Mendapat satu kesempatan dengan bantuan Taeyeon membuat Baekhyun mencoba untuk mempersiapkan dirinya. Sejak dilahirkan, Baekhyun tidak pernah membangun hidupnya dengan romansa cinta, ini kali pertama untuk Baekhyun mengumpulkan segala keberanian hanya untuk seorang wanita. Nyatanya lebih sulit daripada beralasan saat terlambat datang ke sekolah atau pun terlambat pulang ke rumah.
Bahkan ketika ia sudah tiba di lantai apartemen yang disebutkan Taeyeon, Baekhyun tidak mempersiapkan hal apa saja yang akan ia katakan. Seluruh pikirannya hanya terpaku pada mengumpulkan keberanian untuk berbicara dengan Yoona, tanpa tahu harus dari mana ia berbicara.
Sampai pada keterkejutannya mendapati telunjuknya sendiri menekan bel apartemen. Baekhyun berkeringat dingin.
Pintu terbuka dengan cepat.
"Kenap.."
Iya. Gadis itu di sana.
Menatap terkejut ke arah Baekhyun.
***
Yoona mempersilakan Baekhyun untuk masuk, meskipun sebenarnya ia ragu, ia tidak tahu harus beralasan apa jika Luhan bertanya. Keberadaan mereka di sana tidak diketahui siapa pun, atau mungkin Baekhyun memang tahu Yoona tinggal di Paris, tapi ia tidak pernah memberi tahu Baekhyun pasal tempat tinggalnya.
"Pasti Taeyeon-eonni." Tebak Yoona sembari menyimpan satu orange juice untuk Baekhyun.
Baekhyun mengangguk samar, memperhatikan Yoona yang duduk di hadapannya. "Apa kabar?"
"Aku baik. Kau sendiri?"
"Aku juga baik." Balas Baekhyun, membiarkan tatapannya melemah, berhenti menatap Yoona dan tertunduk penuh keraguan.
Baik? Ya, anggap saja begitu.
"Ada apa?"
Baekhyun sedikit terperangah dengan pertanyaan Yoona, rasanya seperti kehadirannya patut dipertanyakan.
Maka Baekhyun memberi tekanan pada kepalan tangannya, ia kembali menatap Yoona, tak sadar sampai berulang kali meneguk ludah, menyaring setiap kata yang akan ia ucapkan sampai benar-benar ampuh untuk meyakinkan Yoona.
"Kembalilah padaku."
Hening. Bahkan suara kendaraan yang biasa terdengar mendadak hilang dari pendengaran.
"Aku tidak bisa."
Lalu berdengung.
Baekhyun sudah menduga akan seperti ini. Mendapat sebuah penolakan. "Kenapa?"
"Jangan tanyakan apa yang sudah kujawab. Kau sudah tahu apa alasanku."
"Kau tidak pernah mencintaiku? Itu alasanmu? Aku baru sadar kalau kau itu pembohong, untuk itu aku datang."
"Aku tidak bohong." Suara Yoona mulai meninggi. Ia kesal karena Baekhyun keras kepala. Ia marah karena Baekhyun datang hanya untuk menggoyahkannya lagi. Setelah apa yang ia sepakati bersama Luhan, Yoona tidak mau lagi berurusan dengan Baekhyun, ia tidak mau membuat banyak orang terluka hanya karena masalahnya. Cukup Luhan yang sudah terlibat sejak awal, bersama dengan rencana mereka.
"KAU BOHONG! Kenapa? Karena orang-orang itu berniat membunuhku?"
Yoona hanya diam, ia paham betul ke arah mana pembicaraan Baekhyun. Bukan menjadi hal yang patut dipertanyakan untuk saat ini, yang jelas Yoona yakin Baekhyun sudah menyadari situasinya sekarang.
"Kau itu bodoh atau bagaimana? Mereka tidak akan membunuhku sebelum mendapat apa yang mereka mau. Karena itu kau pergi dariku? Setelah apa yang kupertaruhkan, kupikir kau akan berlari padaku, bersama denganku. Aku melakukannya bukan untuk dikasihani. Aku tahu aku hanya seorang bocah SMA, tapi aku punya harga diri. Kalau pun aku mati, itu pilihanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Of You ✔ | YoonBaek
FanfictionByun Baekhyun tidak pernah tahu tentang siklus yang dinamakan jatuh cinta. Pria tampan yang menghabiskan waktunya di desa itu hanya tahu bagaimana cara melukis dan mengusili teman, menjadi langganan detensi karena jarak rumah dan sekolah yang sangat...