Memang tidak banyak yang Luhan bicarakan sejak menjemputnya pagi tadi. Pria itu diam seribu kata membiarkan Yoona yang cerewet terpaksa ikut bungkam. Beberapa kali Yoona mencoba untuk memulai pembicaraan, tapi ia urungkan karena merasa topiknya tidak lah penting, itu sangat terdengar basa-basi.
"Ada yang ingin kau tanyakan?" Luhan berbicara lebih dulu melihat Yoona duduk gelisah di samping kemudi. Memang sedari tadi ia fokus menyetir, tapi beberapa kali ia menangkap keresahan gadis itu lewat ekor matanya.
Yoona yang tertangkap basah mulai menggit bibir bawahnya meredakan kegugupan. "Apa orang tuaku baik?" Tanyanya.
"Baik bagaimana maksudmu?" Luhan bertanya balik.
"Eum, ya, baik dalam arti tidak jahat." Cicit gadis itu.
"Apa kau pikir mereka akan menendangmu pergi jika melihatmu?" Luhan terkekeh.
"Bukan begitu, tapi, selama kau membawaku ke desa, mereka tidak pernah menemuiku atau bahkan menghubungiku."
"Ah, soal itu, kau akan segera tahu."
"Mereka baik-baik saja 'kan?"
"Kuharap begitu."
Mendadak perasaan Yoona jadi tidak enak.
***
"Kita sudah sampai."
Luhan melepas safety belt-nya lebih dulu lalu melepaskan milik Yoona. Gadis itu sedikit terperanjat oleh pergerakan Luhan yang tiba-tiba saja mendekat padanya.
"Aku bisa melepasnya sendiri." Gumam Yoona.
"Benarkah? Dulu selalu aku yang melepas safety belt-mu. Jadi yang mana yang bohong?"
Yoona tertegun. "Masa sih? Sudah sebesar ini tidak bisa melepas benda begini?" Ujarnya menunjuk safety belt yang telah dilepas Luhan.
Pria itu keluar lebih dulu disusul Yoona, mereka terdiam sebentar sampai Luhan mengambil tangan kanan Yoona lalu menggenggamnya erat. Atensinya memperhatikan sekeliling terlebih dulu lalu membawa Yoona pergi dari sana.
"Bukan tidak bisa. Kau akan sibuk dengan ponselmu, melihat-lihat postingan idolamu di instagram, lalu membuatku mau tak mau melepaskan sabuk pengaman itu. Dan sepertinya itu sudah menjadi kebiasaan sebelum kecelakaan yang menimpamu." Luhan menjelaskan.
Yoona mengangguk mengerti lantas memperhatikan tangannya yang digenggam kuat oleh Luhan. Tidak sakit. Yoona hanya heran saja, itu tangan Luhan, tapi wajah Baekhyun lah yang memenuhi pikirannya. Dan suatu fakta bahwa dirinya berada di basement rumah sakit, itu sedikit banyak membuatnya khawatir dengan apa yang akan dilihatnya nanti.
"Luhan?"
"Hm?"
"Tidak."
Luhan tersenyum lantas makin mengeratkan genggamannya di tangan Yoona. Ia tahu jika gadis itu pasti sangat gugup, tangannya mulai berkeringat dan kentara saat mereka menaiki elevator.
"Luhan?"
"Iya sayang?"
"Yak! Geli sekali mendengarnya."
"Lalu apa? Kau hanya memanggil namaku lalu menjawab tidak?"
Yoona terdiam menunduk. Benar juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Of You ✔ | YoonBaek
FanfictionByun Baekhyun tidak pernah tahu tentang siklus yang dinamakan jatuh cinta. Pria tampan yang menghabiskan waktunya di desa itu hanya tahu bagaimana cara melukis dan mengusili teman, menjadi langganan detensi karena jarak rumah dan sekolah yang sangat...