidak punya adik." Ujarnya lagi.
Kali ini tidak ada yang menjawab. Sampai Jongin kembali dari toilet dengan tatapannya yang langsung tertuju pada Sehun. Pemuda itu sudah menyadari kehadiran Sehun sejak ia di dalam, mana mungkin ia tidak mengenali suara Sehun.
"Sebenarnya dia itu temanku, Bibi. Lalu aku mengenalkannya pada Baekhyun-hyeong." Timpal Jongin lalu berdiri di sebelah Kyungsoo. "Atas dasar apa kau memperkenalkan dirimu sebagai teman Baekhyun-hyeong? Apa karena kau adik dari kekasihnya?" Ujar Jongin menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Of You ✔ | YoonBaek
FanfictionByun Baekhyun tidak pernah tahu tentang siklus yang dinamakan jatuh cinta. Pria tampan yang menghabiskan waktunya di desa itu hanya tahu bagaimana cara melukis dan mengusili teman, menjadi langganan detensi karena jarak rumah dan sekolah yang sangat...