Ketika kenangan itu kembali membuat Luhan rindu, tentang Yoona yang hidup sederhana di balik segala kemewahan yang mengelilinginya. Masih mengingatkan Luhan tentang bagaimana bisa ia jatuh hati pada gadis itu. Tapi siapa yang tahu, jika Yoona ingat, maka hanya mereka yang paham tentang rumitnya masa yang lalu. Karena Luhan jatuh hati, pemuda itu hanya ingin Yoona menerimanya tanpa mengingat perjanjian yang sebenarnya. Luhan menyadarinya, sangat, bahwa hubungan mereka cukup rumit untuk dijelaskan, kedekatan mereka dibatasi.
Sejak pagi tadi, sejauh mata memandang, awan gelap menggantung menutupi sinar mentari. Sepertinya sore akan cerah karena siang ini mendung sampai mengundang air hujan turun membasahi Seoul. Beberapa hari terakhir gerimis memang selalu datang menyapa sore lalu mentari akan cepat menggantikannya. Sepertinya musim semi akan segera tiba.Luhan mendudukan dirinya di depan papan nama bertuliskan Im Hyunjae. Tangannya bergerak menyentuh ukiran yang tergeletak di atas meja tersebut. Jarinya mulai mengusap perlahan bersamaan dengan sebuah kenangan yang kembali melintas dipikirannya. "Paman, bagaimana jika kami tidak berhasil?" Luhan bergumam.
"Kau tidak tahu bagaimana Oh Junsoo mencoba merebut milikmu, kenapa harus ada syarat?" Pemuda itu mulai menyentuh batang hidungnya lalu memijitnya pelan.
"Jika kuberitahu padamu, apa jantungmu akan bertahan, Paman? Teman lama sekaligus teman terdekatmu, Oh Junsoo, ayah Sehun, sedang mengkhianatimu saat ini."
"Seluruh hartamu akan menjadi milik Yoona setelah gadis itu menikah." Luhan menghela nafasnya. "Yoona harus segera mengingat masa lalunya. Dia harus tahu siapa aku."
Setelah itu, Luhan bangkit berdiri lalu berbalik hendak keluar. Ia nampak lusuh dilihat dari kemejanya yang sudah tidak terpasang sempurna di tubuhnya. Selama beberapa bulan ini, Luhan banyak disibukkan dengan urusan perusahaan padahal dirinya baru berniat untuk melanjutkan kuliah. Ia hanya melihat bagaimana sekretaris Park melakukan pekerjaannya, karena sejak awal, orang perusahaan terlanjur mengetahui bahwa Luhan tercantum dalam nama hak waris.
"Kupikir ada yang harus diubah dari rencana kita, Luhan."
Pemuda itu mendongak dan menatap Yoona yang berdiri di ambang pintu. Ia sedikit terkejut, "Kenapa kau di sini?" Tanya Luhan.
"Hanya ingin mengunjungi ruangan ayahku."
"Ah."
Yoona berjalan mendekat lalu berdiri di hadapan Luhan, ia menghela nafas sebentar kemudian memutuskan untuk berkata, "Aku tidak bisa melanjutkan rencana awal kita."
"Aku memiliki seseorang yang benar-benar ingin kunikahi."
Luhan tertegun. Ia meneguk ludah lalu bertanya, "Kau mengingatnya?"
"Hm."
Kali ini Luhan tidak tahu harus bereaksi seperti apa, ia senang karena Yoona mengingat masa lalunya, tapi gadis itu datang untuk menyudahi rencana mereka.
"Sejak awal kau memintaku untuk membantumu, karena aku temanmu, jadi aku tidak masalah."
"Maafkan aku, Lu. Aku mencintainya."
"Pernikahan yang kita rencanakan hanya agar harta warisan itu benar-benar menjadi atas namamu. Dengan begitu ayah Sehun akan sulit mendapatkannya."
"Maafkan aku." Ulang Yoona lagi.
"Tidak perlu meminta maaf, sejak awal, hubungan kita hanyalah sandiwara, aku sudah menyiapkan diri untuk keadaan begini, hanya saja aku tidak tahu jika akan secepat ini." Luhan terkekeh. Ia melanjutkan, "Apa dia tahu keadaanmu yang sebenarnya?"
Yoona menggeleng pelan lalu menunduk, "Dia tidak tahu, tapi dia sudah berjanji akan selalu bersamaku apapun yang terjadi."
"Siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Of You ✔ | YoonBaek
FanfictionByun Baekhyun tidak pernah tahu tentang siklus yang dinamakan jatuh cinta. Pria tampan yang menghabiskan waktunya di desa itu hanya tahu bagaimana cara melukis dan mengusili teman, menjadi langganan detensi karena jarak rumah dan sekolah yang sangat...