TRAGEDI LEMON TEA

3.1K 164 0
                                    

Surabaya yang panasnya gak jauh beda dengan Jakarta.
Hari ini satu hari telah dinikmati. Kontrakan baru, kereta baru dan teman baru.
Perkenalkan tetangga sebelah kontrakanku bernama Rani. Baru 2 hari kenal kami sudah sangat akrab. Kami seprofesi, bedanya dia baru setahun kerja jadi prami. Sedangkan aku, kontrakku tinggal 6 bulan lagi hahahaha 😂😂 . Siap siap cari kerja lagi .

___

1 bulan berlalu. Aku mulai mencintai Surabaya. Mencintai makananannya, mallnya, wisatanya dan orang orangnya .

Aku menatap peron peron nanar. Suara kereta masih sangat jelas terdengar. Meninggalkan kerinduan terdalam untuk orang orang yang ditinggalkan pergi jauh, sama seperti ku.

Kulihat adegan wanita yang menangis sesenggukan sambil melambaikan tangan ke kereta.
Ah, adegan yang sama seperti aku dan Bagas dulu. Bedanya dia baru mulai terpisah dengan jarak, sedangkan aku sudah 1 bulan tepat menikmati jarak.

Bulan ini dia tak bisa datang, suaranya yang memintaku menunggu di stasiun Gubeng masih terngiang jelas. Alasannya di PT banyak kerjaan yang numpuk. Harusnya aku bangga, dia kini sudah naik jabatan menjadi Supervisor. Jauh di lubuk hatiku aku memang bangga, hanya saja rasa itu kalah jumlah dengan rasa kecewa .
Aku juga ingat percakapan tempo hari, dia berbicara dengan suara meledak ledak bahwa ia merindukanku dan ingin segera menyusulku. Tapi hatiku hancur berkeping keping ketika mendengar kabar bahwa dia sibuk, dan parahnya dia ternyata belum pesan tiket kereta sama sekali. Dia bohong.

Namun aku tak mau larut oleh rasa curiga. Biarkan Tuhan yang mempertemukan kita, mungkin kenyataannya memang benar dia sibuk. Aku tak boleh berpikiran macam macam.

"Hey Alfi, kenapa bengong? Ntar kesambet setan looh" kata masinis yang bernama Rayhan dengan suara ala ala berbisik.
Tak banyak yang tau cerita LDR ku, hanya orang orang tertentu. Tapi mas Rayhan tau karena dia pacarnya Rani, aku biasa memanggilnya Rey. Tapi yang kubenci dari Mas Rey adalah dia selalu berusaha menjodoh jodohkanku dengan Mas Ali.
Aku hanya mesem tipis menanggapi kata kata mas Rey.

"Kesambet ataupun kesurupan gakpapa biar bisa nyekek Mas Rey" jawabku garang dengan gaya ingin mencekik mas Rey.

"Aduduw jangan dicekek dong Fi, mas belum kawin sama Rani" kami terkekeh geli.
Kulihat dari tadi mas Rey memegang 2 lemon tea ditangannya. Dia menyodorkan 1 untukku.

"Mas tau, kamu pasti nunggu Bagas kan. Tapi Bagas gak dateng. Diminum nih, biar galaumu ilang"

Aku memang selalu beruntung, dikelilingi orang orang yang sayang dan peduli padaku.
Tiba tiba Rani datang dan langsung memeluk leher kekasihnya itu dengan agresif. Duh Rani, gak liat ada orang envy disebelahnya. Parahnya lagi, mas Rey dengan santai menanggapi kelakuan mesra Rani. Tepok jidat pake batu di Rel deh !

Rani menatap lemon tea ditanganku dan ditangan kekasih nya bergantian. Aku langsung paham akan itu.

"Ni buat kamu aja Ran, belum aku minum sama sekali kok" kataku sambil menyodorkan lemon tea ku ke Rani. Dia duduk di sebelahku, tersenyum lembut lalu memeluk ku.

"Buat kamu aja, yang sabar ya mbak. Aku tau pasti mbak kangen banget sama Bagas. Aku bisa kok segelas berdua sama mas Rey. Ya gak mas?"
Kedua pasangan itu saling melempar tatapan genit, aku hanya memutar bola mataku jengah.

"Mau pulang bareng gak?" tanya Rani tibatiba. Pasangan alay itu sudah bergandengan tangan akan keluar meninggalkan Gubeng.

"Duluan aja" jawabku jutek sambil menyedot lemon tea hingga tersisa setengah gelas.

Aku masih asik memandangi orang orang distasiun ini. Berharap tibatiba Bagas muncul memberi kejutan.
Namun nihil, aku tak menemukannya sama sekali.
Aku berniat pergi namun,

LUCKY GIRL~(PRIVATE ACAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang