#09: Like a Dream

498 86 14
                                    

Yoona berjalan mendekati air laut saat bibi Yoo mengizinkan gadis yang katanya keponakannya itu untuk bermain sebentar di sana. Sedang wanita paruh baya itu duduk lumayan jauh justru lebih dekat ke arah jalan pulang. Dia tersenyum melihat kelakuan Yoona yang seperti baru menginjakkan kaki di pasir bibir pantai.

Bukan belum pernah, mungkin Yoona memang lupa, tapi beberapa orang di luar sana mengetahui bagaimana Yoona yang dulu, sebelum kehilangan ingatannya.

Termasuk paman dan bibi Yoo yang beralasan hingga memperkenalkan Yoona sebagai keponakannya dari kota. Bukan yang sebenarnya.

"Bibi, apa dulu orang tuaku sering mengajakku ke pantai?" Yoona bertanya sambil ikut terduduk di samping wanita itu.

Mengingat hal itu, bibi Yoo berusaha untuk mengatur suaranya, ia ingin terlihat baik tapi apa bisa jika suaranya bergetar? Jantungnya berdegup cepat, bukan karena sebuah alasan bernama jatuh cinta, tapi ada beberapa hal yang dikatakan suaminya namun tidak sampai hati ia ungkapkan pada Yoona.

Dokter bilang jika cepat atau lambat, ingatan Yoona akan kembali tergantung banyaknya hal yang bersangkutan. Tapi mengingat Yoona bahkan tidak mengenal banyak orang di desa kecil ini, itu menjadikannya sulit dan memakan banyak waktu, sedang keadaan kacau di suatu tempat mengharuskan Yoona untuk segera mengingat kembali masa lalunya.

Seseorang yang kehilangan ingatannya bisa terlihat tenang karena lupa, tapi orang di luar sana bisa saja panik memikirkan hal yang ditinggalkan Yoona sebelum ia mengalami kecelakaan, sebelum gadis itu kehilangan ingatannya.

Yoona tersenyum kecut melihat bagaimana bibi Yoo berusaha untuk tidak menjawab pertanyaannya. Padahal Yoona menganggap ini hanya hal sederhana dimana bibi Yoo hanya tinggal menganggukan kepala.

"Bibi, kuharap sikap Baekhyun tidak berubah padaku."

Mengganti topik pembicaraan adalah hal yang tepat untuk menutupi rasa curiga Yoona mengenai orang tuanya. Ia menatap ekspresi bibi Yoo, dan sesuai dugaannya, wanita itu tidak mengerti.

"Ternyata aku suka jika Baekhyun bertindak jahil dan mengejekku. Bahkan saat mendengar ocehannya, hatiku menghangat." Ungkap Yoona.

"Satu dari beberapa hal yang harus kau ketahui, sejak dulu, kau jauh lebih cerewet dari Baekhyun."

"BENARKAH?" Yoona memekik. Sedang bibi Yoo hanya tersenyum.

"Ya ampun bibi, aku baru tahu soal itu. Pantas saja aku selalu ingin berbicara meskipun aku sedang sendirian. Kau tahu? Aku bahkan sempat mengira jika aku gila. Bahkan saat Baekhyun mengejekku rasanya aku ingin bersumpah serapah padanya, pantas saja aku suka sekali mendebatnya. Ya ampun ya ampun, bibi, apa itu benar?"

Bibi Yoo terkekeh lalu membenarkan letak rambut Yoona yang berantakan karena angin laut. "Yang tadi itu buktinya." Jawabnya.

Langsung saja Yoona menutup mulutnya rapat lalu sedikit mencebik.

"Ayo pulang! Sudah malam."

Yoona menggeleng. "Tidak bibi, aku akan menunggu paman." Katanya.

Beberapa kali paman Yoo berlayar dengan rekannya untuk menambah pasokan ikan ke kota, dan ini bukan pertama kalinya bagi Yoona diam menunggu di pinggir laut.

Di sini memang cukup ramai, bahkan jika jalanan gelap, maka tempat ini akan terlihat lebih terang. Beberapa nelayan ada yang sudah mengkilo ikan tangkapannya, tapi Yoona belum menemukan paman Yoo.

"Bibi harus memasak dulu, tidak baik menunggu sendirian, ayo ikut pulang!"

"Bibi kau mengenal hampir semua warga desa, mereka semua baik jadi tidak akan terjadi apa-apa. Aku hanya ingin menunggu paman."

Crazy Of You ✔ | YoonBaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang