"Mau mampir?" Tanya Yoona setelah mereka tiba di depan rumah paman Yoo.
Baekhyun menggeleng lalu tersenyum, "Sudah malam. Sebaiknya kau istirahat."
Entahlah, tapi atmosfer terasa sedikit canggung karena keduanya sama-sama menyadari perubahan sikap sejak tadi sore, saat telapak kaki Yoona terluka.
"Ah, kakimu sudah tidak sakit?" Tanya Baekhyun.
"Memang tidak sakit." Yoona menjawab sambil tersenyum mengejek. "Eum, kau masih berminat mengajariku?" Lanjutnya.
"Tentu."
"Mengenai bayaranmu, kapan aku harus—"
"Tidak perlu, sejak awal, aku tidak membutuhkan bayaran."
Yoona berjengit heran lalu berjalan lebih dekat pada wajah Baekhyun. "Lalu kenapa mau mengajariku?"
Ya ampun.
Apa Baekhyun harus jujur mengenai ini?
"Kupikir tidak ada salahnya berbagi pengetahuan." Katanya.
Dan Baekhyun tidak mengatakan alasan sebenarnya.
"Ah, ternyata kau tidak semenyebalkan yang kukira."
Baekhyun tertawa menanggapi, "Tapi bagiku, kau tetap menyebalkan."
"Tidak masalah, itu pendapatmu. Oh ya, kau punya ponsel?" Yoona bertanya.
"Tidak. Untuk apa?"
"Tadinya aku ingin meminta nomor ponselmu."
Baekhyun terdiam berpikir, "Aku tidak pernah melihatmu membawa ponsel." Katanya.
"Aku memang tidak pernah membawanya. Hanya ada nomor beberapa orang yang jarang sekali menghubungiku, jadi untuk apa?" Ucapnya terkekeh. "Ah, kurasa kau benar-benar menguntitku, Baekhyun." Katanya lagi mulai tertawa.
"Kita bukan sekali dua kali bertemu." Baekhyun beralibi.
"Iya iya, yasudah. Kau pergilah dulu." Usir Yoona, namun maksud gadis itu tak lain adalah mempersilakan Baekhyun melanjutkan perjalanannya, lalu dia akan menunggu sampai pria itu semakin menjauh.
Baekhyun mengangguk lalu melangkah pergi.
"Hati-hati. Sudah malam, tidak baik anak gadis keluyuran di malam hari." Yoona tertawa sendiri mendengar guyonannya, sedangkan Baekhyun hanya melirik saja lalu melanjutkan langkahnya. Percaya atau tidak, tapi Baekhyun merasa sudah tidak terusik lagi dengan ejekan Yoona, ia justru merasa sulit untuk tidak tersenyum.
Baekhyun yang dulu telah kembali, Baekhyun yang senantiasa menghiraukan ejekkan orang lain.
Apa dia mulai mengakui perasaannya? Atau mungkin Baekhyun baru saja kehilangan rasa yang kurang wajar itu. Entahlah.
***
Sepulang mengantar Yoona, Baekhyun berjalan mengendap enggan melewati pintu depan rumahnya. Seingatnya, dia tidak memberi tahu orang tuanya pasal kepulangannya yang bisa dibilang lebih malam dari biasanya. Sebenarnya Baekhyun biasa dimarahi, lalu dia hanya akan mendengarkan dan beralasan. Tapi untuk kali ini, Baekhyun memutuskan untuk tidak mencari perkara dengan orang tuanya, ada sesuatu yang ia inginkan sehingga mengharuskannya untuk tidak bandel beberapa hari ke depan. Ya, menurutnya begitu. Karena sungguh, Baekhyun sedang menginginkan sesuatu.
Saat Baekhyun masih mengendap menuju pintu belakang, pria itu tidak sengaja menyandung ranting pohon sehingga membuatnya hampir terjatuh. Baekhyun benar-benar merutuki kecerobohannya yang membuat lampu bagian belakang menyala, orang tuanya pasti akan segera mengecek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Of You ✔ | YoonBaek
FanfictionByun Baekhyun tidak pernah tahu tentang siklus yang dinamakan jatuh cinta. Pria tampan yang menghabiskan waktunya di desa itu hanya tahu bagaimana cara melukis dan mengusili teman, menjadi langganan detensi karena jarak rumah dan sekolah yang sangat...