#[+]: After Ending 2

666 51 10
                                    

Byun Aeri.

Baekhyun memandangi wajah puteri pertamanya yang tengah tertidur di samping sang ibu. Sama hal-nya dengan Aeri, Yoona pun tertidur pulas tanpa merasa terganggu sedikit pun. Padahal Baekhyun sudah berisik sejak masuk rumah, tidak tahu menahu jika dua orang tersayangnya tengah tertidur karena lelah.
Lihat saja, bahkan ketika jemari Baekhyun bergerak menyentuh dahi Yoona, lalu turun ke bagian dagunya, perempuan satu anak itu tak menunjukkan jika tidurnya terganggu.

Baekhyun jadi terkikik geli.

Kembali beralih pada si lucu Aeri yang kini mulai menggeliat untuk meletakan tangannya di atas kepala, Baekhyun memberi satu kecupan pada dahinya.

"Anak ayah lucu sekali, ingin cubit tapi takut ganggu." gumamnya pelan.

Tak lama dari itu, Baekhyun merasakan tubuhnya mulai tak nyaman akibat keringat. Laki-laki itu baru saja kembali dari kantor, justru pulang lebih cepat dari biasanya, tapi malah menemukan Yoona tertidur padahal waktu masih menunjukan pukul 6.

Jadi, semalam keduanya sepakat untuk pergi makan malam di luar, mengingat kesibukan Baekhyun, pada akhirnya pria itu memilih untuk menyetujui ajakan Yoona. Dan ya, begini lah pada akhirnya.

Tidak masalah. Baekhyun tidak mau mengganggu tidur cantik puterinya. Tapi untuk Yoona, Baekhyun memiliki hal lain untuk dibicarakan. Maka dari itu, setelah berhasil meloloskan kemeja dari tubuhnya, Baekhyun melangkah ke dekat Yoona lagi, lalu berbisik, "Setelah aku selesai mandi nanti, kau harus sudah bangun ya, Sayang."

Baekhyun sempat mengecup bibir Yoona, lantas pergi untuk mandi.

Sementara itu, Yoona yang mendapat perlakuan manis dari Baekhyun justru meringis pelan. Ia tahu betul apa yang ingin Baekhyun bicarakan. Yoona awalnya berusaha menghindar dengan pura-pura tidur. Tapi ya mau bagaimana lagi, sepertinya ia harus bangun lalu menyiapkan teh untuk Baekhyun. Well, hitung-hitung amal, atau sebut saja Yoona sedang mencoba menyogok Baekhyun.

***

Baekhyun turun dari lantai dua ketika tak mendapati Yoona tertidur di kamar. Hanya Aeri yang sudah berpindah pada ranjangnya. Tanpa perlu mencari sang isteri, Baekhyun sudah menemukan presensi Yoona, duduk tegak menghadap televisi, sekaligus menghadapnya dan memberi tatapan yang ikut bergulir dari Baekhyun masih di lantai dua sampai tiba di hadapannya.

Jangan lupakan teh dengan asap yang masih mengepul di atas meja.

Baekhyun masih berdiri, dan itu tepat di depan Yoona yang masih duduk pada posisi serupa. Bedanya, kali ini tatapan Yoona tak lagi pada Baekhyun. Wanita itu menunduk dengan pundak melemas.

"Kau pasti tidak memberiku izin kan?" tebaknya.

"Hm." gumam Baekhyun sebagai respon.

Tentu saja, Baekhyun tidak akan mengizinkan Yoona untuk bekerja, di saat ada Aeri yang sudah jelas memerlukan Yoona 24 jam. Ya, meskipun usia bayi lucu itu sudah hampir dua tahun.

Baekhyun melihat Yoona semakin menunduk.

Ketika itu lah Baekhyun menyondongkan tubuhnya untuk lebih dekat. "Lihat aku!" titahnya lembut.

Yoona pun menurut, dan tatapan keduanya bertemu, dimana milik Yoona sudah terdapat air yang menggenang. "Aku bisa menjaga Aeri sambil bekerja. Lagi pula bukan kerjaan berat, ada Taeyeon-eonni juga yang akan membantuku. Aku hanya menjaga butik, Baek. Kumohon.." suara Yoona melirih di akhir kalimatnya.

Hampir saja Baekhyun tersentuh.

"Sayang.. Aku memilih meninggalkan hobiku untuk belajar mengurusi perusahaan. Aku melakukannya untukmu dan Aeri, aku juga bekerja dengan keras, jadi tidak perlu bekerja, ya?"

Tak mendapat respon selain ekspresi Yoona yang semakin murung, Baekhyun pun mengimbuhkan, "Yoong, Aeri itu masih membutuhkanmu 24 jam. Kau sendiri yang bilang jika anak seusia Aeri masih sangat rentan dan membutuhkan peran orang tuanya. Jadi kumohon, di rumah saja, menjaga Aeri. Aku tidak melarang kalau kau mau berkunjung ke butik Taeyeon-noona, bersama Aeri sekali pun. Tapi tidak untuk bekerja."

"Aku benar-benar berusaha keras kalau kau tidak percaya. Aku sungguh menghilangkan melukis dalam kegiatanku, tidak ada lagi waktu untuk itu. Bukan berarti aku setengah hati. Tapi karena aku sadar betul bahwa semuanya sudah berubah. Aku sudah menjadi suamimu, dan juga seorang ayah untuk Aeri. Tanggung jawabku berbeda, aku yang mencari uang, dan kau menjaga Aeri. Ya?"

Baekhyun mengulang lewat tatapan matanya, berharap Yoona akan mengerti dan menurut. Sampai pada akhirnya, Baekhyun menyaksikan secara langsung, air yang tadi menggenang di pelupuk mata Yoona kini sudah terjun bebas. Tiba-tiba saja hati Baekhyun mencelos. Jemarinya bergerak pelan menghapus jejak air mata Yoona.

"Sebegitu inginnya bekerja? Sampai harus menangis seperti ini?" tanya Baekhyun. Entah mengapa hatinya seperti luluh, kalimat penolakannya tertahan begitu saja. Sepertinya Baekhyun kalah lagi dalam argumen kali ini.

Tapi Yoona menggeleng pelan.

"Ada apa dengan kata-katamu barusan? Aku tidak menyangka, rasanya seperti melewatkan hal besar darimu, Baekhyun. Maaf aku sudah kekanak-kanakan." ujar Yoona menjelaskan.

Jantungnya mendadak berdebar keras ketika Baekhyun berbicara dengan jarak sebegitu dekat dengan wajahnya. Ditambah topik yang pria itu bicarakan. Yoona merasa malu.

Tatapan Baekhyun.

Hembusan nafasnya.

Yoona seperti terhipnotis.

Sementara Baekhyun tak memberi respon istimewa. Hanya kekehan pelan lalu tangannya kembali terangkat untuk mengusak puncak kepala Yoona. "Tidak percaya ya kalau aku ini 2 tahun lebih muda darimu?"

Yoona mendengus seketika.

"Sepertinya aku salah bicara." begitu katanya lalu mengalihkan tatapan.

Baekhyun semakin terkikik geli. Namun tak lama, pria itu kembali memasang wajah serius. "Jangan menangis seperti itu lagi. Aku hampir goyah tadi."

Yoona kembali menatap Baekhyun lalu mengangguk.

Keduanya sempat saling menatap dalam sebelum akhirnya bergerak untuk mengikis jarak. Baekhyun memberikan sebuah ciuman pada bibir Yoona. Mendorong tubuh wanita itu untuk bersandar pada sofa, dimana Baekhyun semakin memperdalam ciumannya.

Yoona melepas tautan sejenak untuk berujar, "Bagaimana saat Aeri sudah berumur 5 tahun? Aku boleh bekerja 'kan?"

Baekhyun yang pada saat itu harus menahan hasratnya mulai mendelik tak suka. "Tidak." jawabnya cepat. Pria itu hendak kembali mendaratkan ciuman, tapi Yoona menahannya.

Tak peduli dengan tatapan Baekhyun yang kian berkabut penuh nafsu, Yoona masih saja bertanya, "Kenapa?"

"Oh ayolah, Sayang. Menurut perhitunganku, saat Aeri berumur 5 tahun, kita sudah memiliki anak kedua, dan kau tidak boleh meninggalkannya untuk bekerja."

Yoona membeku saat itu juga. Matanya mengerling berusaha mencerna.

Hell.

Sepertinya Baekhyun sudah memperhitungkan segalanya dengan detail.

FIN.

Crazy Of You ✔ | YoonBaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang