TES

3.6K 183 1
                                    

Kesampingkan dulu masalah undangan.

Aku harus mandi lalu makan malam. Dikamar mandi aku memikirkan, apakah aku akan datang ke pesta pernikahan Bagas atau tidak.
Kalau iya artinya aku harus pulang ke Jogja lagi.

Kuturuni anak tangga setelah selesai mandi.
Abangku sudah duduk didepan TV dengan antengnya.
Papa Mama sedang keluar kota. Kunjungan ke kantor kantor cabang.
Bang Gio family sedang berkunjung ke Bandung, rumah orang tua mbak Adel.

"Duduk sini dek" perintah abangku menepuk nepuk sofa disebelahnya. Aku hanya mengangguk sambil menarik selimut disamping abangku.

"Abang tidur dirumah???"

"Enggak, ntar juga pulang." jawabnya singkat sambil menghabiskan stok pie nanas terakhir lalu bilang "bikin lagi ya, buat ngemil di asrama" .
Hadeuh dasar abangku!

Malam semakin larut. Kini sudah tengah malam tapi aku belum bisa tidur juga.

"Belum ngantuk juga??" tanya abangku sambil nguap. Pahanya kujadikan bantal tidur disofa.

"Belum bang" rengekku manja karena minta ditemani sampai tidur dengan alibi takut dirumah sendirian. Alhasil abangku ini belum balik ke batalyon lagi.

____

Seingatku aku tidur pukul 1 pagi.
Bang Izan sudah tidur duluan tapi aku cuek saja tetap tiduran di pahanya.

Subuh berkumandang, orang yang pertama bangun adalah mbok Ikem.

"Den bangun den " begitulah usaha mbok Ikem membangunkan kami.

Hingga 1 jam berlalu dan kami baru mau bangun dari tidur.

"Jam berapa mbok??" tanya abangku sambil mengucek ngucek matanya.

Aku cuek saja sambil menarik selimutku lebih dalam lagi.

"Setengah enam den" jawab simbok sambil berlalu.

"Hah?? Kenapa gak bangunin dari tadi??" bang Izan kaget dan langsung ambil posisi berdiri menyisakan kepalaku yang tetiba terpental disofa.

"Mbok udah bangunin dari adzan subuh"

Bang Izan langsung ngacir kekamarnya lalu 5 menit kemudian sudah keluar dengan penampilan rapi menggunakan seragam dorengnya.

"Kunci motormu mana? Abang pinjem" pinta bang Izan duduk lagi di sofa tempatku tidur sambil melipat lengan seragamnya.

"Yee mana tau, orang kemarin katanya motorku mau dibawa balik sama temen abang. Gak boleh pinjem ah, katanya gak bakalan minjem." kataku mengingatkan.

"Aduh, kemarin malem pas temen abang balikin motor , kuncinya abang taruh mana ya??" sambil menepuk jidat lalu berjalan kesana kemari mencari kunci.

"Bangun ih, bungkusin makanan apa aja buat dibawa ke asrama" perintah abangku sambil menarik selimut yang kukenakan.

Mau tak mau aku bangun lalu bergegas ke dapur.
Membungkus makanan apapun yang kukira bisa untuk sarapan dan cemilan.

Kunci motor ketemu.
Ternyata ditaruh di meja dekat telepon rumah.

Aku melepas abangku dengan tergesa gesa.
Dia merebut tas jinjing kecil yang berisi aneka makanan dengan lembut kendati pengen cepetan melesat.

"Dirumah sendirian ati ati ya " pesannya sambil mengecup keningku.
Masih sempet ya, hmm~

"Aku kalau mau kemana mana naik apa bang??" rengekku.

"Pake mobil abang aja. Ni kuncinya"

"Abang ngejek aku?? Aku gak bisa nyetir mobil"

"Ada mang Dadang. Lagian mau kemana si? Gak usah kelayapan deh."

LUCKY GIRL~(PRIVATE ACAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang