KONTROL

3.3K 138 1
                                    


Ananda Alfi Kuncoro pov

    Berhubung sabtu minggu libur, Bagas menggunakan waktu berharga itu untuk ngapelin aku ke Jakarta. Yeiy !
Gantian dong biar adil pegel pegelnya geber motor karawang - jakarta sendirian.

Dan disanalah orang ganteng itu tiduran, didepan TV sambil ngemil kacang. Ih mas Bagas jangan ngemil kacang dong ntar jrawatan *eh salfok
Sebelum datang kesini, jauh jauh hari orang ganteng itu sudah berpesan bahwa ingin memakan sop ayam dan tempe goreng buatan ku. Memang terdengar sepele, tapi ya itulah makanan kesukaan Bagas. Untungnya aku bisa masak semua makanan yang dia suka, jadi gak rieweh gugling gugling nanya resep sama mbah google

"Bagas lepasin ih, aku lagi numis bumbu nih. Aku ga bisa gerak bebas kalo kamu meluk terus gini" rontaku tak suka sambil memasang muka horor se horor horornya .

Si empu pemilik tangan kekar yang lagi menglingkar indah di pinggang ku itupun memasang wajah cuek dan malah mengeratkan pelukan nya lalu menaruh dagu lancipnya di bahuku. Padahal tinggiku hanya sebatas dada bidangnya, dan dia terlihat kewalahan meletakkan dagunya. Rasain tuh! Suruh siapa genit .
Aku mengangkat penggorengan lalu  meniriskan bumbu nya, kemudian meletakkan panci kecil berisi air keatas kompor.
Sembari menunggu air itu mendidih, aku membalikkan badanku dan menatap Bagas disana .
Dia menaikkan alis , setengah mengendurkan pelukkan nya .

"Apa?" tanyanya tanpa dosa

"Jangan ganggu aku lagi masak ih, sana balik depan TV!!" Usirku sedikit ketus
"Kamu masak lama banget si, aku garing sendirian didepan TV" rengek lelaki ganteng berumur 20 tahun didepanku.

"Ini baru numis aja sayang, ayamnya aja belum direbus tuh liat " kataku sabar sambil nunjuk nunjuk sayap ayam mentah yang sudah dibersihkan

"Bodo amat ah, pokoknya kamu masak nya lama . Aku kangen 3 bulan ga ketemu"
entah kenapa, setelah kami LDR 6 bulan lamanya , bagas memang sedikit manja. Dan tak malu lagi menunjukkan semua sifat aslinya .

"Uluh uluh sebegitu ngangeninnya kah diriku?" candaku sambil mencubit perut bagas lalu disusul dengan tawa .

"Iya, kamu ngangenin banget! Puas dengernya? Sini ah bibirnya, pokoknya kamu hutang jatah ciuman 3 bulan ga ketemu aku"

Sedetik kemudian bibirku dan bibir Bagas bertemu, lidahku dan lidah Bagas saling membalas. Yang kurasakan, sejak tiap kali kami berciuman, ciuman Bagas semakin liar hingga aku gelagapan untuk mengimbanginya .

Duh Bagas mah gak romantis banget, masak iya si ciuman didapur. Kan bisa ciuman dikamar sepuasnya. Glek! Entah pikiran mesum dari setan mana!
Entah ini namanya kenikmatan apa, saat aku sadar bibir Bagas sudah turun ke leherku dan mengendus disana. Tangan nya lagi lagi berani grepe grepe area sensitif ku, payudara misalnya . Aku diam saja, mirip jablay memang!

Suara air mendidih dari panci kecil menyadarkan ku, selama itukah kami bercium ? Ck! Untung aku tersadar sebelum semuanya terlalu jauh .
Dengan cepat aku memasukkan sayap ayam dan tumisan bumbu ke dalam panci.

Bagas menatapku tak suka, karena aku dengan sengaja menghentikan aksinya.

"Kangen kangenan nya ntar lagi aku masak dulu " tegasku kuat sambil membuat adonan untuk menggoreng tempe tepung.
Seakan mendapat lampu kuning, orang ganteng itupun menurut untuk balik ke depan TV.
"Duh aku ini salah ngomong gak ya! Ntar kalo Bagas tambah liar kan aku gelagepan sendiri ngadepin nya. Dasar alfi tolol" umpatku menyadari kebodohan diri sendiri .

___

Riski Bagaskara pov

Aku merindukan wanita itu. Baru 10 menit menunggunya memasak didapur membuat ku tak sabar dan bosan. Ingin rasanya menatap wajah itu seharian. Tanpa ba bi bu aku langsung mengambil seribu langkah menghampirinya didapur. Memeluknya dari belakang, dan mengendus wangi tubuhnya di tengkuk leher putih nan mulus itu. Dia meronta tak suka karena aku dianggap mengganggu kegiatannya memasak makanan yang ku sukai.
Ah! Tiap melihat tubuhnya pasti membuat libido ku ingin dipuaskan.

LUCKY GIRL~(PRIVATE ACAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang