#27: Broke Up

260 54 6
                                    

Baekhyun duduk sendiri di lounge taman rumah sakit tempatnya dirawat. Ia sudah lepas infus, sebenarnya ada sedikit paksaan karena Baekhyun merasa tubuhnya sudah sangat sehat. Anggap lebam di wajahnya bukan sama dengan bagian tubuh karena kondisinya masih cukup memprihatinkan.

Baekhyun juga masih sedikit kesakitan di bagian perut jika terlalu banyak bergerak. Tendangan orang-orang itu sangat membekas dan melukai harga dirinya. Ia merasa seperti pecundang karena kalah dalam adu fisik.

Baekhyun mendadak ingat Yoona. Orang-orang bebas beranggapan jika pemuda itu sudah seperti budak cinta, dan Baekhyun tidak sekali pun memikirkan hal itu sebelum hari ini. Untuk hari ini Baekhyun mulai merasa kecewa karena Yoona tidak kunjung datang untuk menjenguk. Padahal sudah satu minggu Baekhyun dirawat. Segala macam pertanyaan mengantre di dalam otak Baekhyun, namun karena memang tidak ada yang menjawab, Baekhyun hanya berpikir jika Yoona masih belum tahu soal keadaannya.

Lagi pula mereka akan bertemu setelah Baekhyun keluar dari rumah sakit.

"Hyeong." Seseorang datang lalu duduk di samping Baekhyun. Dia terlihat kurang bersemangat. "Sudah makan siang?" Tanyanya.

"Kenapa kau bisa di sini Jian? Bukankah sekolahmu selesai pukul empat sore?" Baekhyun balik bertanya melihat adiknya datang seorang diri dan masih berseragam.

"Aku kurang enak badan jadi izin untuk pulang lebih dulu." Katanya.

Baekhyun mengernyit bingung. "Kau sakit? Hey, sejak kapan rumah sakit ini jadi tempatmu pulang?"

"Sejak kau dirawat di sini." Jian menjawab tanpa menoleh.

Tangan Baekhyun ia tempelkan di kening Jian, suhu tubuh anak itu tidak terlalu panas, tapi memang lebih tinggi dari biasanya. "Ayo ke ruang rawatku, kau harus istirahat." Baekhyun menarik tangan adiknya lantas berjalan lebih dulu.

Jian tahu. Dia hapal betul bagaimana kepribadian kakaknya itu. Jika dia tahu Jian sakit, Baekhyun pasti akan mengomel tanpa batas bahkan tidak segan untuk menyentil dahinya. Yang paling keterlaluan itu biasanya Baekhyun akan meminta Jian untuk sit up 10 kali hanya agar dia percaya.

Tapi saat ini tidak.

Hyeong-nya itu menjadi lebih pengertian dan dewasa. Jian senang tentu saja, dia mendapat perhatian dari kakak yang biasanya hanya bisa mengajaknya untuk bertengkar. Tapi di sisi lain, Jian harus bersedih karena ini pasti tentang Yoona. Jian marah karena perempuan yang mengubah Baekhyun adalah seseorang yang akan paling menyakiti hyeong-nya itu.

Meminta Baekhyun untuk pergi dari Yoona memang tidak mungkin bagi Jian, tapi dia juga tidak bisa membiarkan kakaknya terluka. Jian terlalu menyayangi Baekhyun.

"Hyeong." Jian memanggil Baekhyun ketika mereka masih di koridor, dan Baekhyun hanya menuntun Jian dalam diam. "Hm?"

"Kenapa aku belum melihat Yoona-noona datang?"

Baekhyun sedikit terkejut, ia hampir menghentikan langkah namun ia urungkan dan terus menuntun Jian. "Kenapa tiba-tiba bertanya begitu? Kupikir kau yang mencegah Yoona untuk datang. Kau tidak suka padanya kan?" Baekhyun terkekeh.

"Aku tidak sejahat itu Hyeong, aku memang tidak suka padanya. Tapi kau benar, ini hidupmu." Balas Jian.

"Mungkin harus aku yang menemuinya." Ujar Baekhyun.

"Dimana mana yang sakit lah yang dikunjungi."

"Hei, kau tahu pepatah lawas para ABG?"

Jian mengernyit bingung. Lalu Baekhyun melanjutkan, "Tidak pernah ada sejarah sel ovum mengejar sel sperma."

Sebenarnya Jian ingin tertawa, tapi ia sadar jika kakaknya itu sedang berusaha menghibur dirinya sendiri. Haruskah Jian menertawai usaha Baekhyun?

"Apa kau sedang mengajariku Biologi?" Jian merotasi matanya dan Baekhyun hanya tertawa.

Crazy Of You ✔ | YoonBaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang