"Sudah satu tahun, Sehun. Kau bilang akan merebut semua harta Yoona setelah satu tahun."
Sehun menunduk ragu, ia tidak berani menatap mata ayahnya yang mengintimidasi dengan tegas. Waktu lalu ia berhasil mencapai kesepakatan dengan ayahnya, bahwa dirinya akan mendapat seluruh harta Yoona dalam waktu satu tahun. Tapi Sehun hanya menggertak, tak benar-benar ingin merebut harta Yoona. Itu pun atas saran dari Nara.
Nyatanya Sehun tak berbuat apapun selama satu tahun ini, pemuda itu hanya membiarkan Yoona mempersiapkan pernikahannya dengan Luhan, juga membiarkan Luhan mendalami ilmu bisnis.
Satu tahun yang damai, nyatanya hanya sementara. Ayahnya kembali membahas hal yang selalu Sehun hindari.
Seperti sekarang.
"Berikan Sehun waktu sebentar lagi, Paman." Nara menyahut.
"Sebentar lagi? Bahkan sudah hampir satu tahun tapi anakku ini tak melakukan apapun." ujar Oh Junsoo. "Rupanya kau hanya memberikan waktu istirahat untuk ayah, Sehun. Memang harus ayah yang turun tangan." imbuhnya.
Oh Junsoo hampir melangkah pergi jika saja Nara tidak menginterupsi.
"Aku yang akan pastikan Sehun mendapat semuanya, Paman."
Oh Junsoo berbalik, menatap keseriusan dari air wajah Nara, sementara Sehun terpaku di sebelahnya. Memang sejak awal, tekad Nara jauh lebih menggebu daripada anaknya. Oh Junsoo terkadang berpikir jika Nara lah yang lebih cocok menjadi anaknya, bukan Sehun yang penakut.
"Kau bisa pastikan itu?" tanya ayah Sehun.
Nara mengangguk mantap. "Ya. Nyawaku taruhannya."
Oh Junsoo tertawa keras, merasa bangga akan hadirnya Nara di sisi Sehun. Lantas melangkah pergi setelah menyetujui kebodohan gadis itu.
"Noona, kau merencanakan sesuatu? Kenapa berani berkata begitu pada ayahku?" tanya Sehun tak habis pikir.
"Lalu apa lagi? Membiarkan ayahmu yang turun tangan? Itu sama saja dengan membunuh kakakmu." tegas Nara.
"Ini sama saja kau membiarkan ayahku memenangkan segalanya. Noona, aku tidak mau ayahku bangga dengan keserakahannya. Aku tidak mau ayahku seperti itu."
"Ayolah Sehun, aku yakin Yoona juga akan dengan senang hati memberikan segalanya untukmu. Setelah melihat penderitaan apa yang kau alami, dia pasti tidak akan tega terus mempertahankan hartanya. Lagi pula ayahmu juga bilang jika harta ayah Yoona adalah miliknya, jadi tidak ada yang salah dengan memilikinya lagi."
Sehun menahan lengan Nara yang menarik dirinya pergi, membuat gadis itu berhenti.
"Noona, itu tidak benar. Aku tahu betul masa lalu ayahku dan ayah Yoona-noona. Itu murni persaingan bisnis, tidak ada yang mencuri ataupun dicuri. Bukan tidak mungkin Yoona-noona memberikan seluruh hartanya padaku, tapi dia tidak sendiri. Ada Luhan-hyeong, dan orang-orang kepercayaan mendiang Tuan Im di sana."
Nara mendesah kasar. Kesal karena Sehun yang keras kepala.
"Lalu sekarang kau mau apa? Membiarkan ayahmu melakukan cara kasar lagi pada Yoona?"
"Memang, tapi aku juga punya nyawa. Aku juga akan mempertaruhkan nyawaku untuk melindungi Yoona-noona. Setidaknya aku menolak untuk memberikan segalanya pada ayahku secara cuma-cuma."
"Sampai kapan, Sehun?" ujar Nara terdengar frustrasi.
"Sampai ayahku sadar, bahwa harta itu bukan segalanya."
Sehun melangkah pergi, meninggalkan Nara yang terdiam di tempat.
"Lalu bagaimana denganku? Apa artinya aku juga sedang mempertaruhkan nyawaku untukmu, Sehun?" Nara bergumam, mengingat kalimat yang tadi ia ucapkan pada Tuan Oh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Of You ✔ | YoonBaek
FanfictionByun Baekhyun tidak pernah tahu tentang siklus yang dinamakan jatuh cinta. Pria tampan yang menghabiskan waktunya di desa itu hanya tahu bagaimana cara melukis dan mengusili teman, menjadi langganan detensi karena jarak rumah dan sekolah yang sangat...