"Noona, kau tahu tidak, Baekhyun-hyung benar-benar putus asa karena berpikir sudah kehilanganmu.."
"Katanya dia menyesal karena tidak mengatakan soal perasaannya sebelum kepergianmu.."
Yoona tertawa menanggapi setiap kalimat yang keluar dari mulut Jongin, Taeyeon juga menanggapinya dengan hal serupa, lebih parah karena Taeyeon sengaja mengejek Baekhyun sembari Jongin bercerita.
Katanya tindakan Baekhyun sangat lucu. Mempercayai ucapan Kyungsoo yang bahkan tidak sempat lihat bagaimana keadaan Sehun dan Yoona pasca kecelakaan.
"Baekhyun-hyung bahkan sampai mengira kalau noona mendonorkan mata untuk Nara. Itu juga dengar dari Kyungsoo." Jongin menambahkan. Semakin membuat kedua wanita di sana tergelak.
"Dasar anak kecil, lucu sekali.." Taeyeon mencibir lantas menoleh ke arah Baekhyun. "Lain kali jangan begitu, cari informasi dengan benar." imbuh wanita itu seraya menghentikan tawanya.
Tak ada tanggapan apapun dari Baekhyun, pemuda itu hanya menatap Yoona dalam diam, tak berminat membalas ocehan orang-orang di sana.
Taeyeon mengerti dari ekspresi yang Baekhyun perlihatkan, sedikit menyesal juga karena terus mengoceh dan menertawai pemuda itu. Lantas mencubit Jongin cukup keras, membuatnya memekik tertahan. Menyadari jika Baekhyun butuh waktu berdua dengan Yoona, susah payah Taeyeon memberi kode pada Jongin agar mengikutinya tanpa banyak bicara, meninggalkan dua orang yang saling tatap di sana.
"Kenapa tertawa?" tanya Baekhyun seketika membuat Yoona bungkam. "Itu lucu untuk kalian?" tambahnya.
"Aku yang menangis seperti orang sinting, melamun seperti orang depresi. Bukankah seharusnya aku mendapat empati? Kenapa ditertawakan?"
Baekhyun berdecih pelan sekaligus memalingkan wajahnya, "Tidak pernah sekali pun kau memberi tahuku.. Pergi.. Kembali lagi.. Pergi lagi.."
"Aku selalu terkejut.. Tidak pernah tau secara langsung.."
"Kenapa? Apa karena aku tidak cukup penting untuk tahu bagaimana keadaanmu?"
Yoona masih berdiam diri, tidak berbicara karena tahu Baekhyun hanya akan menyelah. Pemuda itu sedang emosi, jadi Yoona membiarkan Baekhyun mengeluarkan semua kekesalannya.
"Apa perlakuanku selama ini tidak cukup untuk memberi tahu kalau aku ingin selalu dengar kabar darimu? Apa kemarin itu tidak terlihat seberapa khawatirnya aku?"
"Tentang perasaanku, apa kurang pembuktianku untuk membuatmu percaya? Kau tidak percaya jika pria desa ini benar-benar jatuh cinta padamu?"
"Begitu?"
"Bahkan setelah dicampakkan.. Diam-diam aku berharap masih memiliki kesempatan."
"Aku sudah seserius itu, menyerahkan hidup dan matiku, apa masih terlihat bercanda?"
Oke, Yoona mendadak jengkel sekarang. "Kau masih banyak bicara seperti awal bertemu denganku." cibir gadis itu. "Waktu itu kau mengomel karena aku menyinggung tinggi badanmu. Padahal memang begitu kenyataannya, kau pendek, tapi bukan berarti aku masalah dengan itu. Kau tidak tahu alasanku melakukan itu tapi malah marah-marah." ujarnya.
"Sekarang juga masih begitu. Bukan karena aku tidak tahu atau pun tidak percaya. Aku punya alasan tapi kau malah mengomel."
Baekhyun mendelik saat Yoona memberi jeda, rasa-rasanya tangan Yoona ingin terangkat menusuk mata menyebalkan itu.
"Aku pergi dengan terpaksa, dan kembali karena tak sengaja.." ujar gadis itu, suaranya memelan. "Aku sudah berniat melupakan semuanya, tapi Luhan mengikatmu lagi padaku. Aku tidak tahu soal itu, jadi kuanggap tak sengaja." tambahnya memperjelas.
Dan Baekhyun hanya terfokus pada kata tak sengaja yang Yoona bilang.
Membuat Baekhyun mendengus tak habis pikir. "Jadi bagaimana caranya aku tahu kalau kau tak pernah berniat mengatakannya? Kau pikir aku bisa mendengar bagaimana kata hatimu? Kau pikir aku mampu menebak isi kepalamu?"
Rasa canggung itu kembali menguasai kala tak ada lagi yang berbicara. Baik Yoona atau pun Baekhyun hanya saling menatap, ingin sedikit meluruhkan ego, tapi tak ada kata yang keluar dari mulut keduanya.
Sampai akhirnya Yoona berjongkok frustrasi, menunduk menghindari tatapan Baekhyun. Membuat laki-laki itu terkesiap dan menatap bingung.
"Aku mengataimu pendek karena ingin dekat denganmu. Kubilang lukisanmu jelek karena aku tidak memiliki hal lain untuk kubicarakan denganmu. Itu alasanku. Lalu apa lagi yang mau kau dengar? Akan kujawab jujur." tutur Yoona cepat. Baekhyun juga bisa dengar gadis itu menahan tangisnya, ucapannya sedikit merengek, ditambah suaranya yang sengau. "Aku sudah jelaskan kenapa aku berbohong soal pernikahanku, aku juga sudah katakan kalau aku melakukannya agar kau tidak terlibat lagi.."
"Aku.."
Ucapan Yoona terhenti karena Baekhyun ikut berjongkok di depannya. Meraih tangan gadis itu yang hampir menutupi wajah, menghalangi pipinya yang basah.
Yoona sedikit mendongak menatap Baekhyun. "Apalagi yang ingin kau ketahui? Tanyakan saja! Kujawab jujur." tutur gadis itu.
Baekhyun terdiam sebentar lalu meyakinkan diri untuk bertanya, "Kau mencintaiku atau tidak?"
Yoona menggigit bibir bawahnya lalu mengangguk tanpa bersuara.
Saat itulah Baekhyun membawa tubuh Yoona untuk berdiri. Mengusap jejak air mata di pipi gadis itu. Namun rasanya sia-sia karena Yoona ingin menangis lagi setelah Baekhyun bertanya, "Mau peluk aku atau tidak?" seraya merentangkan kedua tangannya.
Tanpa pikir panjang, Yoona berhambur ke pelukan Baekhyun. Memeluk pria itu sambil terisak. Mencurahkan rasa rindunya, penyesalannya, semuanya. Sementara Baekhyun mengeratkan pelukannya, mengecup puncak kepala Yoona berkali-kali.
"Aku juga mau tanya.." kata Yoona seraya melepas pelukan Baekhyun.
"Tanya apa? Aku tidak merahasiakan apapun darimu." jelas Baekhyun.
Yoona menggeleng tanpa Baekhyun tahu maksudnya, tapi pertanyaan Yoona jelas membuat Baekhyun menahan tawa. Tanpa rasa malu, wanita itu bertanya, "Kenapa hanya peluk? Kau tidak mau cium aku?"
Jelas membuat Yoona mengerucutkan bibirnya karena kecewa dengan respon Baekhyun.
"Tapi sebelumnya harus kupastikan sesuatu." ujar Baekhyun. Yoona mempertanyakan hal itu lewat ekspresi wajahnya. Lantas Baekhyun melanjutkan. "Mau menikah denganku atau tidak?"
Yoona terdiam beberapa detik sampai akhirnya mencibir, "Apa hal itu masih perlu ditanyakan?"
"Hanya memastikan. Aku tidak bawa apa-apa untuk melamarmu. Aku hanya tanya." balas Baekhyun.
"Kalau begitu tanyakan lagi nanti setelah kau membeli cincin untuk melamarku." Yoona menanggapi.
"Deal." jawab Baekhyun, lalu bergerak mengikis jarak dan mempertemukan bibir keduanya.
Mencium Yoona, seperti yang diinginkan gadis itu. Lantas memperdalam ciumannya untuk mencurahkan rasa rindu.
Oke, Baekhyun si pria desa sudah lebih ahli sekarang. Yoona mengakui itu.
End.
***
Oke, epilog sudah publish, jadi cerita ini selesaiii.. Akhirnyaaaaa.. Aku ga gantungin kalian lagi karena slow update:')
Sekali lagi teman temannn, terima kasih yang udah mampir dan memberikan voment-nya..
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Of You ✔ | YoonBaek
FanfictionByun Baekhyun tidak pernah tahu tentang siklus yang dinamakan jatuh cinta. Pria tampan yang menghabiskan waktunya di desa itu hanya tahu bagaimana cara melukis dan mengusili teman, menjadi langganan detensi karena jarak rumah dan sekolah yang sangat...